ndonesia bisa jadi kekurangan dana untuk membereskan rencana transisi energi. Risikonya, negara tidak akan mencapai target pengurangan emisi, terutama target tujuh tahun ke depan.
Wakil Ketua Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) Paul Butarbutar mengatakan pada hari Rabu bahwa sebagai bagian dari program pengurangan emisi, negara perlu biaya untuk mendanai proyek-proyek yang secara hitungan komersial tidak layak, misalnya penghentian operasional pembangkit listrik tenaga batu bara lebih dini.
Sejauh ini, Indonesia baru mendapat dana sebesar $500 juta dolar Amerika dari Climate Investment Fund (CIF) berdasarkan Mekanisme Transisi Energi (Energy Transition Mechanism atau ETM) yang ditandatangani tahun lalu. Dana tersebut berbentuk pembiayaan konsesi, yang oleh Bank Pembangunan Asia (ADB) digambarkan sebagai ekuitas atau utang berbiaya rendah.
“Selain itu, kami tidak punya uang lagi,” kata Paul kepada yang hadir di salah satu acara tambahan, bagian dari Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN.
Paul mengatakan bahwa Indonesia dijanjikan menerima $20 miliar di bawah program JETP. Dana tersebut terdiri atas $10 miliar dana publik dalam bentuk hibah, dan pinjaman lunak dari bank pembangunan multinasional serta International Partners Group (IPG) yang dipimpin bersama oleh Amerika Serikat dan Jepang. $10 miliar lainnya berasal dari investasi lembaga keuangan swasta yang dikoordinasikan melalui Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ).
Namun, menurut Paul, Sekretariat JETP sejauh ini hanya menerima kurang dari $300 juta dalam bentuk hibah. Dari jumlah tersebut, sekitar setengahnya dialokasikan untuk membiayai bantuan teknis, bukan untuk proyek aktual.
“Jika [dana yang cukup] tidak [tersedia], mungkin kita harus menjalankan skenario kita sendiri, yang artinya kita tidak akan memenuhi target tahun 2030. Kita dapat menghitung ulang dan jalan terus dengan target lain untuk tahun-tahun berikutnya,” kata Paul.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Thank you for sharing your thoughts.
We appreciate your feedback.