TheJakartaPost

Please Update your browser

Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.

Jakarta Post

Anggaran milik Prabowo

Ketidakpastian global akan terus berlanjut setidaknya hingga tahun depan. Indonesia butuh semua dukungan yang bisa diperoleh di sisi fiskal, agar roda perekonomian domestik tetap berjalan.

Editorial board (The Jakarta Post)
Jakarta
Mon, August 19, 2024 Published on Aug. 18, 2024 Published on 2024-08-18T16:12:40+07:00

Change text size

Gift Premium Articles
to Anyone

Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Anggaran milik Prabowo President Joko “Jokowi“ Widodo (right) shakes hands with defense minister and president-elect Prabowo Subianto during the national flag-raising ceremony marking the country's 79th Independence Day in the future capital city of Nusantara in East Kalimantan on Aug. 17, 2024. (Reuters/Willy Kurniawan)
Read in English

Rancangan anggaran 2025 sudah siap. Rancangan itu adalah yang pertama dikerjakan presiden terpilih Prabowo Subianto.

Rencana yang disusun oleh pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo berpegang pada batasan aman yang ditentukan oleh Undang-Undang Keuangan Negara kita. UU tersebut membatasi defisit fiskal tidak lebih dari 3 persen dari produk domestik bruto (PDB). Total utang yang masih harus dibayar juga dibatasi hingga 60 persen dari PDB.

Rancangan yang disajikan pada Jumat kemarin mengusulkan defisit sebesar 2,53 persen dari PDB dan angka rasio utang bruto terhadap PDB yang sedikit di bawah 39 persen.

Sementara itu, untuk asumsi ekonomi yang menjadi bagian dari rencana anggaran, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen pada 2025. Angka proyeksi pertumbuhan itu sama dengan yang ditetapkan untuk tahun ini. Namun, sesungguhnya proyeksi ini masih digantungi pertanyaan, mengingat ketidakpastian ekonomi global yang terus berlanjut.

Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia sama-sama memperkirakan bahwa, tahun depan, ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh sebesar 5,1 persen. Sementara proyeksi PDB Indonesia dari kedua institusi tersebut untuk tahun ini hanya 5 persen, di bawah perkiraan pemerintah yang memproyeksikan angka 5,2 persen.

Sebagian besar dari anggaran yang diusulkan untuk tahun depan masih belum pasti, karena anggaran belum menentukan alokasi dana untuk banyak rencana pengeluaran. Beberapa pihak mengkhawatirkan kondisi tersebut.

Viewpoint

Every Thursday

Whether you're looking to broaden your horizons or stay informed on the latest developments, "Viewpoint" is the perfect source for anyone seeking to engage with the issues that matter most.

By registering, you agree with The Jakarta Post's

Thank You

for signing up our newsletter!

Please check your email for your newsletter subscription.

View More Newsletter

Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menunjukkan bahwa anggaran yang diajukan adalah anggaran transisi. Banyak aspek yang masih menunggu kepastian dari siapa pun yang nantinya duduk di pemerintahan berikutnya. Dan tentu saja semua akan tergantung pada tujuan yang ingin dicapai Prabowo.

Bagaimanapun juga, kita harus mengingatkan Prabowo bahwa ketidakpastian global akan terus berlanjut, setidaknya hingga tahun depan. Di sisi fiskal, Indonesia akan butuh semua dukungan yang dapat diperoleh, untuk menjaga agar roda perekonomian domestik tetap berjalan. Ekonomi harus dijaga dalam menghadapi potensi melemahnya permintaan barang ekspor dari Indonesia.

Ada harapan akan terjadi penurunan suku bunga. Tetapi hal itu tidak akan cukup untuk memperbaiki kesulitan ekonomi yang terjadi selama dua tahun terakhir. Ekonomi masih terdampak kebijakan moneter yang sifatnya "lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama" yang dipelopori oleh Federal Reserve Amerika Serikat.

Kita tahu bahwa Prabowo tentu ingin segera memulai banyak janji kampanyenya. Tetapi, kami desak presiden terpilih untuk melakukan hal yang harus dilakukannya agar perekonomian terjaga, sebelum mengerjakan daftar tugasnya sendiri.

Silakan saja melaksanakan janji-janji kampanye yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengimbangi kelemahan eksternal. Kuncinya adalah mengkalibrasi kebijakan anggaran dalam menanggapi perkembangan global dan domestik, dengan memberikan stimulus sebanyak yang dibutuhkan. Tetapi, tetap saja stimulus tidak dapat terlalu besar agar tidak merusak prinsip kehati-hatian dan stabilitas fiskal.

Menghadapi tahun depan juga akan terbukti sulit, mengingat bahwa Prabowo akan mewarisi segalanya dari pemerintahan saat ini, hal-hal baik maupun hal-hal buruk.

Presiden Jokowi meninggalkan banyak tugas yang belum selesai. Salah satunya adalah rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen. Belum lagi rencana kenaikan cukai plastik dan minuman berpemanis. Beberapa inisiatif tersebut dapat berperan penting dalam meningkatkan pendapatan dan menekan defisit, meski bukan tanpa efek samping.

Warisan masa lalu juga termasuk pengeluaran yang berdampak jangka panjang pada anggaran negara. Pembangunan ibu kota masa depan Nusantara dan defisit dari kereta api cepat Jakarta-Bandung Whoosh, hanya dua di antara proyek-proyek lainn

Beberapa tugas ini akan menghadirkan pilihan yang sulit bagi Prabowo antara mengejar prioritasnya sendiri dan menindaklanjuti proyek-proyek lama. Setiap pilihan harus mengacu pada kepentingan nasional. Dan kepentingan nasional harus jadi satu-satunya patokan.

Untuk saat ini, hanya sedikit yang dapat dilakukan Presiden Jokowi dalam masa transisi. Terkait kebijakan anggaran, publik harus bersiap menerima jawaban yang tidak memuaskan yang diberikan oleh pemerintahan saat ini.

Masih harus dilihat apakah pemerintahan yang akan datang dapat menepati janji untuk bersikap hati-hati dalam mengelola keuangan.

Tahun depan akan menjadi awal bagi Prabowo, tetapi hanya waktu yang dapat menjawab apakah sepanjang tahun kondisinya akan tetap sama. Selama lima tahun mendatang, pemerintahan berikut perlu membuktikan bahwa kehati-hatian yang diperjuangkan dengan keras tersebut adalah langkah yang masih dipertahankan negara.

Your Opinion Matters

Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.

Enter at least 30 characters
0 / 30

Thank You

Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.

Share options

Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!

Change text size options

Customize your reading experience by adjusting the text size to small, medium, or large—find what’s most comfortable for you.

Gift Premium Articles
to Anyone

Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!

Continue in the app

Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.