TheJakartaPost

Please Update your browser

Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.

Jakarta Post

Upaya pencegahan yang lebih baik

Rencana pemerintah untuk memperkenalkan program pemeriksaan kesehatan yang baru merupakan langkah menuju penegakan hak masyarakat atas kesehatan, yang dijamin oleh konstitusi.

Editorial board (The Jakarta Post)
Jakarta
Wed, November 13, 2024 Published on Nov. 12, 2024 Published on 2024-11-12T00:20:47+07:00

Change text size

Gift Premium Articles
to Anyone

Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Upaya pencegahan yang lebih baik Health workers examine a child on April 24, 2024, to determine if he is fit to receive a vaccine. (Antara/Sulthony Hasanuddin)
Read in English

Kami ikut mengapresiasi rencana pemerintah untuk menyediakan pemeriksaan kesehatan tahunan gratis bagi semua warga negara, dengan tujuan mengurangi beban negara akibat penyakit.

Baru-baru ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan bahwa mulai tahun depan, semua warga Indonesia akan memenuhi syarat untuk pemeriksaan kesehatan gratis. Pemeriksaan akan dilakukan di Puskesmas setempat pada hari ulang tahun mereka.

Program baru ini melengkapi pemeriksaan gratis yang sudah ada untuk 14 penyakit mematikan yang paling umum, yang diluncurkan kementerian tahun lalu.

Kita bisa saja berharap pemerintah mencetuskan ide ini sejak dulu. Tapi paling tidak, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Rencananya, program tersebut akan menyediakan berbagai jenis pemeriksaan kesehatan sesuai usia dan jenis kelamin seseorang.

Misalnya, pemeriksaan untuk anak-anak di bawah usia 5 tahun akan meliputi pemeriksaan kondisi yang sudah ada sebelumnya. Pemeriksaan untuk anak juga meliputi cacat lahir yang dapat mengganggu pertumbuhan, perkembangan otak, dan pemeriksaan metabolisme, seperti hipotiroidisme kongenital.

Viewpoint

Every Thursday

Whether you're looking to broaden your horizons or stay informed on the latest developments, "Viewpoint" is the perfect source for anyone seeking to engage with the issues that matter most.

By registering, you agree with The Jakarta Post's

Thank You

for signing up our newsletter!

Please check your email for your newsletter subscription.

View More Newsletter

Sementara itu, anak-anak dan remaja hingga usia 18 tahun akan diperiksa untuk kemungkinan obesitas, diabetes, serta kesehatan mulut. Sedangkan pemeriksaan untuk orang dewasa meliputi pemeriksaan umum terkait kanker, khususnya kanker serviks dan payudara untuk perempuan, serta kanker prostat untuk laki-laki.

Warga lanjut usia akan diperiksa untuk berbagai kondisi dan gangguan yang terkait dengan usia lanjut, termasuk penyakit Alzheimer dan osteoporosis.

Secara keseluruhan, ini adalah program perawatan kesehatan preventif yang sangat baik untuk melindungi masyarakat Indonesia.

Namun, tetap kami tidak menyetujui uraian pak menteri yang mengatakan bahwa pemeriksaan kesehatan ini adalah "hadiah ulang tahun dari negara" untuk masyarakat. Karena dengan menyebutnya seperti itu, menyiratkan bahwa program tersebut merupakan tindakan altruisme dari pihak negara sebagai pihak yang paling baik dan murah hati.

Kami tidak setuju anggapan itu karena kesehatan merupakan bagian mendasar dari hak asasi manusia, yang sangat diperlukan untuk menjalani kehidupan yang bermartabat.

Hak untuk menikmati standar kesehatan fisik dan mental yang paling tinggi yang dapat dicapai pertama kali diutarakan dalam Konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO) tahun 1946. Dalam bagian pembukaan dokumen tersebut, kesehatan didefinisikan sebagai “keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh, dan bukan hanya sekadar terbebas dari penyakit atau kondisi lemah”.

Konstitusi kita juga menjunjung tinggi hak warga negara atas kesehatan. Pasal 28H, ayat 3 konstitusi yang diamandemen telah menyatakan bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial. Dengan demikian, setiap warga negara dapat bertumbuh sepenuhnya sebagai manusia dan hidup bermartabat.

Program pemeriksaan kesehatan yang baru ini sungguh tepat waktu, mengingat sebagian besar penduduk Indonesia menderita berbagai penyakit tidak menular (PTM). Yang termasuk PTM adalah hipertensi yang diderita oleh 30 persen masyarakat, dan diabetes yang diidap oleh 10 persen warga negara. Angka tersebut merupakan data dari Survei Kesehatan Indonesia 2023. Sementara survei tahun 2020 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa PTM menjadi penyebab 87 persen angka kematian di seluruh negeri.

Selain itu, jumlah klaim terkait PTM di antara pemegang polis Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) meningkat setiap tahunnya. Jika tren ini terus berlanjut, yaitu jika kenaikan penderita PTM terus naik dalam jumlah yang sama, maka dalam dua tahun saja JKN diproyeksikan tidak akan mampu menanggung biaya kesehatan gabungan dari semua pemegang polis yaitu  271 juta rakyat Indonesia.

Hampir satu dekade lalu, Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) memperkirakan bahwa Indonesia akan menderita kerugian finansial hingga $4,47 triliun dolar Amerika akibat PTM yang terjadi pada 2012-2030. Artinya PTM menyerap 20 persen dari produk domestik bruto (PDB) untuk periode tersebut.

Di sisi lain, menurut Kementerian Kesehatan, Indonesia dapat memangkas beban ekonominya hingga $1,6 triliun dengan hanya menurunkan angka kematian beberapa PTM.

Kesadaran masyarakat secara keseluruhan akan kesehatan dan kebersihan yang baik telah meningkat, dan ini telah menyebabkan semakin banyak perusahaan makanan dan minuman yang memproduksi produk dengan kandungan gula yang lebih sedikit. Kita juga telah melihat kebijakan yang lebih kuat serta tindakan keras terhadap kebiasaan merokok.

Penambahan program pemeriksaan tahunan gratis yang baru ini pada langkah yang sudah dijalankan, dapat makin memperkuat tindakan pencegahan yang saat ini dilakukan. Tampaknya  kita semua sepakat bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati.

Your Opinion Matters

Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.

Enter at least 30 characters
0 / 30

Thank You

Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.

Share options

Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!

Change text size options

Customize your reading experience by adjusting the text size to small, medium, or large—find what’s most comfortable for you.

Gift Premium Articles
to Anyone

Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!

Continue in the app

Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.