Ketua Partai Golkar Airlangga Hartarto berupaya meredam naiknya tingkat ketidaksetujuan pada kepemimpinannya, dengan berusaha mengarahkan langkah partai menuju pemilihan presiden tahun depan.

Ketidakpuasan muncul di internal Golkar. Jelang pemilu, para anggota mulai merasa arahan partai “tidak jelas”. Airlangga sudah lama mengincar kesempatan untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden, tetapi jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa popularitasnya tetap rendah.

Melihat kondisi terakhir, Airlangga membuka opsi mendukung pencalonan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Ganjar termasuk tiga besar kandidat calon presiden terpopuler di berbagai jajak pendapat.

Airlangga mengemukakan potensi dukungan itu saat menjamu politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani dan rombongannya pada Kamis lalu di kediaman pribadinya di Jakarta Selatan. Airlangga dan Puan membahas potensi kerja sama menyambut pemilihan presiden mendatang.

Golkar, pada April lalu, sempat mengisyaratkan keengganan untuk berkolaborasi dengan PDIP. Namun, saat beramah-tamah dalam pertemuan Kamis lalu, Airlangga menyerahkan buket mawar kuning dan merah kepada Puan. Warna bunga mewakili warna kedua partai. Kedua politisi kemudian mengatakan telah menemukan kesepakatan dan akan terus mencapai titik temu untuk menghadapi berbagai persoalan politik.

Di akhir pertemuan, Airlangga dan Puan mengatakan bahwa kedua partai akan bersama-sama membentuk tim teknis untuk membahas potensi aliansi secara rinci. Mereka juga mengajukan saran penyatuan kelompok politik untuk pemilihan presiden yang akan datang.

“Masih banyak hal yang perlu kami diskusikan,” kata Airlangga. “Tapi tadi kami sudah sepakat mencari titik temu dalam hal teknis.”

Popular

Indonesia to respond appropriately to South China Sea incidents, official says

Bakamla drives Chinese ship from disputed waters again

Former minister Thomas Lembong's arrest raises political questions