Gubernur BI mengatakan bahwa keputusan tak terduga bank sentral sebagian didorong oleh berkurangnya ketidakpastian seputar kebijakan AS dari pemerintahan Trump yang akan datang.
Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen. Alasan yang diajukan adalah "dampak yang lebih terukur" dari terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat, serta kebutuhan untuk memperkuat ekonomi domestik yang sedang lesu.
Pemangkasan suku bunga tersebut berlawanan dengan ekspektasi para analis, termasuk di Moody's Analytics. Para analis memperkirakan bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga acuannya pada 6 persen.
Keputusan ini menandai kali kedua BI memangkas suku bunga acuannya dalam upaya untuk menurunkan kembali biaya pinjaman. Pemangkasan dilakukan setelah periode pengetatan kebijakan moneter yang dimulai pada Agustus 2022. Saat itu, BI menaikkan suku bunga acuan domestik sebesar total 250 bps hingga mencapai puncaknya pada 6,25 persen di April 2024.
Bank sentral mengubah arah pada September tahun lalu, dengan memangkas suku bunga sebesar 25 bps menjadi 6 persen.
Setelah pertemuan kebijakan bulanan pada Rabu 15 Januari di Jakarta, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa keputusan tersebut sejalan dengan ekspektasi bahwa inflasi akan tetap rendah, yaitu dalam kisaran target 1,5 hingga 3,5 persen.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.