TheJakartaPost

Please Update your browser

Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.

Jakarta Post

Rumah Sakit Indonesia di Gaza

Editorial board (The Jakarta Post)
Jakarta
Thu, November 9, 2023

Share This Article

Change Size

Rumah Sakit Indonesia di Gaza Collapsed ceilings in one of the wings of the Indonesia Hospital in Gaza are seen in this photo taken on Nov. 1, 2023. The hospital suffered damage from an Israeli attack on Oct. 25, causing a power and internet blackout that meant hospital workers lost contact with Jakarta for 40 hours. (-/Courtesy of MER-C)
Read in English

H

ari Senin, 6 November, Kementerian Luar Negeri RI secara terbuka membela Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza dari tudingan Israel. Israel menuduh fasilitas kesehatan yang didanai swasta tersebut terkait dengan Hamas, kelompok militan Palestina yang melancarkan serangan mendadak ke Israel pada 7 Oktober lalu. Keputusan kementerian untuk melakukan pembelaan adalah keputusan tepat, meskipun sudah sangat terlambat.

Dalam konferensi pers dengan wartawan asing pada hari Minggu, juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan bahwa RS Indonesia telah dibangun oleh Hamas "di lokasi yang berada di atas jaringan terowongan Hamas, untuk menyembunyikan benteng bawah tanah".

“Hamas secara sistematis membangun RS Indonesia untuk menyamarkan infrastruktur teror bawah tanahnya,” kata Hagari.

Mari mendukung langkah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk melakukan pembelaan bagi rumah sakit tersebut. Bagaimana pun, RS Indonesia telah menjalakan pekerjaan kemanusiaan di Gaza. RS ini awalnya dibangun dengan skema pendanaan yang melibatkan masyarakat atau crowdfunding. Pihak swasta kemudian turut serta membangun rumah sakit tersebut sebagai bukti kontribusi nyata Indonesia terhadap perjuangan bangsa Palestina.

Indonesia secara konsisten mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk mencapai kemerdekaan melalui Solusi Dua Negara Palestina dan Israel. Dalam konsep ini, dua negara yang bertikai harus mengakui satu sama lain.

“RS Indonesia di Gaza adalah fasilitas yang dibangun oleh masyarakat Indonesia sepenuhnya untuk tujuan kemanusiaan dan melayani kebutuhan medis warga Palestina di Gaza,” kata Kementerian Luar Negeri dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Senin. Pihak berwenang Palestina menjalankan rumah sakit tersebut dengan bantuan beberapa relawan Indonesia.

Viewpoint

Every Thursday

Whether you're looking to broaden your horizons or stay informed on the latest developments, "Viewpoint" is the perfect source for anyone seeking to engage with the issues that matter most.

By registering, you agree with The Jakarta Post's

Thank You

for signing up our newsletter!

Please check your email for your newsletter subscription.

View More Newsletter

Sayangnya, terdapat persepsi luas mengenai keengganan pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo untuk mengakui kontribusi rumah sakit tersebut. Mungkin karena organisasi di baliknya, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), bukanlah pendukung pemerintah.

Kurangnya pengakuan pemerintah atas kerja kemanusiaan rumah sakit hanya akan melemahkan kebijakan luar negeri Indonesia. Bagaimana pun, pemerintah membutuhkan bantuan dari sektor swasta, masyarakat, serta individu dalam memenuhi kewajiban internasionalnya.

Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, yang segera dibalas oleh Israel dengan operasi militer skala besar, RS Indonesia menjadi sorotan media internasional. RS tersebut telah diliput oleh saluran TV terkemuka seperti CNN, BBC, dan Al-Jazeera, serta kantor berita global seperti Reuters, AFP, AP, dan Bloomberg.

Masyarakat Indonesia patut berbangga atas kerja kemanusiaan yang dilakukan rumah sakit tersebut, serta pengorbanan para tenaga medis dan relawannya. Beberapa hari lalu, seorang dokter Palestina lulusan Universitas Negeri 11 Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah, dikabarkan tewas akibat serangan udara Israel terhadap rumah sakit tersebut.

Indonesia bukanlah negara kaya, namun kelompok seperti MER-C berhasil berkontribusi nyata bagi kesejahteraan rakyat Palestina, di tengah minimnya fasilitas kesehatan di Gaza, bahkan sebelum perang dimulai. Aktor-aktor non-negara, yaitu mereka yang tidak terkait dengan pemerintah, dapat melengkapi dan mendukung diplomasi Indonesia dalam menuntut keadilan bagi rakyat Palestina, juga dalam menuntut diakhirinya pendudukan Israel atas wilayah Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun.

Kontribusi Indonesia terhadap Palestina, termasuk bantuan pembangunan senilai $7 juta dolar Amerika yang diberikan beberapa tahun lalu, nyaris tidak ada artinya jika dibandingkan dengan kontribusi negara-negara Arab yang kaya minyak. Namun kita bisa bangga atas dukungan kita yang tak tergoyahkan terhadap Palestina, sementara beberapa negara Arab justru memutuskan membuka hubungan diplomatik dengan Israel, yang akhirnya mengorbankan Palestina.

RS Indonesia di Gaza menjadi bukti konsistensi Indonesia membela hak-hak rakyat Palestina. Fasilitas kesehatan tersebut berlokasi di Jabalia dan melayani sekitar 500.000 warga. MER-C mengumpulkan $9 juta dari masyarakat Indonesia untuk membangun rumah sakit tersebut pada 2011.

Pemerintah Gaza menyumbangkan lahan seluas 16.000 meter persegi untuk rumah sakit tersebut dan membayar gaji sekitar 400 pekerja medis di sana.

MER-C terus memasok kebutuhan medis untuk rumah sakit. Sebelum perang, rumah sakit ini merawat lebih dari 250 pasien setiap hari.

Pada 2016, Wakil Presiden Jusuf Kalla meresmikan rumah sakit tersebut dan menggambarkannya sebagai "simbol kerja sama" antara dua negara Indonesia-Palestina.

MER-C dan aktor non-negara lainnya layak dipuji atas kerja luar biasa mereka di Palestina. Mari berharap bahwa kolaborasi antara pemerintah dan kelompok kemanusiaan yang tidak terkait dengan unsur pemerintah terus berkembang, demi kebaikan Indonesia dan Palestina.

Your Opinion Matters

Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.

Enter at least 30 characters
0 / 30

Thank You

Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.