TheJakartaPost

Please Update your browser

Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.

Jakarta Post

Mampukah Shinawatra bertahan?

Ada keraguan jika pemerintahan klan Shinawatra ketiga dapat bertahan hingga pemilihan umum berikutnya pada 2027.

Editorial board (The Jakarta Post)
Jakarta
Fri, August 23, 2024 Published on Aug. 22, 2024 Published on 2024-08-22T17:26:18+07:00

Change text size

Gift Premium Articles
to Anyone

Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Mampukah Shinawatra bertahan? Thai Prime Minister Paetongtarn Shinawatra, known by her nickname “Ung Ing“ and daughter of former prime minister Thaksin Shinawatra, speaks during a press conference after the royal endorsement ceremony appointing her as the new prime minister of Thailand, in Bangkok on Aug. 18, 2024. (AFP/AFP)
Read in English

T

hailand memiliki perdana menteri baru. Namun, tidak peduli seberapa meyakinkan kinerja ekonomi negara di bawah Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra, yang baru diangkat, dia bisa kehilangan jabatannya kapan saja. Hal itu mungkin terjadi jika militer, raja, dan pendukung konservatifnya kehilangan kepercayaan padanya.

Maharaja Vajiralongkorn memberikan restu kerajaan kepada putri Thaksin Shinawatra, yang berusia 38 tahun itu, sebagai perdana menteri ke-31 Thailand pada 18 Agustus. Pada hari yang sama, Raja juga memaafkan Thaksin sepenuhnya. Para jenderal militer juga mendukung perdana menteri baru. Meskipun, tentu saja, sambil menunggu sang perdana menteri berbuat salah.

Tidak ada tanda-tanda bahwa militer dan pendukung keluarga kerajaan menyadari bahwa peran dominan mereka dalam politik Thailand berdampak lebih merusak ketimbang yang mereka kira. Alih-alih menciptakan stabilitas, manuver politik mereka hanya akan berujung pada ketidakstabilan yang merusak ekonomi negara.

Negara-negara tetangga ASEAN sangat terkesan pada model pembangunan ekonomi Thailand. Sektor pertanian dan pariwisatanya sangat maju. Arus masuk investasi asing juga tinggi. Namun, kini, organisasi bisnis internasional meramalkan bahwa pertumbuhan PDB Thailand akan melambat.

Paetongtarn dicalonkan oleh Partai Pheu Thai, partai yang didukung oleh sang ayah, Thaksin. Pheu Thai merupakan partai terbesar kedua setelah Partai Move Forward (MFP), yang dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi pada 7 Agustus, karena kesiapannya untuk mereformasi sistem politik negara, termasuk keluarga kerajaan.

Thailand punya dua cara favorit untuk menggulingkan pemerintahan yang dipilih secara demokratis, yaitu melalui kudeta militer dan, baru-baru ini, melalui Mahkamah Konstitusi. Baik militer maupun lembaga peradilan dapat mengajukan alasan apa pun yang mereka sukai, untuk membenarkan tindakan mereka.

Viewpoint

Every Thursday

Whether you're looking to broaden your horizons or stay informed on the latest developments, "Viewpoint" is the perfect source for anyone seeking to engage with the issues that matter most.

By registering, you agree with The Jakarta Post's

Thank You

for signing up our newsletter!

Please check your email for your newsletter subscription.

View More Newsletter

Kesimpulan tersebut didasarkan pada sikap Thailand yang selama dua dekade terakhir tidak menghargai demokrasi. Hal itu dimulai dengan tergulingnya Thaksin dari jabatan perdana menteri pada 2006, lalu saudara perempuannya Yingluck pada 2014. Hingga saat ini, Thaksin tetap populer, tetapi elit militer sangat memusuhi dia. Akibatnya, muncul keraguan apakah pemerintahan keluarga Shinawatra yang ketiga kali ini mampu bertahan hingga pemilihan umum berikutnya pada 2027.

Thailand tenar sebagai panutan bagi para pemimpin negara-negara yang tidak demokratis di kawasan, terutama mereka yang ingin mempertahankan kekuasaan, dengan mengorbankan aspirasi rakyat. Lihatlah Myanmar. Di sana, junta militer di bawah Jenderal Min Aung Hlaing belajar dari para jenderal Thailand ketika merebut kekuasaan dari pemerintahan Aung Suu Kyi pada Februari 2021 lalu.

Pemimpin junta Myanmar secara terbuka memperlihatkan kekaguman pada Jenderal Prayut Chan-ocha, yang menggulingkan Yingluck pada 2014, juga mempertahankan cengkeraman politiknya hingga 2023. Thailand di bawah Prayut telah menunjukkan keengganan dalam mendukung inisiatif ASEAN memulihkan perdamaian di Myanmar.

Akankah perubahan pemerintahan di Thailand mengarah pada stabilitas akan sangat bergantung pada militer dan keluarga kerajaan. Negara-negara tetangga di ASEAN, termasuk Indonesia, hanya dapat mendoakan agar Paetongtarn dan bangsa Thailand selalu beruntung di tengah ujian waktu.

Your Opinion Matters

Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.

Enter at least 30 characters
0 / 30

Thank You

Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.

Share options

Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!

Change text size options

Customize your reading experience by adjusting the text size to small, medium, or large—find what’s most comfortable for you.

Gift Premium Articles
to Anyone

Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!

Continue in the app

Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.