Saat ini, banyak yang percaya bahwa ekonomi Indonesia hanya dapat tumbuh sekitar 5 persen per tahun. Angka tersebut mencerminkan kapasitas domestik jangka pendek saat ini.
Para analis memperingatkan bahwa Indonesia dapat menghadapi ekonomi overheating jika Presiden Prabowo Subianto meneruskan rencananya untuk mendorong pertumbuhan produk domestik bruto negara ini menjadi 8 persen per tahun. Pasalnya, Indonesia tidak punya cukup kapasitas untuk menangani lonjakan produksi yang pasti akan terjadi dengan segala konsekuensi. Ekonomi overheating adalah kondisi ketika ekonomi tumbuh terlalu cepat dan mencapai batas kapasitasnya untuk memenuhi permintaan individu dan pemerintah.
Ekonomi yang overheating, atau terlalu panas, berarti PDB tumbuh pada tingkat yang tidak berkelanjutan. Hal itu dapat menyebabkan peningkatan inflasi dan pengangguran. Dampaknya juga dapat mencakup kenaikan suku bunga, karena bank sentral perlu menstabilkan nilai tukar yang lebih lemah dan menekan inflasi.
Saat ini, banyak yang percaya bahwa Indonesia hanya dapat tumbuh sekitar 5 persen per tahun. Angka tersebut lebih mencerminkan kapasitas domestik jangka pendeknya saat ini.
Kepala ekonom BCA, David Sumual, mengatakan bahwa mendorong pertumbuhan PDB 8 persen "seperti memaksa sebuah mobil melaju 150 kilometer per jam, padahal mobil itu hanya dirancang untuk kecepatan 100 km/jam". Ia tekankan bahwa kendaraan itu akan kepanasan dan akhirnya mogok.
David mengatakan kepada The Jakarta Post bahwa mengejar target tersebut mungkin melibatkan pemberian berbagai stimulus fiskal yang agresif atau menerbitkan lebih banyak utang. Pada akhirnya, hal itu bisa jadi tidak berkelanjutan dalam jangka panjang.
Menurut David, salah satu cara berkelanjutan untuk mengejar pertumbuhan PDB yang tinggi adalah dengan menarik lebih banyak investasi asing langsung (foreign direct investment atau FDI). Untuk mencapai pertumbuhan PDB 8 persen setiap tahun dalam lima tahun ke depan, pemerintah perlu meningkatkan FDI lima kali lipat dari realisasi saat ini. Ia tambahkan bahwa tanpa itu, pertumbuhan akan mandek di sekitar 5 persen.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.