TheJakartaPost

Please Update your browser

Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.

Jakarta Post

Bagi-bagi jatah

Adalah hal klasik dalam hubungan patron-klien, jika si patron memberi hadiah sebagai imbalan atas layanan politik, komitmen kepatuhan, dan kesetiaan yang ditunjukkan oleh klien.

Editorial board (The Jakarta Post)
Jakarta
Wed, June 19, 2024 Published on Jun. 18, 2024 Published on 2024-06-18T15:44:16+07:00

Change text size

Gift Premium Articles
to Anyone

Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Bagi-bagi jatah President Joko “Jokowi“ Widodo (left) and Defense Minister Prabowo Subianto (right) engage in a conversation before boarding the presidential aircraft on March 8, 2024. (The Jakarta Post/Antara)
Read in English

Meski bukan tata kelola perusahaan yang baik, hubungan patron-klien telah menjadi praktik yang lazim dalam politik Indonesia.

Adalah hal klasik dalam hubungan patron-klien, jika si patron memberi hadiah sebagai imbalan atas layanan politik, komitmen kepatuhan, dan kesetiaan yang ditunjukkan oleh klien.

Pemberian imbalan ini sebagian besar terjadi sekitar waktu pemilihan umum. Biasanya, saat itulah pemegang jabatan atau petahana berharap dipilih ulang. Bisa juga saat pemenang pemilihan, yaitu pemegang jabatan baru, berusaha mengonsolidasikan kekuasaan yang diperoleh dengan susah payah.

Menempatkan seseorang di posisi atau jabatan dalam birokrasi atau kementerian akan membutuhkan kelulusan dari uji kelayakan yang lebih menyeluruh. Karena itu, memberi klien politik satu kedudukan di badan usaha milik negara (BUMN) jadi pilihan paling mudah.

Di sisi lain, bagi individu-individu yang punya koneksi politik, tidak ada pekerjaan yang lebih mudah dibandingkan menduduki kursi komisaris di BUMN. Pasalnya, menjalankan tugas di posisi tersebut menuntut sedikit sekali keterampilan aktual.

Empat orang yang dilantik untuk jabatan komisaris di tiga badan usaha milik negara, minggu lalu, adalah Grace Natalie, Fuad Bawazier, Simon Aloysius Mantiri, dan Siti Nurizka Puteri Jaya. Mereka bisa saja punya, atau bisa juga tidak, keterampilan dan pengetahuan dalam bisnis pertambangan atau industri pupuk. Padahal, penugasan mereka adalah ke perusahaan-perusahaan besar seperti entitas induk pertambangan Mind.id, perusahaan minyak milik negara PT.Pertamina atau perusahaan pupuk PT. Pupuk Sriwidjaja.

Viewpoint

Every Thursday

Whether you're looking to broaden your horizons or stay informed on the latest developments, "Viewpoint" is the perfect source for anyone seeking to engage with the issues that matter most.

By registering, you agree with The Jakarta Post's

Thank You

for signing up our newsletter!

Please check your email for your newsletter subscription.

View More Newsletter

Namun, tidak diragukan lagi, pengangkatan mereka sebagai komisaris di perusahaan-perusahaan ini banyak berkaitan dengan posisi politik mereka. Faktanya mereka adalah politisi dari partai politik yang bertanggung jawab atas jalannya pemilihan presiden, yang berujung terpilihnya Prabowo Subianto sebagai presiden.

Grace adalah wakil ketua dewan pengawas Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sekaligus sekutu dekat Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Ia telah menjadi penghubung di antara Presiden yang akan selesai masa jabatannya dengan presiden terpilih.

Sementara itu, Fuad, Simon, dan Putri Nurizka adalah politisi senior dari Partai Gerindra, partai politik Prabowo.

Bisa saja ini jadi kasus pemenang pemilu bagi-bagi kekuasaan yang paling kentara, jika nama Grace tidak ada di daftar tersebut.

Apa pun, pemberian jabatan bergengsi kepada orang-orang dari kubu Prabowo harus dilihat sebagai upaya Presiden yang akan lengser untuk menarik hati penggantinya.

Bukan rahasia lagi bahwa Presiden Jokowi ingin terus memegang peran kunci di kancah politik Indonesia, setelah masa jabatannya berakhir pada 20 Oktober mendatang. Selama dua tahun terakhir, ia tampak melakukan berbagai upaya agar tujuannya tercapai.

Ia dilaporkan telah membuat kesepakatan dengan presiden terpilih terkait beberapa nama yang akan bertugas sebagai menteri di kabinet Prabowo.

Dan sekarang setelah ia berhasil mengangkat putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden, ada kemungkinan ia akan mengambil kesempatan lain lagi, terutama di ajang pemilihan kepala daerah pada November yang akan datang.

Sekarang, telah ada pembicaraan tentang pencalonan putra keduanya, Kaesang Pangarep, sebagai wakil gubernur dalam pemilihan gubernur Jakarta. Ada pula rencana untuk mendukung politisi lain dalam pemilihan kepala daerah di tempat lain. Misalnya, sang menantu laki-laki, Bobby Nasution, akan maju sebagai kandidat gubernur Sumatera Utara. Sedangkan Jenderal Polisi Ahmad Luthfi akan mencalonkan diri sebagai gubernur Jawa Tengah.

Dengan semua rencana besar ini, sangat sulit untuk tidak memasukkan nama Prabowo atau Partai Gerindra dalam bagian dari taktik. Terutama karena sekarang hubungan Presiden Jokowi tidak lagi harmonis dengan partai politik yang dulu mengusungnya.

Hubungan patron-klien telah menjadi ciri khas politik Indonesia selama beberapa dekade. Presiden Jokowi telah membawanya ke tingkat baru, yang semakin canggih. Langkah yang dia ambil, termasuk menyusun peraturan baru yang mengizinkan organisasi keagamaan menjalankan operasional bisnis pertambangan.

Namun, cara lama masih tetap ada, yaitu bagi-bagi kursi basah di BUMN.

Your Opinion Matters

Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.

Enter at least 30 characters
0 / 30

Thank You

Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.

Share options

Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!

Change text size options

Customize your reading experience by adjusting the text size to small, medium, or large—find what’s most comfortable for you.

Gift Premium Articles
to Anyone

Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!

Continue in the app

Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.