TheJakartaPost

Please Update your browser

Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.

Jakarta Post

Nikel dikesampingkan dengan insentif baru pemerintah untuk dorong pasar EV

Ruth Dea Juwita (The Jakarta Post)
Premium
Jakarta
Tue, December 19, 2023

Share This Article

Change Size

Nikel dikesampingkan dengan insentif baru pemerintah untuk dorong pasar EV A driver uses an electric vehicle charging station in Malang, East Java. (Antara/Ari Bowo Sucipto)
Read in English

I

ndonesia, selama ini tertinggal dari negara tetangganya dalam kemajuan pasar kendaraan listrik (Electric Vehicle atau EV). Untuk dapat menyusul ketertinggalan, pemerintah membuat paket insentif pajak. Menurut salah satu pejabat pemerintah, tujuan paket ini adalah meningkatkan industri dalam negeri.

Peraturan presiden yang direvisi dan terbit pada 12 Desember menawarkan jangka waktu dua tahun bagi produsen mobil yang ingin membangun pabrik kendaraan listrik di nusantara. Peraturan menteri yang mengatur teknisnya akan dikeluarkan pada akhir Desember.

Melalui perubahan kebijakan ini, pemerintah akan mengizinkan produsen mobil mana pun yang berencana mendirikan pabrik kendaraan listrik di Indonesia untuk mengimpor kendaraan listrik dalam bentuk fully built-up (CBU) atau completely knock down (CKD) tanpa membayar bea masuk atau pajak pertambahan nilai (PPN) untuk barang mewah. Berlaku hingga akhir 2025, pengecualian ini bertujuan untuk menginisiasi pasar sebelum produksi dalam negeri bisa naik sesuai target.

Selain itu, pemerintah juga telah melonggarkan persyaratan kandungan lokal. Pemerintah kini memberikan waktu kepada pembuat mobil listrik hingga 2026 untuk mencapai minimal 40 persen komponen yang bersumber dari dalam negeri.

“Ini merupakan win-win solution bagi Indonesia dan investor,” kata Wakil Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Rachmat Kaimuddin pada hari Jumat. Ada harapan bahwa insentif baru ini akan memikat produsen mobil listrik besar untuk membuka usaha di Indonesia. “Sebelum pabriknya beroperasi, mereka bisa memasarkan produknya dengan harga yang lebih kompetitif.”

Rachmat mengakui perlunya memulai “skala ekonomi” untuk pasar kendaraan listrik dalam negeri. “Bagaimana kami bisa menawarkan insentif ketika pasarnya belum ada?” katanya.

Prospects

Every Monday

With exclusive interviews and in-depth coverage of the region's most pressing business issues, "Prospects" is the go-to source for staying ahead of the curve in Indonesia's rapidly evolving business landscape.

By registering, you agree with The Jakarta Post's

Thank You

for signing up our newsletter!

Please check your email for your newsletter subscription.

View More Newsletter

Produksi kendaraan listrik di Indonesia saat ini masih kalah dibandingkan negara-negara lain di kawasan. Thailand, misalnya, memproduksi 240.000 kendaraan roda empat per tahun. Menurut kementerian, dibandingkan Thailand, kapasitas produksi Indonesia sangat terbatas, yakni 34.000 mobil, 2.480 bus, dan 1,45 juta sepeda motor.

to Read Full Story

  • Unlimited access to our web and app content
  • e-Post daily digital newspaper
  • No advertisements, no interruptions
  • Privileged access to our events and programs
  • Subscription to our newsletters
or

Purchase access to this article for

We accept

TJP - Visa
TJP - Mastercard
TJP - GoPay

Redirecting you to payment page

Pay per article

Nikel dikesampingkan dengan insentif baru pemerintah untuk dorong pasar EV

Rp 29,000 / article

1
Create your free account
By proceeding, you consent to the revised Terms of Use, and Privacy Policy.
Already have an account?

2
  • Palmerat Barat No. 142-143
  • Central Jakarta
  • DKI Jakarta
  • Indonesia
  • 10270
  • +6283816779933
2
Total Rp 29,000

Your Opinion Matters

Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.

Enter at least 30 characters
0 / 30

Thank You

Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.