ampir seperempat dari 10,5 juta penduduk Jakarta berutang uang pada platform pinjaman online (pinjol). Alasannya, sebagian besar, karena kemudahan akses. Demikian diungkapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru-baru ini. Jumlah warga Jakarta yang berutang memasukkan ibu kota negara dalam dua wilayah Indonesia teratas dengan utang pribadi tertinggi.
Data OJK menyebut terdapat sekitar 2,3 juta warga Jakarta berutang total lebih dari Rp10,3 triliun ($678,6 juta dolar Amerika) kepada berbagai pemberi pinjol hingga April tahun ini. Angka tersebut naik dari Rp410 miliar yang tercatat pada April 2022.
Jakarta menempati urutan kedua dalam daftar provinsi dengan jumlah debitur individu terbesar. Posisi puncak ditempati Jawa Barat dengan 4,6 juta debitur aktif dan utang pribadi senilai Rp13,5 triliun.
Peminjam pinjol di Jakarta menyebutkan bahwa faktor kemudahan menjadi salah satu alasan utama mereka memilih platform pinjol.
Salah satu peminjam, Nis, manajer pemasaran berusia 24 tahun yang tinggal di Jakarta Timur, telah menggunakan fasilitas “beli sekarang, bayar nanti” atau dikenal dengan istilah “pay later” di platform belanja daring Shopee dan juga di aplikasi Gojek selama beberapa waktu. Setiap bulan, ia harus mencicil antara Rp300.000 hingga Rp1,8 juta ke kedua platform tersebut.
Skema pay later, menurut penyedia konten finansial daring Investopedia, bekerja mirip dengan kartu kredit dan merupakan "jenis pembiayaan jangka pendek yang memungkinkan konsumen melakukan pembelian dan membayarnya beberapa kali ".
Nis mengatakan dia menggunakan fitur tersebut karena memudahkan dia melacak pengeluaran perjalanan dan belanja daring bulanannya. Tapi dia akui pula bahwa menggunakan fasilitas pay later perlu pengendalian diri untuk mencegah pembelian impulsif. “Ketika saya mulai menggunakan (fasilitas itu), ada masa saya terlilit utang hingga Rp3 juta untuk belanja online,” ujarnya. “Sekarang saya sudah lebih baik mengendalikan diri dan mencegah berbelanja yang tidak perlu.”
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.