Indonesia akhirnya menjadi tuan rumah Piala Dunia sepak bola setelah sekian lama menanti, meski ini kompetisi junior putra.
Piala Dunia U-17 FIFA 2023 dimulai pada Jumat siang dengan upacara pembukaan di Surabaya, Jawa Timur, yang dilanjutkan dengan empat pertandingan. Salah satu pertandingan menampilkan debut Garuda Muda – hasil pembinaan para pemain remaja dari seluruh tanah air.
Para penggemar sepak bola sangat menantikan kesempatan menunjukkan dukungan pada tim nasional dalam liga internasional penting, setelah kesuksesan besar di liga remaja AFF U-16 yang digelar Federasi Sepak Bola Asia tahun lalu.
Ada pihak-pihak yang juga melihat turnamen kali ini sebagai pelipur lara atas kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 di awal tahun ini. Piala Dunia U-20 akhirnya dilaksanakan di Argentina.
Saat itu, Indonesia kehilangan hak menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 akibat gelombang protes atas kehadiran tim Israel di turnamen tersebut. Protes dipimpin oleh Gubernur Bali saat itu, I Wayan Koster, dan Ganjar Pranowo yang saat ini menjadi kandidat presiden dalam pemilu presiden 2024.
Sentimen anti-Israel kini punya makna baru, saat dunia mendukung rakyat Palestina setelah terjadi pengepungan berdarah oleh Israel di Jalur Gaza.
Dengan demikian, Piala Dunia U-17 berpotensi menjadi semacam penyaluran emosi dalam bentuk pertandingan olahraga. Bagaimana pun, berita tentang kekejaman di Jalur Gaza telah menyebar ke seluruh lini kehidupan, baik publik atau pribadi.
Kita mungkin tidak akan melihat terulangnya peristiwa di Piala Dunia 2022 di Qatar, ketika Rusia dikenai sanksi atas invasi negara mereka ke Ukraina. Juga tuan rumah yang dikecam karena sikap anti-lesbian, gay, biseksual, transgender, dan queer (LGBTQ). Namun, liga Piala Dunia U-17 kemungkinan besar akan semakin meningkatkan kejelasan dukungan dunia terhadap Palestina.
Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir telah melobi badan sepak bola dunia untuk mengizinkan bendera Palestina dikibarkan di turnamen tersebut, dan kali ini Israel juga tidak berpartisipasi. Artinya, tidak ada hambatan untuk melakukan aksi mendukung tujuan kemanusiaan global.
Namun ada juga kekhawatiran bahwa Piala Dunia U-17 berpotensi terkontaminasi nuansa politik, dengan adanya pemilihan umum tahun 2024 yang diselenggarakan tidak lama setelah ajang olahraga global tersebut.
Komentar Ganjar tentang Israel saat turnamen U-20 praktis terbukti benar. Lalu, pertandingan penting liga U-17 dijadwalkan akan diadakan di sebuah lapangan di Surakarta, Jawa Tengah, kediaman calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka. Artinya persaingan pemilu masih mungkin timbul di liga kali ini.
Ganjar dan Gibran sebelumnya merupakan sejawat di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Namun, kini Gibran telah jadi saingan Ganjar di pemilihan presiden, sejak ditunjuk sebagai cawapres Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Meski begitu, mari kita berharap tidak ada kejadian yang mengalihkan perhatian dari inti kompetisi ini, yaitu sepak bola.
Piala Dunia U-17 merupakan turnamen sepak bola besar internasional pertama yang digelar di Indonesia sejak tragedi Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, pada Oktober 2022.
Insiden Kanjuruhan menelan korban 135 orang, termasuk lebih dari 40 anak-anak. Mereka tewas terdesak saat terjebak di pintu keluar, setelah pertandingan sengit tersebut berubah menjadi kekacauan. Tragedi itu memperlihatkan banyak kelemahan dalam industri sepak bola Indonesia.
Memang, meskipun PSSI punya banyak pengikut, sepak bola Indonesia masih kalah jika dibandingkan dengan negara-negara berkembang seperti Brasil dan Meksiko.
Oleh karena itu, penting bagi kelompok muda untuk diberi kesempatan bersinar cemerlang di Piala Dunia. Apalagi di Indonesia belum ada kelas remaja di level klub sepak bola.
Penggemar sepak bola Indonesia juga punya kesempatan menikmati Piala Dunia di negeri sendiri tanpa perlu memikirkan banyak distraksi sehari-hari. Semua tergantung pada PSSI agar bisa memastikan keberhasilan acara.
Kita bisa mendiskusikan hal yang diinginkan Indonesia dalam upayanya menjadi tuan rumah, atau menjadi bagian dari kolaborasi tuan rumah bersama, untuk penyelenggaraan Piala Dunia pada 2030-an mendatang.
Namun, untuk saat ini, mari kita mulai kompetisinya!
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.