TheJakartaPost

Please Update your browser

Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.

Jakarta Post

Titik balik bagi Fed dan BI

Editorial board (The Jakarta Post)
Jakarta
Wed, December 27, 2023

Share This Article

Change Size

Titik balik bagi Fed dan BI Stakeholders meeting: Bank Indonesia (BI) Governor Perry Warjiyo speaks on Nov. 30, 2022, during the central bank’s annual meeting with its financial stakeholders in Jakarta. (Reuters/Willy Kurniawan)
Read in English

D

alam pertemuan bulanan yang terakhir tahun ini, yaitu pada 21 Desember, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga utama. Seperti sudah diperkirakan secara luas, suku bunga tidak berubah, tetap di angka 6 persen. BI hanya sedikit mengeluarkan kebijakan yang mengubah suku bunga. Karena itu, masyarakat bisa saja salah menilai bahwa 2023 adalah tahun yang mudah bagi bank sentral Indonesia. Nyatanya, hal tersebut tidak benar.

Pertemuan bulanan BI perlu banyak pertimbangan yang hati-hati, karena tekanan terhadap rupiah tetap tinggi sepanjang tahun. Tekanan disebabkan oleh naiknya suku bunga di Amerika Serikat yang mendorong penguatan dolar.

Setelah BI mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada Januari akan menjadi yang terakhir dalam siklus ini, selama setengah tahun Bank Sentral AS terus menaikkan suku bunga dana federal ke tingkat yang tertinggi, jika dibandingkan dengan suku bunga sebelumnya dalam lebih dua dekade terakhir.

BI meresponsnya dengan menaikkan suku bunganya sekali lagi pada Oktober. Keputusan tersebut mengejutkan para pialang, Mengingat inflasi yang rendah pada saat itu, menaikkan suku bunga jelas merupakan langkah pencegahan untuk menopang mata uang nasional dalam menghadapi tindakan The Fed.

Gubernur BI Perry Warjiyo secara konsisten mengomunikasikan bahwa lembaga yang dipimpinnya fokus pada “stabilitas rupiah”. Kemungkinan besar, hal ini menandai titik balik bagi The Fed dan BI. Para analis telah memperkirakan bahwa perubahan suku bunga berikutnya bagi kedua bank sentral tersebut akan cenderung mengarah pada penurunan.

Dolar kini berada dalam tren penurunan. Bahkan pesan The Fed soal suku bunga “lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama” telah berakhir, ketika sudah mencapai dampak yang diharapkan terhadap ekspektasi inflasi. Saat ini, banyak analis yang memperkirakan penurunan suku bunga dana federal lebih cepat.

Viewpoint

Every Thursday

Whether you're looking to broaden your horizons or stay informed on the latest developments, "Viewpoint" is the perfect source for anyone seeking to engage with the issues that matter most.

By registering, you agree with The Jakarta Post's

Thank You

for signing up our newsletter!

Please check your email for your newsletter subscription.

View More Newsletter

Selasa lalu, Reuters melaporkan bahwa pasar sekarang memperhitungkan peluang bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 persen di Maret. Peluangnya mencapai 75 persen. Bahkan, menurut Reuters, pasar “memperkirakan penurunan suku bunga lebih dari 150 basis poin pada tahun depan.”

Bank of America, dalam catatan riset yang dikeluarkan pada 23 Desember, mengatakan bahwa pihaknya berpendapat “penurunan suku bunga triwulanan [di Indonesia] dapat dimulai lebih awal pada kuartal pertama 2024 (dan bukan di kuartal kedua tahun 2024 seperti rencana sebelumnya).” Bank investasi dari AS tersebut yakin bank sentral Indonesia kemudian dapat melacak jalur penurunan suku bunga The Fed yang dapat menurunkan suku bunga BI menjadi 5 persen pada akhir tahun depan.

Melihat kembali beberapa tahun terakhir, BI patut mendapat pujian. Kalibrasi ulang kebijakan moneternya sangat cermat dalam beberapa tahun terakhir, mulai dari stimulus yang diperlukan setelah COVID-19 menghambat aktivitas perekonomian pada 2021 hingga langkah-langkah anti-inflasi ketika harga pangan dan komoditas melonjak pada 2022. Kebijakan yang juga harus diapresiasi adalah dukungan rupiah di tengah tindakan Fed pada tahun 2023.

Perry telah menjaga negara ini tetap stabil dalam kondisi sulit, dengan menunjukkan visi ke depan mengenai tren makroekonomi. Hal itu terlihat dalam kenaikan suku bunga terbaru, yang terbukti terjadi tepat pada waktunya, yaitu ketika inflasi kembali meningkat dalam dua bulan berikutnya.

BI seperti diam saja selama beberapa bulan ketika mempertahankan suku bunganya pada level rendah 3,5 persen pada 2022. Padahal saat itu The Fed sudah sibuk menaikkan suku bunganya. Namun, BI toh berhasil lolos karena tekanan inflasi global mulai mereda tepat pada waktunya.

Perry juga menjalin kerja sama yang efektif dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. BI membantu mendanai pengeluaran pemerintah yang luar biasa selama krisis virus corona, sementara pemerintah membantu mengendalikan inflasi melalui langkah-langkah aktif yang bertujuan menjaga harga bahan pangan tetap terkendali.

Kerja sama tersebut tentunya telah meyakinkan pasar mengenai stabilitas sistem keuangan Indonesia. Hal ini membantu menghindari penjualan aset-aset Indonesia secara berlebihan oleh investor global seiring pengetatan kebijakan moneter AS.

Semoga tahun depan akan menjadi tahun yang tidak terlalu penuh gejolak terkait kebijakan moneter. Bagaimana pun, 2024 dimulai dengan konteks makroekonomi yang berubah sepenuhnya, berkat perlambatan ekonomi di negara-negara maju yang pada akhirnya tercermin pada rendahnya inflasi.

Prospek penurunan suku bunga menjadi pertanda baik bagi aktivitas perekonomian secara keseluruhan, khususnya di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Dengan penurunan suku bunga, nilai uang yang lebih rendah akan mendorong pertumbuhan kredit.

Pemerintah juga punya ruang untuk meningkatkan belanja. Kemudian pada pertengahan 2024, usailah ketidakpastian yang terjadi karena pemilu presiden.

Tahun baru kali ini, bisa jadi tahun baru yang membahagiakan.

Your Opinion Matters

Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.

Enter at least 30 characters
0 / 30

Thank You

Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.