TheJakartaPost

Please Update your browser

Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.

Jakarta Post

Kampanye di TikTok

Editorial board (The Jakarta Post)
Jakarta
Sat, January 6, 2024

Share This Article

Change Size

Kampanye di TikTok Visitors observe an exhibit about election history on Dec. 23, 2023, at the Bung Karno election education center in Blitar, East Java. The Blitar Elections Commission (KPU) aims to increase the voter turnout in the 2024 general election through public education on elections, including through the establishment of the education center. (Antara/Irfan Anshori)
Read in English
Indonesia Decides

Kita lihat bahwa TikTok berpotensi menjadi medan laga lain bagi calon presiden pada 2024 ini, khususnya dalam hal memikat hati para pemilih muda.

Pada 28 Desember lalu, calon presiden Anies Baswedan melakukan debut di aplikasi media sosial populer TIkTok. Dia membawakan siaran langsung bertajuk “Temani Saya di Jalan”. Acara tersebut ditonton oleh 300.000 pemirsa.

Mantan Gubernur Jakarta ini kemudian melakukan lagi siaran langsung di aplikasi tersebut pada hari berikutnya. Siaran untuk kedua kalinya itu menjaring sekitar 420.000 penonton.

Yang mengikuti jejak Anies adalah Mahfud MD, calon wakil presiden Ganjar Pranowo. Ia memulai debutnya di TikTok pada malam tahun baru. Siarannya itu mengajak pemirsa untuk berjuang demi kemajuan pribadi di 2024. Siaran Mahfud ditonton oleh lebih sedikit pemirsa jika dibandingkan dengan siaran Anies.

Tampil di TikTok untuk menutup tahun bukan berarti ajang itu menjadi yang terakhir bagi kedua kandidat. Anies dan Mahfud sama-sama menyatakan minat untuk melanjutkan aktivitas di TikTok sebagai strategi menjangkau lebih banyak pemilih.

Masuknya Anies dan Mahfud ke aplikasi video TikTok tampaknya merupakan respons terhadap popularitas rivalnya, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di platform tersebut. Meski keduanya belum melakukan siarang langsung di aplikasi media sosial tersebut, tetapi beberapa jajak pendapat publik menunjukkan bahwa pasangan Prabowo dan Gibran merupakan kandidat terpopuler di TikTok.

Tingginya popularitas pasangan Prabowo-Gibran mungkin sebagian disebabkan oleh meme yang menggambarkan Prabowo sebagai sosok yang menawan, menggunakan istilah “gemoy”, yaitu bahasa pergaulan untuk “menggemaskan”. Citra itulah yang dibangun untuk menggambarkan mantan jenderal Angkatan Darat tersebut. Video yang menampilkan Prabowo menari pun kerap menuai ribuan respons dan komentar positif dari warganet.

Di era media sosial ini, tampaknya mendalami aplikasi TikTok akan lebih bermanfaat bagi para kandidat guna menjangkau dan merebut hati para pemilih muda, terutama menjelang pemilu 2024. Proporsi kelompok pemilih usia muda adalah yang terbesar dari keseluruhan pemilih.

Menurut data Komisi Pemilihan Umum (KPU), sekitar 52 persen dari 204 juta total pemilih yang terdaftar adalah masyarakat berusia di bawah 40 tahun. Sepertiga dari seluruh pemilih yang terdaftar adalah generasi milenial, atau mereka yang lahir pada 1980an hingga akhir 1990an. Sedangkan 22 persen dari milenial yang terdaftar adalah generasi Z, atau mereka yang lahir setelah 1997.

Survei lain dilakukan We Are Social, yang hasilnya dipublikasikan pada pertengahan 2023. Hasil survei itu menunjukkan bahwa delapan dari 10 orang berusia 18 tahun ke atas adalah pengguna media sosial. Menurut survei, seorang pengguna juga dapat menghabiskan 29 jam per bulan di TikTok, menjadikannya platform media sosial paling populer di Indonesia. Durasi penggunaan TikTok hanya tertinggal enam menit di bawah durasi penggunaan aplikasi pesan WhatsApp.

Namun pertanyaannya adalah: Apakah kandidat calon presiden dan calon wakil presiden Indonesia akan berani menggunakan TikTok, yang terkenal akrab dengan disinformasi politik? Dan dapatkah TikTok membantu mereka memenangkan pemilu 2024?

Salah satu contoh yang dapat membantu kita menjawab pertanyaan tersebut adalah pengalaman negara tetangga kita, Filipina.

Filipina menyaksikan kemenangan telak Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr., putra diktator Filipina Ferdinand Marcos, dalam pemilihan presiden 2022. Para pengamat melihat bahwa terjunnya Bongbong ke TikTok membantunya mendapatkan jabatan pemerintahaan tertinggi itu.

Selama musim kampanye, keluarga Marcos sering digambarkan sebagai “dinasti politik yang membawa kemewahan ala Kennedy sekaligus memboyong rasa hormat global untuk masuk ke istana presiden,” seperti yang dijelaskan oleh The Los Angeles Times.

Mendiang Ferdinand Marcos dikenal karena selama 14 tahun memerintah di Filipina, ia menjalankan strategi yang memanfaatkan status darurat militer. Dengan strategi tersebut, ia mengeluarkan perintah pembunuhan atas ribuan lawan politik.

Namun kampanye di TikTok tampaknya berhasil mengubah citra keluarga Marcos. Salah satu pemilih yang dikutip oleh Times bahkan mengatakan, “Kami tidak lagi percaya buku sejarah. Kami sekarang punya media sosial.”

Kita masih punya waktu sekitar satu bulan hingga hari pemungutan suara pada 14 Februari. HIngga saat itu, kita bisa berharap akan hadir lebih banyak siaran langsung, video tarian, dan trik pemikat lain dari kandidat presiden kita untuk menarik perhatian para pemilih. Meski terlihat sepele, tetapi hal-hal tersebut dapat menentukan siapa yang akan memimpin negara ini lima tahun ke depan.

Your Opinion Matters

Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.

Enter at least 30 characters
0 / 30

Thank You

Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.