TheJakartaPost

Please Update your browser

Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.

Jakarta Post

Bulan penuh berkah

Terlepas dari kontroversi yang memanas, situasi politik di Indonesia membuka banyak peluang bagi masyarakat untuk kembali pada keyakinan agamanya.

Editorial board (The Jakarta Post)
Jakarta
Fri, March 15, 2024 Published on Mar. 14, 2024 Published on 2024-03-14T17:05:41+07:00

Change text size

Gift Premium Articles
to Anyone

Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Bulan penuh berkah Ramadan cartoon (JP/T. Sutanto)
Read in English

T

ahun ini, umat Islam di Indonesia harus menghadapi bulan puasa yang berbeda. Selain harus menahan lapar dan haus di siang hari selama sebulan, umat Islam Indonesia akan menghadapi tantangan tambahan selama Ramadan tahun ini, berupa panasnya suhu politik pada tahun pemilu.

Sekitar sebulan lalu, Indonesia mengadakan pemilu berdurasi satu hari yang terbesar di dunia, dan sebagian besar perhatian masyarakat tertuju pada pemilu presiden.

Saat proses berlanjut ke penghitungan suara resmi, kita sudah melihat dimulainya ketegangan.

Kurang dari dua minggu sebelum Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus mengumumkan secara resmi pemenang pemilu, pemberitaan didominasi seruan kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk mengajukan hak angket, guna mengadakan penyelidikan terhadap tuduhan kecurangan pemilu berskala besar.

Pekan lalu, sebuah aliansi yang terdiri dari sekitar 50 aktivis, anggota kelompok masyarakat sipil, dan para ahli yang mendukung lima partai politik di belakang calon presiden nomor 01 dan 03, lawan Prabowo Subianto, menyerukan agar lima partai tersebut mendorong anggota parlemen mereka di DPR mengajukan hak angket. Mereka menuntut adanya penyelidikan atas hal yang digambarkan oleh aliansi tersebut sebagai “indikasi kuat” adanya kecurangan dalam pemilihan presiden bulan lalu.

Setelah pemungutan suara pada 14 Februari, juga selama proses tabulasi suara, lawan-lawan Prabowo mengklaim telah menemukan bukti adanya intimidasi pada pemilih dan penggelembungan angka tabulasi terhadap Ketua Umum Partai Gerindra tersebut. Bukti-bukti itulah yang pada akhirnya berujung pada seruan calon presiden Ganjar Pranowo agar DPR mengajukan hak angket untuk melakukan penyelidikan.

Viewpoint

Every Thursday

Whether you're looking to broaden your horizons or stay informed on the latest developments, "Viewpoint" is the perfect source for anyone seeking to engage with the issues that matter most.

By registering, you agree with The Jakarta Post's

Thank You

for signing up our newsletter!

Please check your email for your newsletter subscription.

View More Newsletter

Awal bulan ini, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), pendukung utama Ganjar, bersama dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang mendukung calon presiden Anies Baswedan, mengusulkan pengajuan hak angket dalam Rapat Paripurna DPR.

Seolah agar segalanya semakin memanas, alih-alih melakukan tugasnya untuk menegakkan integritas proses demokrasi, KPU malah kehilangan banyak kredibilitas selama beberapa pekan terakhir. Penyimpangan dari sisi teknis yang sulit dijelaskan oleh penyelenggara pemilu tersebut telah menimbulkan kekhawatiran terkait profesionalisme KPU. Transparansi proses penghitungan suara di KPU secara keseluruhan juga dipertanyakan.

Meski sempat dianggap sebagai perwujudan komitmen digital KPU dalam menegakkan transparansi pemilu, aplikasi Sistem Informasi Tabulasi (Sirekap) sudah menuai kontroversi sejak hari pertama digunakan pada Pemilu 2024.

Partai politik, relawan pemantau pemilu, dan para calon legislatif telah menandai apa yang mereka anggap sebagai bukti adanya penggelembungan jumlah suara dan penyimpangan lainnya dalam penghitungan suara secara digital. Hal itu justru mendorong KPU menghapus seluruh tabel yang menunjukkan data tabulasi awal. Tentu saja tak mengherankan jika para politisi dan masyarakat naik pitam.

Terlepas dari kontroversi yang memanas, keadaan politik yang sulit di negara ini ternyata membuka banyak peluang bagi masyarakat untuk kembali pada keyakinan agamanya. Masyarakat Indonesia dikenal karena ketaatannya terhadap keyakinan agama. Bahkan, dalam beberapa kasus, ketaatan itu sampai pada tingkat konservatisme agama.

Awal pekan ini, umat Hindu Bali merayakan Nyepi. Hari itu menjadi kesempatan mengheningkan cipta, berpuasa, dan bermeditasi bagi umat Hindu, bertepatan dengan saat mereka memulai tahun baru sesuai kalender Saka.

Mulai di hari pemilu, umat Katolik di Indonesia juga mengawali perayaan masa Prapaskah. Di masa ini banyak orang memberikan sedekah, berdoa, dan berpuasa, yang menurut Paus Fransiskus adalah jalan “menuju inti kehidupan Kristiani”.

Dan minggu ini, umat Islam menyambut Ramadan. Selama beberapa minggu ke depan, mayoritas umat Islam di negara ini akan harus melakukan kontrol besar-besaran terhadap hasrat dasar manusia, juga pada emosi dasar manusia.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, Ramadan “adalah bulan yang permulaannya penuh rahmat, pertengahannya dibanjiri ampunan, dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka”.

Dalam perayaan keagamaannya, Ramadan memang hanya diperuntukkan bagi umat Islam. Namun, sebagai perwujudan sebuah tradisi yang menyentuh hati, Ramadan mencerminkan penghargaan seluruh bangsa, dengan segala keberagamannya, terhadap identitas agama dan budaya.

Kita semua harus menjalankan tugas kita. Dan di tahun pemilu ini, tugas tersebut tentu saja termasuk melindungi proses demokrasi kita dari praktik curang yang menjadikan pemilu hanya sekadar penegasan kekuasaan elit.

Semoga kita semua bisa memanfaatkan kesempatan baik ini, dan menuai berkah di bulan yang penuh rahmat.

Your Opinion Matters

Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.

Enter at least 30 characters
0 / 30

Thank You

Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.

Share options

Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!

Change text size options

Customize your reading experience by adjusting the text size to small, medium, or large—find what’s most comfortable for you.

Gift Premium Articles
to Anyone

Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!

Continue in the app

Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.