Tidak akan ada hambatan berarti dalam hubungan antar kedua negara bertetangga Indonesia dan Singapura, karena dua pemimpin baru telah berkomitmen untuk melanjutkan kebijakan para pendahulu mereka.
etika ia secara resmi mengambil alih kepemimpinan Singapura pada tanggal 15 Mei, Lawrence Wong dengan sendirinya berhutang budi kepada pendahulunya, Perdana Menteri Lee Hsien Loong yang akan mengakhiri jabatan. Ia juga harus berterima kasih pada dua pemimpin Singapura sebelumnya. Tak bisa dipungkiri, ketiganya berperan dalam mengubah negara tersebut menjadi salah satu negara paling maju di dunia.
Sekitar lima bulan lagi, presiden terpilih Prabowo Subianto kemungkinan akan bergabung dengan Wong sebagai pemimpin baru di negara anggota ASEAN. Saat itu, ia akan dilantik sebagai presiden, mengambil alih jabatan dari Presiden Joko “Jokowi” Widodo. Bersama para pemimpin regional lainnya, Wong dan Prabowo akan menavigasi ASEAN dalam segala turbulensi di tingkat regional maupun global.
Lee mengumumkan pengunduran dirinya pada Senin 15 April, di sore hari. Perdana menteri berusia 72 tahun ini telah memegang jabatan tersebut selama 20 tahun, sejak 2004. Sebelumnya, selama 14 tahun, ia adalah wakil perdana menteri untuk perdana menteri kedua Singapura, Goh Chok Tong. Lee adalah putra tertua perdana menteri pertama sekaligus pendiri Singapura, Lee Kuan Yew.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan bahwa Prabowo, 72 tahun, dan pasangannya Gibran Rakabuming Raka adalah pemenang pemilu presiden 14 Februari. Namun, dua rival mereka kini sedang menggugat hasil pemilu tersebut di Mahkamah Konstitusi (MK). Keputusan akhir dan mengikat terkait pemilu akan dikeluarkan oleh MK pada Senin mendatang.
Meski terpaut usia cukup jauh, Prabowo dan Wong telah membangun hubungan pribadi yang baik. Pada Mei tahun lalu, saat berkunjung ke Jakarta, Wong bertemu Prabowo serta calon presiden lainnya, yaitu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Selama kampanyenya, Prabowo menyatakan niat untuk memainkan peran yang lebih besar di kancah global, sambil tetap menggunakan ASEAN sebagai basis kebijakan luar negerinya.
Secara bilateral, baik Indonesia maupun Singapura telah menjaga hubungan bertetangga yang baik. Tidak akan ada hambatan berarti dalam hubungan antar kedua negara bertetangga tersebut, karena dua pemimpin baru telah berkomitmen untuk melanjutkan kebijakan pendahulunya. Sebagai pemimpin ASEAN, keduanya juga diharapkan dapat bekerja sama dengan para pemimpin regional lainnya, sehingga bisa mengatasi ketidakpastian dan ketegangan global yang mempengaruhi kelompok regional tersebut.
ASEAN, seperti kawasan lainnya, merasakan dampak gejolak ekonomi dan pergolakan militer global. Gejolak yang dimaksud termasuk melonjaknya harga minyak dan komoditas akibat perang di Timur Tengah dan Ukraina.
Meningkatnya ketegangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat, serta sekutunya di Indo-Pasifik, terutama di Laut China Selatan dan Selat Taiwan, juga menempatkan ASEAN pada posisi yang cukup sulit. Tiongkok adalah mitra dagang sekaligus sekutu ekonomi terpenting bagi seluruh anggota ASEAN. Sementara itu, AS diperlukan untuk mengimbangi dominasi Tiongkok.
Tiongkok mengklaim hampir seluruh wilayah di Laut China Selatan, sehingga menimbulkan sengketa wilayah dengan anggota ASEAN, yaitu Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Filipina. Di bawah kepemimpinan Presiden Ferdinand Marcos Jr, Filipina memutuskan untuk mendekati AS karena Tiongkok semakin tegas mengklaim bahwa Laut China Selatan yang kaya sumber daya tersebut adalah wilayahnya.
Hubungan Singapura-Indonesia sebagian besar akan tetap sama setelah adanya perubahan pemimpin. Meski demikian, ada harapan besar bahwa Wong akan membantu ASEAN mengambil langkah berbeda dalam mengatasi tantangan internal dan ancaman eksternal.
Salah satu permasalahan yang dihadapi ASEAN adalah krisis Myanmar. ASEAN secara bertahap mengisolasi junta militer Myanmar, dengan menolak wakil negara tersebut pada pertemuan resmi ASEAN. Langkah itu diambil sebagai respon karena junta militer Myanmar tidak mematuhi Konsensus Lima Poin. Padahal, konsensus tersebut adalah peta jalan untuk mengembalikan demokrasi di negara tersebut.
Belum ada tanda-tanda bahwa konflik bersenjata antara kelompok prodemokrasi dan junta militer akan berakhir. Rakyat Myanmar adalah yang paling dirugikan. Negara tersebut tampaknya akan tetap menjadi masalah bagi kawasan ini di masa depan.
Pada usia 51 tahun, Wong diharapkan punya pendekatan yang lebih persuasif dibandingkan para pemimpin ASEAN lainnya. Bagaimana pun, sebagian besar dari mereka berusia lebih tua darinya. Wong juga diharapkan lebih terbuka dalam menjajaki hubungan yang saling menguntungkan dengan negara-negara tetangga.
ASEAN menanti kontribusi Wong, di tengah segala tantangan, baik di saat ini maupun di masa depan.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.