TheJakartaPost

Please Update your browser

Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.

Jakarta Post

Nyawa petugas pemadam kebakaran sungguh berharga 

Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok termasuk lembaga yang menerima porsi anggaran terkecil dari APBD Kota, yakni hanya Rp34 miliar selama setahun penuh.

Editorial board (The Jakarta Post)
Jakarta
Sat, October 26, 2024 Published on Oct. 25, 2024 Published on 2024-10-25T02:18:32+07:00

Change text size

Gift Premium Articles
to Anyone

Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Nyawa petugas pemadam kebakaran sungguh berharga Lives at stake: Fire brigades and policemen work at the site of a bomb explosion close to the main railway station in Munich, southern Germany, on December 1, 2021. (AFP/Christof Stache)
Read in English

S

ehari menjelang pelantikan Prabowo Subianto sebagai presiden kedelapan, kabar duka datang dari kota penyangga Jakarta, Depok, di Jawa Barat.

Petugas pemadam kebakaran Martinnius Reja Panjaitan, 31 tahun, tewas setelah kesulitan bernapas saat memadamkan api di Pasar Cisalak, Kota Depok. Rekannya tidak dapat menemukan respirator di salah satu mobil pemadam kebakaran, sementara ambulans yang membawanya ke rumah sakit juga kekurangan tabung oksigen. Dokter menyatakan bahwa pria pemberani itu meninggal dunia di rumah sakit.

Mari menyampaikan belasungkawa mendalam dan doa kepada mendiang Martinnius, juga keluarganya. Tapi, kami juga percaya bahwa dinas pemadam kebakaran dan pembuat kebijakan Kota Depok harus bertanggung jawab atas hilangnya nyawa pemuda tersebut. Anggaran yang dialokasikan oleh pemerintah kota atau kabupaten untuk pemadam kebakaran sudah relatif kecil. Dan kecil ini sering kali menghadapi pemotongan lebih lanjut di tengah jalan, atau bahkan penggelapan yang melibatkan pejabat yang korup.

Dinas pemadam kebakaran Depok, khususnya, telah terjerumus dalam dugaan praktik korupsi. Baru-baru ini, puluhan petugas pemadam kebakaran melaporkan pejabat tinggi di dinas tersebut ke polisi atas dugaan korupsi. Mereka melaporkan sang pejabat setelah menemukan bahwa banyak peralatan yang rusak selama bertahun-tahun tanpa ada rencana penggantian.

Krisis peralatan baru-baru ini terjadi, meskipun pemerintah kota mengalokasikan anggaran tahunan untuk perbaikan dan pembelian peralatan. Untuk 2024 saja, Depok mengalokasikan Rp1 miliar (sekitar $64.116 dolar Amerika) hanya khusus untuk pemeliharaan peralatan.

Dugaan korupsi bukanlah yang pertama menimpa dinas pemadam kebakaran kota. Pada 2022, seorang bendahara dinas dinyatakan bersalah mencuri uang dinas pemadam kebakaran yang dialokasikan untuk dana asuransi pekerja kontrak.

Viewpoint

Every Thursday

Whether you're looking to broaden your horizons or stay informed on the latest developments, "Viewpoint" is the perfect source for anyone seeking to engage with the issues that matter most.

By registering, you agree with The Jakarta Post's

Thank You

for signing up our newsletter!

Please check your email for your newsletter subscription.

View More Newsletter

Praktik korupsi yang melanda dinas pemadam kebakaran tidak terbatas di Depok. Banyak kota dan kabupaten lain di Indonesia yang digerus korupsi yang merajalela di dalam dinas pemadam kebakaran mereka.

Dinas pemadam kebakaran di Depok termasuk lembaga yang menerima porsi anggaran kota terkecil, dengan hanya Rp 34 miliar untuk setahun penuh. Sebaliknya, lembaga pemadam kebakaran di Jakarta mungkin menerima lebih dari Rp1 triliun.

Ironisnya, anggaran kecil petugas dinas pemadam kebakaran sering kali menjadi yang pertama menghadapi pemotongan dana pada pertengahan tahun, bahkan di kota-kota besar seperti Jakarta. Anggaran Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta, misalnya, dipotong sebesar Rp13 miliar pada Agustus lalu. Namun, anggota dewan kota terus meminta petugas pemadam kebakaran untuk menanggapi laporan lebih cepat. Misalnya saat baru-baru ini terjadi kebakaran yang menghanguskan puluhan rumah di daerah padat penduduk Tambora di Jakarta Barat.

Kondisinya bagai langit dan bumi jika dibandingkan dengan rekan-rekan sejawat petugas pemadam kebakaran, yaitu sesama petugas tanggap darurat, yang ada di kepolisian. Anggaran Kepolisian Nasional untuk 2025 telah ditetapkan sebesar Rp126 triliun, naik dari Rp 99 triliun tahun ini.

Anggaran kepolisian bahkan lebih besar jika dibandingkan dengan gabungan anggaran untuk lebih dari 500 dinas pemadam kebakaran di seluruh negeri. Di Depok, Dinas Pemadam Kebakaran akan menerima Rp34 miliar tahun ini.

Minimnya dukungan dana, ditambah dengan kekacauan birokrasi, telah menambah tekanan pada petugas pemadam kebakaran. Mereka tidak hanya menghadapi kesulitan saat bertugas, tapi juga sulit bahkan saat sedang tidak berdinas. Banyak petugas pemadam kebakaran yang tinggal di rumah kos yang kumuh, dan hal itu ironis jika mengingat tanggung jawab mereka. Sesungguhnya, mereka bekerja di bawah tekanan besar, karena dituntut tiba di lokasi kebakaran secepat mungkin. Jika mereka tidak segera tiba, semuanya akan menjadi buruk. 

Meninggalnya Martinnius seharusnya menjadi peringatan bagi semua pembuat kebijakan di Indonesia. Kehilangan satu petugas pemadam kebakaran sudah terlalu banyak, terutama karena kita menghadapi risiko kebakaran yang lebih tinggi dengan populasi yang terus bertambah. Belum lagi situasi rentan kebakaran karena kondisi pemukiman yang lebih padat di kota-kota serta iklim yang lebih panas dan kering akibat pemanasan global.

Sudah saatnya memberi petugas pemadam kebakaran hak yang pantas mereka dapatkan. Mereka seharusnya mendapat gaji yang layak, peralatan yang layak, dan lingkungan kerja yang mendukung untuk melindungi mereka dari segala bahaya saat bertugas.

Sebab, kalau bukan petugas pemadam kebakaran, siapa yang akan Anda panggil saat rumah Anda terbakar? Siapa yang akan menolong anak kucing Anda yang terjebak di dalam penampung air? Juga siapa yang akan mengevakuasi sarang lebah di halaman belakang rumah, atau menyelamatkan tangan Anda yang tersangkut di saluran air kolam renang?

Your Opinion Matters

Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.

Enter at least 30 characters
0 / 30

Thank You

Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.

Share options

Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!

Change text size options

Customize your reading experience by adjusting the text size to small, medium, or large—find what’s most comfortable for you.

Gift Premium Articles
to Anyone

Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!

Continue in the app

Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.