TheJakartaPost

Please Update your browser

Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.

Jakarta Post

RI ajukan lagi reformasi sistem keuangan global

Yvette Tanamal and A. Muh. Ibnu Aqil (The Jakarta Post)
Premium
New York, United States/Jakarta
Sat, September 23, 2023

Share This Article

Change Size

RI ajukan lagi reformasi sistem keuangan global An image of United Nations Secretary-General Antonio Guterres is displayed on large screens as he opens the 2023 Sustainable Development Goals (SDGs) Summit on Sept. 18 at the UN headquarters in New York City. (Reuters/Mike Segar)
Read in English

D

alam dialog pada hari Rabu (20 September) di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nations General Assembly atau UNGA) ke-78 di New York, terungkap bahwa negara-negara maju tidak dapat memenuhi janji mereka.  Delegasi Indonesia lalu menegaskan kembali dukungan untuk mereformasi arsitektur keuangan internasional, dan berupaya menjelaskan bahwa sistem yang saat ini berlaku sudah tidak sesuai dan ketinggalan zaman.

Suara Indonesia tampil di tengah tuntutan yang lebih keras dari negara-negara berkembang. Tuntutan untuk melakukan pembenahan pada beberapa lembaga keuangan terpenting di dunia, berikut tata kelolanya, makin meluas, seiring makin dalamnya kesenjangan antara negara maju dan negara berkembang.

Acara tambahan dalam UNGA berupa Dialog Tingkat Tinggi mengenai Pembiayaan Pembangunan, yang dilaksanakan empat tahunan itu, adalah salah satu acara yang paling penting. Dalam acara tersebut, negara-negara di seluruh dunia membahas aliran dana, termasuk pendanaan untuk pembangunan berkelanjutan.

Salah satu topik paling hangat dalam diskusi adalah kesenjangan pendanaan, tuntutan perbaikan agar mengurangi kerentanan negara-negara berkembang terjebak dalam krisis utang, dan seperti yang dijelaskan oleh Sekjen PBB Antonio Guterres sebagai “momen Bretton Woods baru”.

Sistem manajemen moneter Bretton Woods dibentuk setelah Perang Dunia II pada 1944. Tujuannya untuk menjaga stabilitas nilai tukar mata uang internasional melalui lembaga-lembaga, terutama Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund atau IMF), dan Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization atau WTO).

Menurut situs web IMF, sistem ini bubar antara tahun 1968 dan 1973. Namun, tetap saja sistem ini dikritik karena selama beberapa dekade dianggap bersikap bias, dengan hanya memihak negara-negara tertentu, dan dampaknya masih berlanjut hingga saat ini.

“Tatanan ekonomi global saat ini merupakan sisa dari arsitektur pascaperang yang menguntungkan sebagian besar negara-negara industri. [...] Institusi Bretton Woods harus direformasi,” kata Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi pada dialog. Menteri Retno mengatakan bahwa hanya dengan memperbaiki situasi dan menciptakan lingkungan yang “kondusif”, maka negara-negara Selatan dapat mengembangkan dan memajukan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs). Sejauh ini, kemajuan SDGs dinilai lambat.

to Read Full Story

  • Unlimited access to our web and app content
  • e-Post daily digital newspaper
  • No advertisements, no interruptions
  • Privileged access to our events and programs
  • Subscription to our newsletters
or

Purchase access to this article for

We accept

TJP - Visa
TJP - Mastercard
TJP - GoPay

Redirecting you to payment page

Pay per article

RI ajukan lagi reformasi sistem keuangan global

Rp 29,000 / article

1
Create your free account
By proceeding, you consent to the revised Terms of Use, and Privacy Policy.
Already have an account?

2
  • Palmerat Barat No. 142-143
  • Central Jakarta
  • DKI Jakarta
  • Indonesia
  • 10270
  • +6283816779933
2
Total Rp 29,000

Your Opinion Matters

Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.

Enter at least 30 characters
0 / 30

Thank You

Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.