TheJakartaPost

Please Update your browser

Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.

Jakarta Post

Suku bunga acuan BI tidak berubah, kegagalan SVB tidak berpengaruh langsung

Aditya Hadi (The Jakarta Post)
Premium
Jakarta
Thu, March 16, 2023

Share This Article

Change Size

Suku bunga acuan BI tidak berubah, kegagalan SVB tidak berpengaruh langsung Bank Indonesia's logo is seen at its headquarters in Jakarta in January 2019. (Reuters/Willy Kurniawan)
Read in English

Untuk kedua kalinya, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuannya. Hal ini tepat seperti prediksi para analis.

Setelah Rapat Dewan Gubernur BI pada Kamis (16 Maret), disampaikan bahwa hampir tidak ada dampak langsung dari penutupan tiga bank di Amerika Serikat minggu lalu terhadap perbankan Indonesia. Namun ketidakpastian di pasar keuangan global mungkin menekan nilai tukar rupiah.

BI mengumumkan tingkat suku bunga acuan akan tetap di posisi 5,75 persen pada Maret, posisi yang sama sejak Januari, setelah dinaikkan secara kumulatif 225 basis poin (bps) pada Agustus tahun lalu. Sementara suku bunga simpanan dan pinjaman dipertahankan masing-masing pada 5 persen dan 6,5 persen.

Keputusan BI sejalan dengan perkiraan para ekonom dari Moody's Analytics, Bank Mandiri, dan Permata Bank. Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan bahwa tingkat inflasi inti dan inflasi umum turun lebih cepat dari yang diharapkan. Ia yakin inflasi inti akan tetap di antara 2 dan 4 persen pada semester pertama tahun ini, sementara pertumbuhan indeks harga konsumen (IHK) akan turun hingga kembali ke angka sasaran yang sama yaitu 3,0+/-1% di akhir 2023.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan awal bulan ini bahwa inflasi inti telah turun dari posisi 3,27 persen di Januari menjadi 3,09 persen pada Februari. Namun, angka batas pertumbuhan IHK tahunan meningkat menjadi 5,47 persen bulan lalu (tahun ke tahun), naik dari 5,28 persen di bulan sebelumnya, didorong oleh kenaikan 7,62 persen yang terjadi pada harga bahan pangan yang rentan gejolak atau volatile food.

“Inflasi volatile food [meningkat] bulan lalu karena harga beras naik, tapi kita memasuki musim panen, sehingga kenaikan akan terkendali. Inflasi IHK akan kembali ke posisi di bawah 4 persen pada bulan September, ketika efek kenaikan harga bahan bakar tahun lalu telah hilang," kata Perry.

Prospects

Every Monday

With exclusive interviews and in-depth coverage of the region's most pressing business issues, "Prospects" is the go-to source for staying ahead of the curve in Indonesia's rapidly evolving business landscape.

By registering, you agree with The Jakarta Post's

Thank You

for signing up our newsletter!

Please check your email for your newsletter subscription.

View More Newsletter

Irman Faiz, Analis Ekonomi Makro di Bank Danamon, meyakini tekanan terhadap rupiah akan tetap ada, bergantung pada kebijakan Federal Reserve AS yang akan diumumkan minggu depan.

to Read Full Story

  • Unlimited access to our web and app content
  • e-Post daily digital newspaper
  • No advertisements, no interruptions
  • Privileged access to our events and programs
  • Subscription to our newsletters
or

Purchase access to this article for

We accept

TJP - Visa
TJP - Mastercard
TJP - GoPay

Redirecting you to payment page

Pay per article

Suku bunga acuan BI tidak berubah, kegagalan SVB tidak berpengaruh langsung

Rp 29,000 / article

1
Create your free account
By proceeding, you consent to the revised Terms of Use, and Privacy Policy.
Already have an account?

2
  • Palmerat Barat No. 142-143
  • Central Jakarta
  • DKI Jakarta
  • Indonesia
  • 10270
  • +6283816779933
2
Total Rp 29,000

Your Opinion Matters

Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.

Enter at least 30 characters
0 / 30

Thank You

Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.