Dalam ajang debat kedua yang berlangsung lebih tenang pada hari Jumat 22 Desember, para kandidat tidak terlalu mengkritisi kebijakan ekonomi Presiden Joko “Jokowi” Widodo. Yang jelas, calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka adalah pendukung setia program ayahnya.
Gibran, 36 tahun, yang dituduh tidak berpengalaman dan pencalonannya bisa mulus melalui nepotisme, mengatakan bahwa tiga hari terakhir ia “rajin” berlatih untuk debat tersebut. Ia berhasil menguraikan program-program utama Jokowi, mulai dari hilirisasi hingga Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, dengan rasa percaya diri yang nyata.
“IKN tidak hanya berfungsi sebagai lokasi gedung-gedung pemerintahan tetapi juga sebagai simbol pemerataan pembangunan di Indonesia. Itu simbol transformasi di Indonesia,” ujarnya saat debat. Gibran, yang merupakan pasangan calon presiden Prabowo Subianto, menggemakan poin-poin yang disampaikan ayahnya bahwa pembangunan Nusantara akan membuka pertumbuhan ekonomi baru di Kalimantan. Artinya, jauh dari pusat perekonomian negara saat ini di Pulau Jawa.
Lawan-lawannya mengkritik megaproyek tersebut, yang diperkirakan menelan biaya sekitar Rp 466 triliun ($30,1 miliar dolar Amerika).
“Saya merasa lucu kalau [Anda bilang] alokasi proyek ibu kota baru hanya 20 persen dari APBN. Dari apa yang kami baca, tidak ada satu pun investor yang ikut serta. Anda menyebutkan satu atau dua investor yang berinvestasi dalam proyek tersebut? Dengan lahan ratusan ribu hektare yang dikuasai pengusaha tertentu,” kata calon wakil presiden Mahfud MD, seorang guru besar hukum, kepada Gibran yang 30 tahun lebih muda darinya.
Gibran menjawab, pencarian cepat di internet akan menunjukkan bahwa beberapa investor dalam negeri memang telah berinvestasi dalam proyek tersebut. “Profesor Mahfud, kalau sampai di rumah, bisa [cari] di Google. Banyak [investor] yang bergabung. Mayapada, Agung Sedayu. Mungkin setelah pemilihan presiden [lebih banyak lagi yang akan datang]. [Investor] sedang menunggu pemilihan presiden [berlangsung].”
Proyek IKN yang diusung Jokowi belum menarik investasi asing dalam jumlah besar. Sementara itu, menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.