Pimpinan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri meminta seluruh jajaran partainya bekerja keras demi kemenangan bakal calon presiden Ganjar Pranowo. Partai politik terbesar di Indonesia tersebut berada di ujung tanduk karena hubungan ketua umumnya yang rumit dengan kader partai yang menjadi presiden, Joko “Jokowi” Widodo.
Memimpin pertemuan nasional tiga hari PDIP di Kemayoran, Jakarta Pusat, yang berakhir pada hari Minggu, Megawati meminta usaha keras dan komitmen tegas untuk memastikan kemenangan partai. Ia menyebut kondisi saat ini dipenuhi upaya untuk mengisolasi Ganjar menjelang pemilu tahun depan, setelah partai-partai yang bergabung dengan kubu pesaing terus bertambah.
“Jangan pernah takut sedikit pun dalam menghadapi berbagai serangan dan manuver politik praktis yang hanya sekadar cerminan nafsu ini berkuasa,” kata Megawati dalam salah satu pidatonya. “Kita berjuang karena keyakinan politik kita telah diuji oleh tantangan masa lalu yang besar dan menyakitkan, terutama di masa Orde Baru,” tambahnya. “Melalui perjuangan kita semua, bersatu dengan rakyat, saya yakin, Insya Allah, jika kita bekerja keras, Ganjar akan menjadi Presiden Indonesia kedelapan.”
Presiden Jokowi yang mengenakan kemeja batik warna merah dan hitam khas PDIP hadir dalam upacara pembukaan pertemuan nasional di hari Jumat. Ia tampak mendukung Ganjar serta program kebijakan PDIP yang diusung untuk pemilu mendatang, yaitu kebijakan yang fokus pada keberlanjutan pangan.
Hubungan antara Megawati dan Jokowi dilaporkan memburuk. Jokowi, yang sering disebut Megawati sebagai hanya “petugas partai”, dalam beberapa bulan terakhir nampak bersaing dengan sang ketua umum partai sebagai penentu presiden dalam pemilu tahun depan. Presiden telah mengambil beberapa langkah yang diyakini sebagai bentuk dukungan pada pencalonan Prabowo Subianto, saingan utama Ganjar dalam pemilu persiden mendatang.
Banyak yang berspekulasi bahwa Presiden telah memobilisasi partai-partai politik besar dalam pemerintahannya untuk berkoalisi mendukung pencalonan Prabowo. Langkah tersebut menjadikan Prabowo calon presiden dengan aliansi elektoral terbesar, yang terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat yang awalnya oposan, serta partai kecil seperti Partai Bulan Bintang (PBB) yang tidak punya kursi di legislatif.
PDIP, satu-satunya partai yang berhak mengajukan calon presidennya sendiri tanpa berkoalisi dengan partai lain, membentuk aliansi elektoral terkecil dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang berbasis Islam dan dua partai nonparlemen yaitu Partai Persatuan Indonesia (Perindo) dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.