Migrant Care mengkhawatirkan adanya data ganda yang memungkinkan para pemilih untuk memberikan suara lebih dari satu, yaitu di tempat pemungutan suara (TPS), di kotak suara keliling (KSK), atau melalui pemungutan suara via pos.
Mengingat proses pemungutan suara di luar negeri rentan terhadap gangguan dan kecurangan, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) telah memaksimalkan komunikasinya dengan perwakilan dan penyelenggara pemungutan suara di luar negeri, untuk mengantisipasi adanya penyimpangan yang dapat mendistorsi hasil pemilu.
Rangkaian pemungutan suara di TPS di luar negeri telah dimulai minggu ini. Para WNI yang tinggal di Hanoi dan Ho Chi Minh City menjadi yang pertama memberikan suara pada hari Senin. TPS-TPS di 126 kota lainnya di seluruh dunia akan dibuka selama satu hari, mulai Selasa hingga 14 Februari, hari pemilihan umum bagi para pemilih di Indonesia.
Namun, laporan mengenai dugaan adanya data ganda dalam daftar pemilih di Johor Bahru, Malaysia, masih belum terselesaikan hingga saat ini. Sementara, dalam beberapa minggu terakhir telah terjadi berbagai masalah mulai dari distribusi surat suara yang terlalu cepat hingga perubahan metode pemungutan suara yang mendadak.
Pada hari Senin, komisioner Bawaslu Herwyn Malonda mengatakan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi berbagai potensi gangguan, termasuk potensi ketidakcocokan antara jumlah surat suara yang tersedia dan jumlah pemilih. Kemudian terdapat juga kemungkina adanya surat suara yang rusak, dan potensi gangguan saat petugas pemungutan suara memverifikasi identitas pemilih yang memilih memasukkan suara melalui pos.
Khawatir akan adanya potensi kecurangan atau adanya kecurangan pemilu yang dapat terjadi akibat gangguan tersebut, Bawaslu telah menginformasikan kepada Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) di luar negeri untuk memberikan perhatian ekstra terhadap isu-isu ini.
"Negara-negara yang paling rentan adalah negara dengani populasi WNI yang besar dan punya catatan pelanggaran di masa lalu," tambah Herwyn. "Jadi kami lebih fokus pada negara-negara ini. [...] Kami telah menginstruksikan Panwaslu di sana untuk mulai melakukan langkah-langkah pencegahan."
Beberapa negara dan kota yang dimaksud antara lain adalah Malaysia, Pakistan, Qatar, Afganistan, dan Melbourne di Australia.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.