TheJakartaPost

Please Update your browser

Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.

Jakarta Post

Bukan cuma perkara pasir saja

Editorial Board (The Jakarta Post)
Premium
Jakarta
Sat, June 3, 2023

Share This Article

Change Size

Bukan cuma perkara pasir saja Water invasion: The inundated Wal Adhuna Mosque is seen from land at Muara Baru, Jakarta, on Aug. 13, 2019. (JP/Wendra Ajistyatama)
Read in English

K

ita harus mempertanyakan keputusan pemerintah yang baru-baru ini mengizinkan kembali ekspor pasir laut, setelah melarangnya selama dua dekade belakangan. Ironisnya, pencabutan larangan dilakukan saat Indonesia sedang menghadapi degradasi lingkungan di ekosistem pesisirnya, terutama di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Permukaan air laut di pesisir pulau Jawa, dari Jakarta hingga Demak di Jawa Tengah, terus naik. Selain menggenangi desa-desa, kenaikan air laut menghapus mata pencaharian masyarakat di pesisir. Dibandingkan daerah pesisir lainnya, Jakarta mungkin lebih beruntung karena punya tembok besar untuk menahan invasi air laut. Tanpa tembok itu, akan banyak bagian tepi laut utara kota yang terendam air asin.

Pencabutan larangan ekspor pasir juga terjadi ketika Presiden Joko “Jokowi” Widodo sedang berupaya melindungi sumber daya mineral Indonesia, dengan secara sistematis melarang ekspor sebagian besar logam penting milik ibu pertiwi.

Presiden Jokowi menandatangani peraturan pemerintah tentang ekspor pasir laut pada 15 Mei lalu. Perppu tersebut memperbolehkan pemegang izin tambang untuk menambang dan mengekspor pasir laut, asalkan kebutuhan dalam negeri sudah terpenuhi. Penggunaan pasir yang disetujui termasuk untuk lahan reklamasi serta pembangunan infrastruktur, baik milik swasta atau milik negara.

Menanggapi kebijakan tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa ekspor tersebut akan membantu mengurangi sedimentasi di dasar laut. Ditambahkan pula bahwa diperlukan studi untuk menilai apakah suatu daerah layak menjadi lokasi pertambangan.

Pada 2003, sebelum Presiden saat itu, Megawati Soekarnoputri, melarang ekspor pasir laut, Indonesia hampir kehilangan dua pulau di perbatasan, yaitu Pulau Nipah dan Pulau Sebatik. Dua pulau itu habis-habisan ditambang pasirnya untuk diekspor ke Singapura. Seandainya dua pulau itu hilang, tidak hanya perbatasan negara yang akan berubah tetapi juga akan ada ancaman terhadap integritas teritorial Indonesia.

Viewpoint

Every Thursday

Whether you're looking to broaden your horizons or stay informed on the latest developments, "Viewpoint" is the perfect source for anyone seeking to engage with the issues that matter most.

By registering, you agree with The Jakarta Post's

Thank You

for signing up our newsletter!

Please check your email for your newsletter subscription.

View More Newsletter

Sulit untuk menyetujui alasan pemerintah mencabut larangan ekspor pasir laut. Pemerintah mungkin telah mengabaikan pelajaran dari dampak perubahan iklim di seluruh dunia. Pemanasan global akibat perubahan iklim kini telah membuat kepunahan mengancam banyak negara kepulauan kecil.

to Read Full Story

  • Unlimited access to our web and app content
  • e-Post daily digital newspaper
  • No advertisements, no interruptions
  • Privileged access to our events and programs
  • Subscription to our newsletters
or

Purchase access to this article for

We accept

TJP - Visa
TJP - Mastercard
TJP - GoPay

Redirecting you to payment page

Pay per article

Bukan cuma perkara pasir saja

Rp 29,000 / article

1
Create your free account
By proceeding, you consent to the revised Terms of Use, and Privacy Policy.
Already have an account?

2
  • Palmerat Barat No. 142-143
  • Central Jakarta
  • DKI Jakarta
  • Indonesia
  • 10270
  • +6283816779933
2
Total Rp 29,000

Your Opinion Matters

Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.

Enter at least 30 characters
0 / 30

Thank You

Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.