TheJakartaPost

Please Update your browser

Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.

Jakarta Post

Diplomasi kapal perang

Editorial board (The Jakarta Post)
Jakarta
Fri, June 9, 2023

Share This Article

Change Size

Diplomasi kapal perang Joint exercise: Naval ships from Southeast Asian countries take part in the inaugural ASEAN-Russia Naval Exercise on Dec. 2, 2021 in the waters off the Andaman Islands in the Indian Ocean. Regional defense cooperation is vital amid the rise of traditional and nontraditional maritime threats. (AFP/Indonesian Navy Western fleet command)
Read in English

D

i tengah meningkatnya ketegangan di kawasan, akibat aksi unjuk kekuatan antara China dan Amerika Serikat, serta negara-negara regional lainnya, Indonesia menjadi tuan rumah latihan angkatan laut multilateral. Ajang ini melibatkan beberapa negara yang biasanya berbeda pandangan satu sama lain.

Latihan Angkatan Laut Multilateral Komodo (Mulitaleral Naval Exercise Komodo atau MNEK) yang keempat berlangsung di Makassar pada Senin hingga Kamis, 4-8 Juni. Acara tersebut melibatkan 2.500 personel dari 36 negara, termasuk Indonesia. Sekitar 25 kapal perang dari Australia, China, India, india, Italia, Malaysia, Pakistan, Filipina, Rusia, Singapura, Thailand, Amerika Serikat, dan Vietnam, hadir dalam latihan dua tahunan tersebut.

Delegasi terbesar adalah Angkatan Laut Indonesia yang mengerahkan delapan kapal perang dari berbagai jenis. Kelompok Rusia menjadi yang kedua terbanyak dengan mengirimkan tiga kapal. Sedangkan China, Malaysia, dan Singapura masing-masing mengirim dua kapal. Sementara Australia, India, Italia, Pakistan, Filipina, Thailand, AS, dan Vietnam masing-masing mengirim satu kapal.

Terdapat pasukan udara milik Angkatan Laut yang hadir dalam latihan tersebut. Filipina, Rusia, dan AS masing-masing mengirimkan satu helikopter sementara Indonesia mengerahkan tujuh pesawat terbang dan tiga helikopter.

Utusan dari Brazil, Bangladesh, Brunei, Kamboja, Kanada, Cile, Fiji, Prancis, Jepang, Kenya, Belanda, Selandia Baru, Oman, Papua Nugini, Qatar, Korea Selatan, Spanyol, Sri Lanka, Timor-Leste , Turki, Uni Emirat Arab, dan Inggris Raya juga turut berpartisipasi dalam MNEK 2023.

MNEK menjadi istimewa karena sejak diselenggarakan pertama kali pada 2014, Indonesia sudah memutuskan untuk fokus pada kegiatan operasi militer selain perang (military operations other than war atau MOOTW). Yang jadi kegiatan utama adalah latihan penggunaan aset militer dalam bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana (humanitarian assistance and disaster relief atau HADR), pencarian dan penyelamatan, serta keamanan maritim.

Viewpoint

Every Thursday

Whether you're looking to broaden your horizons or stay informed on the latest developments, "Viewpoint" is the perfect source for anyone seeking to engage with the issues that matter most.

By registering, you agree with The Jakarta Post's

Thank You

for signing up our newsletter!

Please check your email for your newsletter subscription.

View More Newsletter

Fokus pada MOOTW bermanfaat bagi angkatan laut dari kawasan Asia Tenggara karena mereka dapat bekerja sama untuk benar-benar mengimplementasikan Perjanjian ASEAN tentang Penanggulangan Bencana dan Tanggap Darurat. Wilayah ini rawan bencana alam. Beberapa kejadian telah mengakibatkan kehancuran besar-besaran sekaligus merenggut banyak nyawa.

Inilah yang membedakan MNEK dengan latihan angkatan laut multilateral lainnya. Latihan Rim of Pacific (RIMPAC) yang diselenggarakan oleh Amerika Serikat, berfokus pada latihan perang tradisional yang melibatkan manuver angkatan laut dan pendaratan amfibi, meskipun memasukkan juga komponen HADR.

Bisa saja ada anggapan bahwa menggunakan aset militer untuk kegiatan HADR adalah sesuatu yang berlebihan. Namun, HADR memungkinkan para peserta yang berasal dari beragam latar belakang, dan bahkan dari negara yang berbeda pandangan, bisa bekerja sama mencapai tujuan latihan.

Dapat dikatakan bahwa latihan HADR berguna untuk membangun rasa saling percaya di antara negara-negara yang saat ini terjebak di tengah dinamika regional dan global yang tensinya sedang menghangat. Terbukti bahwa para anggota pasukan Angkatan Laut tersebut tetap bisa bekerja sama saat menemui perbedaan pendapat atau perbedaan strategi.

China selalu berpartisipasi dalam MNEK, sejak yang pertama pada 2014, terlepas dari ketegangan akibat persaingan klaim teritorial di Laut China Selatan antara negara terpadat di dunia tersebut dengan beberapa negara peserta lainnya.

Dengan demikian, Indonesia tetap dapat menjalankan fungsi sebagai perantara yang baik dalam sengketa Laut China Selatan, yang membuat sesama anggota ASEAN harus berhadapan dengan China. Apalagi saat ini Jakarta masih belum menyelesaikan masalah terkait pelanggaran batas yang dilakukan Beijing pada zona ekonomi eksklusif di sekitar Laut Natuna Utara.

Di sela-sela MNEK, TNI AL juga menyelenggarakan Simposium Keamanan Maritim Internasional Kelima. Acara ini diisi tiga sesi, yaitu pengkajian dan pemantauan bencana di kawasan, aksi cepat tanggap yang lebih terkoordinasi dan bergotong-royong saat menghadapi keadaan darurat bencana skala besar, dan pembangunan berkelanjutan serta ekonomi biru menyongsong masa pemulihan setelah pandemi.

Memiliki program pelatihan yang seragam menjadi keharusan untuk menumbuhkan pemahaman yang lebih baik bagi pasukan militer yang beroperasi di kawasan yang melibatkan semua layanan, darat, laut, udara dan mungkin dunia maya bahkan luar angkasa. Akhir tahun ini, Indonesia dan AS akan berdampingan menjadi tuan rumah untuk latihan bersama The Super Garuda Shield Exercise yang melibatkan berbagai unit milter milik lebih dari 20 negara.

Latihan bersama mitra internasional memungkinkan Indonesia untuk belajar dan berbagi pengalaman tentang perkembangan taktik militer terkini serta kemajuan berbagai peralatan militer. Para anggota militer Indonesia juga bisa membangun jaringan secara personal di antara semua  perserta yang hadir. Bisa saja, semakin banyak latihan bersama, akan semakin memperkecil kemungkinan negara-negara yang hadir terlibat dalam peperangan.

Your Opinion Matters

Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.

Enter at least 30 characters
0 / 30

Thank You

Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.