TheJakartaPost

Please Update your browser

Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.

Jakarta Post

Jokowi menuju Gedung Putih

Editorial board (The Jakarta Post)
Jakarta
Tue, November 7, 2023

Share This Article

Change Size

Jokowi menuju Gedung Putih President Joko "Jokowi" Widodo and United States President Joe Biden have a chat on the red carpet of The Apurva Kempinski Bali in Badung, Bali on Nov. 14, 2022. (Bureau of Press, Media, and Information of Presidential Secretariat/Laily Rachev)
Read in English

P

residen Joko “Jokowi” Widodo dijadwalkan terbang ke Amerika Serikat pada akhir pekan untuk menghadiri KTT ke-30 Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (Asia-Pacific Economic Cooperation atau APEC) di San Francisco, California, pada 15-17 November. Presiden juga dijadwalkan mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih. Bagi Jokowi, lawatan ke AS adalah kesempatan untuk menghentikan sejenak agenda domestiknya dan mengisi ulang tenaganya.

Tanggal pertemuan bilateral masih belum diumumkan. Namun, pertemuan akan menjadi kunjungan kedua Jokowi ke Gedung Putih setelah KTT AS-ASEAN di Washington DC, pada Mei tahun lalu.

“Presiden Biden menantikan kedatangan Presiden Widodo ke Washington untuk pertemuan bilateral di Gedung Putih pada November ini. Ia juga menantikan kedatangan Presiden Widodo di San Francisco untuk Pekan Pemimpin Ekonomi APEC (APEC Economic Leaders' Week),” kata Gedung Putih dalam siaran persnya.

Jokowi dan Biden saling menghormati dan menyukai satu sama lain, meskipun secara tradisional Indonesia lebih suka berurusan dengan presiden dari Partai Republik. Partai Demokrat terkenal terlalu banyak menuntut, terutama terkait isu hak asasi manusia, perlindungan tenaga kerja, kebebasan berpendapat, dan kebebasan beragama.

Hampir bisa dipastikan bahwa Jokowi akan membahas perang yang sedang berlangsung di Gaza dalam percakapannya dengan tuan rumah. Sementara, ada kemungkinan sang tuan rumah akan membujuk Jokowi untuk melunakkan sikap Indonesia terhadap tindakan genosida Israel di Gaza. Jokowi harus tetap bersikap tegas terkait Israel, berdasarkan prinsip konstitusional. Lagipula, Jokowi harus menenangkan kemarahan masyarakat atas berlanjutnya kekerasan terhadap Palestina.

Kemerdekaan Palestina telah lama menjadi agenda utama kebijakan luar negeri Indonesia. Memang, mantan presiden Abdurrahman “Gus Dur” Wahid pernah mencoba pendekatan berbeda dengan mengusulkan hubungan yang lebih terbuka dan formal dengan Israel selama 21 bulan pemerintahannya dari tahun 1999 hingga 2001.

Viewpoint

Every Thursday

Whether you're looking to broaden your horizons or stay informed on the latest developments, "Viewpoint" is the perfect source for anyone seeking to engage with the issues that matter most.

By registering, you agree with The Jakarta Post's

Thank You

for signing up our newsletter!

Please check your email for your newsletter subscription.

View More Newsletter

Selama pertemuan dengan Biden, Jokowi juga perlu mengungkapkan kekecewaannya terhadap Hamas. Hamas telah membunuh lebih dari 1.400 orang dan menculik lebih dari 200 orang lainnya, baik warga Israel maupun warga negara lain, selama serangannya pada 7 Oktober terhadap Israel.

Dalam APEC 2023, tema yang diusung AS adalah Creating a Resilient and Sustainable Future for All (Menciptakan Masa Depan yang Tangguh dan Berkelanjutan untuk Semua). Tema tersebut bertujuan untuk mewujudkan kawasan yang “saling terhubung, inovatif, dan inklusif” dan “untuk memajukan agenda kebijakan ekonomi yang bebas, adil serta terbuka yang menguntungkan pekerja, pebisnis, dan keluarga AS”.

Selama pertemuan APEC, perhatian media kemungkinan besar akan terfokus pada dua isu utama. Yang pertama adalah kemungkinan pertemuan antara Biden dan Presiden China Xi Jinping. Yang kedua adalah perang di Gaza. Baik Biden maupun Xi kemungkinan besar tidak akan membuat kesepakatan, namun pertemuan mereka akan membantu mengurangi ketegangan antara kedua negara adidaya ekonomi dan militer tersebut.

Didirikan pada 1989, APEC adalah forum ekonomi regional yang tidak mengikat di antara negara-negara Asia-Pasifik. Tujuannya untuk memanfaatkan semakin meningkatnya saling ketergantungan di Asia-Pasifik dan menciptakan kesejahteraan yang lebih besar bagi masyarakat di kawasan ini dengan mengedepankan prinsip keseimbangan, inklusif, berkelanjutan, inovatif, dan pertumbuhan yang aman. APEC juga percepatan integrasi ekonomi regional.

Negara-negara anggota APEC merupakan rumah bagi 38 persen populasi global, hampir 3 miliar jiwa, menyumbang 62 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) dunia, dan mengendalikan hampir separuh perdagangan global.

Ketika didirikan pada 1989, keanggotaannya didasarkan pada kekuatan ekonomi, bukan kedaulatan. Itulah sebabnya Hong Kong dan Taiwan bisa bergabung.

Saat ini anggota APEC terdiri atas 21 negara, yaitu Australia, Brunei, Kanada, Chili, China, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Filipina, Peru, Papua Nugini, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand, Amerika, dan Vietnam.

KTT APEC kali ini akan menjadi yang terakhir bagi Presiden Jokowi. Dan ini akan menjadi forum multilateral terakhir untuk menarik investasi asing ke ibu kota baru, Nusantara. Jokowi akan mengakhiri masa jabatan kedua dan terakhirnya pada Oktober tahun depan.

Tentu saja, Presiden akan tergoda untuk memikat para anggota APEC agar berinvestasi di Indonesia. Namun, karena pemilihan umum yang akan menentukan penerus Jokowi tinggal beberapa bulan lagi, secara logis para investor akan memilih menunggu sampai hasil pemilihan presiden dan legislatif diumumkan pada bulan Maret.

Semua orang berharap bahwa selama kunjungannya ke AS, Jokowi dapat meningkatkan hubungan bilateral antara dua negara demokrasi terbesar Indonesia – AS ke tingkat berikutnya. Hal itu akan menjadi bagian dari warisan jangka panjangnya bagi negara ini.

Your Opinion Matters

Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.

Enter at least 30 characters
0 / 30

Thank You

Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.