TheJakartaPost

Please Update your browser

Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.

Jakarta Post

Lalu, Gaza bagaimana?

Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia bisa menjadi acuan bagi negara-negara muslim lainnya terkait cara menghadapi negara Yahudi.

Editorial Board (The Jakarta Post)
Jakarta
Sat, March 9, 2024

Share This Article

Change Size

Lalu, Gaza bagaimana? A picture taken from Rafah shows smoke billowing over Khan Yunis in the southern Gaza Strip during an Israeli bombardment on Jan. 22, 2024, amid ongoing battles between Israel and the Palestinian militant group Hamas. (AFP/AFP)
Read in English

Bagi Israel, Indonesia, tanpa keraguan, menjadi salah satu negara yang jadi target sasaran hubungan bilateral.

Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia dapat menjadi acuan bagi negara-negara muslim lainnya terkait cara menghadapi negara Yahudi.

Prospek dibukanya hubungan bilateral antara Indonesia dengan Israel tidak hanya mengusung simbol penting, tetapi juga punya implikasi praktis di dunia nyata.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa selama bertahun-tahun, telah terjalin hubungan antara para pelaku usaha di Indonesia dan Israel.

Selama bertahun-tahun pula, pemerintah Indonesia mengandalkan Israel sebagai salah satu sumber utama dalam hal pengadaan senjata. Pada 1970-an dan 1980-an, tentara asal Indonesia sebenarnya pernah dilatih di Israel.

Dalam beberapa tahun terakhir, dilaporkan bahwa sejumlah lembaga penegak hukum di Indonesia telah membeli teknologi pengawasan dari Israel, meskipun melalui perantara negara pihak ketiga.

Viewpoint

Every Thursday

Whether you're looking to broaden your horizons or stay informed on the latest developments, "Viewpoint" is the perfect source for anyone seeking to engage with the issues that matter most.

By registering, you agree with The Jakarta Post's

Thank You

for signing up our newsletter!

Please check your email for your newsletter subscription.

View More Newsletter

Sebagai rumah bagi teknologi pertanian modern, Israel juga menjadi negara tujuan bagi perusahaan-perusahaan Indonesia yang mencari solusi bisnis. Bahkan, The Jerusalem Post menulis pada Januari 2022 bahwa hubungan pertanian telah berperan besar dalam “menghangatnya hubungan baru-baru ini”. Tulisan itu merujuk pada kedekatan antara Indonesia dan Israel.

Sejauh ini, tidak ada hubungan bilateral langsung di antara kedua negara. Namun, pertalian yang telah tumbuh selama ini akhirnya menjadi kuat, hingga sampai di satu titik yang membuat pemerintah kedua negara menjajaki rencana membawa hubungan ke tingkat yang lebih tinggi. Hal ini diputuskan akhir tahun lalu.

Jika laporan dari surat kabar Israel, Jewish Insider, dapat dipercaya, Indonesia dan Israel berada di ambang pembukaan hubungan diplomatik. Namun, kemudian perang di Gaza meletus hingga menghentikan upaya tersebut.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada akhir Februari, Jewish Insider menyatakan bahwa kantor Presiden Joko “Jokowi” Widodo dan Menteri Luar Negeri Israel saat itu, Eli Cohen, telah menyetujui rancangan akhir perjanjian antarkantor perdagangan, bagi negara Yahudi dan Indonesia. Hal itu menjadi langkah pertama menuju hubungan diplomatik penuh.

Dilaporkan juga bahwa Oktober 2023 kemungkinan sudah diputuskan menjadi tanggal pengumuman peresmian kerja sama tersebut. Bulan itu bertepatan dengan rencana pertemuan Forum Negev, yang dijadwalkan berlangsung pada pertengahan Oktober. Ketika Presiden Jokowi mengunjungi Gedung Putih, juga sedang dipertimbangkan untuk meresmikan hubungan pada November.

Laporan tersebut juga memuat foto anggota delegasi Israel yang berpose bersama ajudan senior Presiden Jokowi saat itu, Andi Wijayanto.

Kami paham bahwa pemerintahan Presiden Jokowi menggunakan pendekatan pragmatis dan transaksional dalam urusan internasional. Alasan itu melandasi kepercayaan kami pada laporan Jewish Insider tentang upaya yang dilakukan untuk memperdalam hubungan antara Indonesia dan Israel.

Pemerintah Israel juga tentu saja bisa mengandalkan Prabowo Subianto, bahwa ia akan mengambil tindakan lebih jauh di masa depan. Menteri Pertahanan RI tersebut adalah pemenang pemilu presiden 14 Februari lalu.

Namun, serangan Hamas pada 7 Oktober dan perang berikutnya di Gaza, seharusnya membuat semua pihak yang terlibat dalam kebijakan luar negeri Indonesia berhenti sejenak. Ini saatnya memikirkan kembali segala hal.

Cara Israel berperang di Gaza, yang dengan tanpa pandang bulu menyasar dan membunuh warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, mengepung Gaza, serta menghambat pasokan makanan bagi warga Palestina harusnya cukup membuat Indonesia berpikir ulang. Pemusnahan total terhadap apa yang sudah terkenal sebagai penjara “terbuka” juga seharusnya cukup bagi Indonesia untuk mempertimbangkan kembali rencana meningkatkan hubungan dengan negara Yahudi tersebut.

Sesungguhnya, fakta adanya serangan besar-besaran terhadap Gaza seharusnya memberikan jeda bagi semua orang, setiap negara, tidak hanya Indonesia, untuk mulai mengkalibrasi ulang hubungan mereka dengan Israel.

Bahkan, kematian lebih dari 30.000 warga sipil di Gaza seharusnya cukup menjadi alasan. Kita bisa menuntut pertanggungjawaban para politisi dan jenderal militer yang melakukan serangan di Tel Aviv atas hal itu.

Kita seharusnya tidak mendukung perilaku buruk.

Your Opinion Matters

Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.

Enter at least 30 characters
0 / 30

Thank You

Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.