Prabowo, bersama Erdogan, harus berbicara setelah pertemuan bilateral mereka. Berdua, mereka harus menentang segala upaya yang akan mengendurkan gencatan senjata di Gaza.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Bogor pada Rabu. Pertemuan itu membuat banyak orang berharap kedua pemimpin akan membahas ancaman berulang Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang berniat mengusir 2 juta warga Palestina dari Gaza.
Mari berharap bahwa dua pemimpin negara yang mayoritas penduduknya muslim tersebut akan bersama-sama mengutuk rencana Trump. Rencana itu adalah pembersihan etnis, karena berupaya mengusir semua warga Gaza dari tanah air mereka secara paksa. Mengingat pengaruh dua pemimpin di berbagai organisasi multilateral dan regional, Indonesia dan Turki dapat mempelopori kampanye global untuk membantu terwujudnya perdamaian abadi di Gaza.
Baik Turki maupun Indonesia adalah anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Kelompok 20 (G20), dan Organisasi Kerja Sama Ekonomi D-8.
Erdogan, yang sedang menjalankan rangkaian perjalanan dinas ke Malaysia, Indonesia, dan Pakistan, secara terbuka menolak rencana Trump. Ia mengatakan bahwa warga Palestina telah tinggal di wilayah tersebut selama ribuan tahun. Tidak seorang pun yang berhak memaksa warga Palestina di Gaza untuk sekali lagi menanggung Nakhba. Selama perang Arab-Israel pada 1948, terjadi Nakba, yaitu pemindahan massal warga Palestina.
Kami mendorong Presiden Prabowo agar tidak diam saja mendengar niat Presiden Amerika untuk membangun kembali Gaza, tetapi merampas hak rakyat Palestina untuk tinggal di sana. Prabowo, bersama Erdogan, harus berbicara setelah pertemuan bilateral mereka. Mereka harus menentang segala upaya yang berpotensi menghentikan gencatan senjata yang pada dasarnya rapuh itu. Inisiatif Trump merupakan serangan langsung terhadap perdamaian di Gaza.
Prabowo juga dapat belajar dari tamunya dalam hal-hal yang terkait dengan Timur Tengah. Erdogan dikenal sebagai aktor kunci dalam urusan global. Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Wajar jika ada harapan bahwa Presiden Prabowo memainkan peran yang lebih menonjol di panggung internasional, terutama dalam membela hak kemerdekaan Palestina dan seluruh umat manusia.
Jakarta punya hubungan ekonomi yang kuat dengan Ankara. Tetapi, kedua negara mengalami masa-masa sulit, misalnya dalam impor gandum dari Turki. Pada 2022, ekspor Turki ke Indonesia mencapai US$410 juta, sedangkan impor dari Indonesia mencapai US$2,7 miliar. Pada tahun berikutnya, Indonesia mencatat surplus perdagangan sebesar US$1,47 miliar dengan Turki.
Beberapa perjanjian kerja sama ekonomi dan militer, terutama persenjataan, diharapkan dapat ditandatangani setelah Prabowo dan Erdogan hadir dalam sidang Dewan Kerja Sama Strategis Tingkat Tinggi (High-Level Strategic Cooperation Council atau HLSC). HLSC dihadiri pejabat senior kedua negara.
Erdogan pertama kali mengunjungi Indonesia pada 2005, saat ia menjabat sebagai perdana menteri. Kehadirannya saat itu adalah untuk meresmikan sejumlah besar rumah yang dibangun bagi para korban tsunami Desember 2004 di Aceh. Sebagai presiden terpilih, Prabowo melakukan kunjungan kehormatan ke Ankara dan menemui Erdogan pada Juli tahun lalu.
Rumor tentang ketegangan hubungan Prabowo dan Erdogan sempat menyebar, setelah sebuah video memperlihatkan Erdogan meninggalkan ruangan ketika Prabowo menyampaikan pidato di KTT D-8 di Kairo Desember lalu. Kedua pihak membantah keras spekulasi tersebut, dan kunjungan Erdogan ke Indonesia kali ini juga menegaskan bahwa rumor tersebut tidak berdasar.
Hubungan antara kedua negara telah teruji waktu. Hubungan ini akan semakin kuat di masa mendatang.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.