Para elit partai politik menggaungkan lagi gagasan membentuk koalisi besar agar hanya ada dua poros dalam pemilu presiden mendatang. Ide tersebut mengemuka setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara resmi memajukan batas waktu pendaftaran calon presiden ke akhir Oktober dari yang awalnya akhir November.
Usulan menghadirkan hanya dua pasangan calon dalam pemilu 14 Februari 2024 adalah untuk menyelamatkan negara dari keharusan menyelenggarakan pemilu hingga dua putaran yang tentu memakan banya biaya. Namun ide tersebut tenggelam setelah partai-partai propemerintah, khususnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra, gagal menyepakati soal partai yang akan mendapatkan kursi presiden, apakah PDIP dengan Ganjar Pranowo atau Gerindra dengan Prabowo Subianto.
Gagasan tersebut kini muncul kembali setelah KPU secara resmi memajukan teggat pendaftaran pemilu presiden dari 25 November menjadi 25 Oktober. Hal itu memaksa Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung Prabowo dan aliansi elektoral Ganjar yang dipimpin PDIP, bergegas menemukan kandidat calon yang tepat untuk wakil presiden mereka.
Dengan waktu yang semakin singkat, para elite partai kini kembali mengajukan ulang usulan untuk memasangkan dua kandidat terpopuler dalam pemilu, Ganjar dan Prabowo, sehingga hanya pasangan calon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang menjadi satu-satunya kandidat pemilu lainnya.
Puan Maharani dari Dewan Pengurus Pusat PDIP mengatakan pada hari Kamis bahwa “ada kemungkinan” bagi Ganjar untuk berpasangan dengan Prabowo. Skenario seperti itu, kata dia, sangat mungkin terjadi jika situasi politik menunjukkan bahwa pasangan Ganjar-Prabowo akan memberikan hasil terbaik bagi negara. “Dinamika politik saat ini memungkinkan kita bertemu [terus menerus] untuk mencapai kesepakatan tentang apa yang kita yakini terbaik bagi bangsa,” ujarnya kepada wartawan usai rapat paripurna DPR. Seperti dikutip Antara, Puan menambahkan, “Kita lihat dinamikanya dalam sebulan lagi.”
Ganjar sendiri tidak menutup kemungkinan berpasangan dengan Prabowo. “Dalam politik, sebelum diputuskan secara resmi oleh KPU, segala kemungkinan bisa saja terjadi,” ujarnya singkat.
Pengurus PDIP lainnya, Djarot Saiful Hidayat, juga mengungkapkan hal serupa. Ia mengakui bahwa keadaan masih cair hingga partai secara resmi mendaftarkan pasangan calonnya ke KPU. “Apakah kita yakin ketiganya bisa ikut pencalonan? Pendaftarannya tanggal 19-25 Oktober, kan?” Dia bertanya.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.