TheJakartaPost

Please Update your browser

Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.

Jakarta Post

KPU terbelit masalah setelah terjadi serangkaian kegagalan teknologi

Beberapa pengamat pemilu mengatakan, permasalahan ini menunjukkan bahwa KPU tidak professional. Akibatnya, dapat melemahkan kepercayaan terhadap hasil pemilu.

Yerica Lai (The Jakarta Post)
Premium
Jakarta
Sat, March 2, 2024

Share This Article

Change Size

KPU terbelit masalah setelah terjadi serangkaian kegagalan teknologi Demonstrators gather on March 1, 2024, outside the House of Representatives complex in Senayan, Jakarta, to denounce the Feb. 14 general election as a sham. The protestors demanded the dismissal of the General Elections Commission (KPU) leadership and supported a planned legislative investigation into allegations of poll rigging. (Antara/Aditya Pradana Putra)
Read in English
Indonesia Decides

Rentetan pengaduan atas pelanggaran penggunaan data dalam daftar pemilih 2024, serta ketidakakuratan dalam platform tabulasi yang baru, semakin menambah keraguan terhadap integritas Komisi Pemilihan Umum (KPU). Lembaga pemilihan umum yang bermasalah semakin membuat masyarakat meragukan keandalannya menentukan hasil pemilu 2024.

Sesaat setelah dimulainya proses tabulasi suara nasional pada Rabu 28 Februari, Ketua KPU Hasyim Asy'ari menunda proses tersebut selama beberapa jam. Alasannya, ketujuh anggota komisi pemilu diwajibkan menghadiri sidang etik yang diselenggarakan oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Sidang tesebut terkait penyelidikan atas dugaan adanya kebocoran data daftar pemilih.

Tuduhan kebocoran data pemilih muncul pada November 2023. Saat itu, sebuah akun bernama Jimbo menampilkan unggahan di platform peretas daring BreachForums, yang menyebutkan bahwa mereka ingin menjual 204,8 juta data unik dari daftar pemilih Indonesia. Untuk membuktikan keaslian datanya, akun tersebut membagikan 500.000 data yang terdiri dari nama lengkap pemilih, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, serta nomor KTP dan Kartu Keluarga.

Seseorang bernama Rico Nufiansyah Ali kemudian mengajukan pengaduan ke DKPP atas dugaan pelanggaran tersebut. Ia menuntut agar ketujuh komisioner KPU dipecat karena tindakan yang menurutnya tidak akuntabel dan tidak professional, sehingga berujung pada kebocoran data.

Pada sidang Rabu lalu, komisioner KPU menyebut tuduhan yang ditujukan kepada mereka “tidak berdasar”. Komisioner menegaskan bahwa KPU telah mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi data daftar pemilih “dengan cara yang profesional dan akuntabel”.

KPU juga menegaskan bahwa pihaknya bekerja sama dengan penegak hukum, termasuk Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan unit kejahatan siber Polri, untuk menyelidiki dugaan pelanggaran tersebut.

“Ada cukup alasan bagi Majelis DKPP untuk menolak seluruh dalil pelapor dan memulihkan nama baik [KPU],” kata Komisioner KPU Betty Epsilon Idroos.

to Read Full Story

  • Unlimited access to our web and app content
  • e-Post daily digital newspaper
  • No advertisements, no interruptions
  • Privileged access to our events and programs
  • Subscription to our newsletters
or

Purchase access to this article for

We accept

TJP - Visa
TJP - Mastercard
TJP - GoPay

Redirecting you to payment page

Pay per article

KPU terbelit masalah setelah terjadi serangkaian kegagalan teknologi

Rp 29,000 / article

1
Create your free account
By proceeding, you consent to the revised Terms of Use, and Privacy Policy.
Already have an account?

2
  • Palmerat Barat No. 142-143
  • Central Jakarta
  • DKI Jakarta
  • Indonesia
  • 10270
  • +6283816779933
2
Total Rp 29,000

Your Opinion Matters

Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.

Enter at least 30 characters
0 / 30

Thank You

Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.