TheJakartaPost

Please Update your browser

Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.

Jakarta Post

Erdogan dan Jokowi

Editorial board (The Jakarta Post)
Jakarta
Wed, May 31, 2023

Share This Article

Change Size

Erdogan dan Jokowi Turkish President Recep Tayyip Erdogan addresses supporters gathered outside his residence following his victory in the Turkish presidential election at Kisikli district in Istanbul, Turkey in This handout photograph taken and released by the Turkish Presidency Press Office on Monday. The head of Turkey's election commission on Monday declared President Recep Tayyip Erdogan the winner of a historic runoff vote that will extend his 20-year rule until 2028. (AFP/Turkish Presidential Press Service/Murat Cetin Muhurdar)
Read in English

K

emenangan tipis Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang memperoleh 52,14 persen suara, di atas rival lamanya, Kemal Kilicdaroglu dengan 47,86 persen, dalam pemilihan 21 Mei menunjukkan betapa terpolarisasinya Turki saat ini, terlepas dari pidato rekonsiliasi Erdogan. Kilicdaroglu adalah saingan terkuat Erdogan sejak 2010 yang sangat berbeda, hingga disebut antitesis, jika dibandingkan dengan presiden yang berkuasa dan terlihat angkuh itu. Karena itu, dalam dunia politik Turki, persaingan ketat antara kubu Islamis dan kubu lain yang disebut sebagai nasionalis sekuler masih terus berlanjut.

Indonesia mengalami perpecahan yang mirip-mirip, sebagai akibat dari dua pemilihan presiden pada 2014 dan 2019. Saat itu, Joko "Jokowi" Widodo menang atas Prabowo Subianto. Baik Indonesia maupun Turki, dua negara yang dikenal berpenduduk mayoritas muslim, terlihat seperti dua sisi mata uang saat dikaitkan dengan cara memilih pemimpin populis yang terlihat punya ambisi untuk menyatukan kekuasaan.

Di Indonesia, Presiden Jokowi merengkuh partai oposisi dengan menawari mereka jabatan-jabatan strategis di kabinet dan lembaga negara lainnya, atas nama persatuan bangsa. Manuver ini akhirnya menyisakan hanya dua partai minoritas sebagai oposisi, yaitu Partai Demokrat yang sekuler dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang berasaskan Islam. Dampaknya, mekanisme checks and balances berjalan tidak efektif.

Di Turki, Erdogan bertindak sebagai pemimpin otoriter yang tidak ragu membungkam oposisi dan menindak mereka. Ia pernah melakukan itu setelah upaya kudeta yang gagal pada 2016. Erdogan memenangkan pemilu 2018 dan mengamandemen konstitusi, hingga memungkinkan dia berperan lebih banyak jika dibandingkan perannya di masa lalu.

Banyak orang Indonesia mengagumi Erdogan dan memandangnya sebagai model pemimpin Islam sejati. Di Aceh, satu-satunya provinsi di Indonesia yang menegakkan hukum syariah, masyarakat mengadakan doa syukur di Banda Aceh, pada Senin lalu, khusus untuk merayakan kemenangan Erdogan. Dalam dua pemilihan presiden terakhir, Aceh memilih Prabowo.

Pemimpin Turki itu akan selalu dikenang di Aceh atas kontribusinya setelah tsunami terburuk di dunia yang menghancurkan provinsi itu pada Desember 2004. Bencana tersebut merenggut lebih dari 200.000 jiwa. Saat itu, Erdogan mengirimkan 15.000 ton makanan, pakaian, dan obat-obatan, serta membangun 1.000 rumah untuk rakyat Aceh.

Viewpoint

Every Thursday

Whether you're looking to broaden your horizons or stay informed on the latest developments, "Viewpoint" is the perfect source for anyone seeking to engage with the issues that matter most.

By registering, you agree with The Jakarta Post's

Thank You

for signing up our newsletter!

Please check your email for your newsletter subscription.

View More Newsletter

Presiden Jokowi juga ikut mengucapkan selamat kepada Erdogan. “Selamat kepada saudaraku Presiden Erdogan dari Türkiye, yang telah terpilih kembali. Siap untuk melanjutkan dan memperkuat kemitraan strategis Indonesia dan Türkiye yang telah lama terjalin, demi kepentingan rakyat kita,” kata Presiden Jokowi di akun Instagram resminya, dan menyebutkan negara tersebut dengan ejaan yang disukai Pemerintah Turki.

Partai Keadilan dan Pembangunan (Adalet ve Kalkinma Partisi atau APK), yang dipimpin Erdogan, telah menguasai Turki sejak 2003 saat memenangkan pemilu dan jajak pendapat setelahnya. Partai ini sering dikaitkan dengan Ikhwanul Muslimin (persaudaraan pria muslim) di Mesir, dan juga menjangkau PKS di Indonesia sampai batas tertentu. Mesir melarang partai Islam, sebuah langkah yang telah mempengaruhi hubungan antara Turki dan Mesir.

Pada awal 2008, parlemen Turki mencabut larangan penggunaan jilbab di kampus universitas dan memperkenalkan kebijakan pro-Islam untuk menarik perempuan muslim. Pihak lawan menuduh Erdogan menghancurkan prinsip-prinsip sekuler Turki, tetapi justru popularitasnya naik.

Erdogan juga berhasil meningkatkan profil internasional Turki dalam politik global, terutama di Eropa dan Timur Tengah, dengan Arab Saudi dan Iran. Turki adalah anggota NATO, tetapi Erdogan telah membangun hubungan yang lebih dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin daripada dengan Ukraina.

Kilicdaroglu telah menolak mengakui kekalahan, dan para pendukungnya akan melanjutkan perjuangan mereka melawan Erdogan yang Islamis, yang secara internasional dianggap sebagai pemimpin yang menggabungkan model pemerintahan otoriter dan manajemen politik memecah belah.

Setelah pemilu, seperti yang dijelaskan oleh media Eropa dan oposisi Turki, prioritas jangka pendek Erdogan adalah mendapatkan keanggotaan penuh Uni Eropa, setelah upaya yang gagal dalam beberapa dekade. Tantangan kedua namun tersulit baginya adalah memulihkan ekonomi negara yang kacau balau akibat kebijakannya yang berubah-ubah.

Persis yang terjadi di Indonesia, pilihan rakyat adalah pemimpin populis yang bisa mengenyangkan perut dan memberi subsidi serta bantuan. Bagi masyarakat, gengsi internasional bukan kebutuhan utama. Orang-orang Turki pun berharap hal yang sama dari Erdogan.

 

 

 

 

 

Your Opinion Matters

Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.

Enter at least 30 characters
0 / 30

Thank You

Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.