TheJakartaPost

Please Update your browser

Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.

Jakarta Post

Menabung dana pensiun

Editorial board (The Jakarta Post)
Jakarta
Thu, October 12, 2023

Share This Article

Change Size

Menabung dana pensiun All about money: Dozens of workers rally outside the Manpower Ministry on Feb. 16, 2022, on Jl. Gatot Subroto in South Jakarta to demand the cancellation of a ministerial regulation that requires workers to wait until they reach 56 years of age before they can withdraw from their pension funds. (Antara/Aditya Pradana Putra)
Read in English

S

angat memprihatinkan bahwa minggu lalu telah terungkap adanya 34 dari 48, atau 70 persen, dana pensiun yang dikelola oleh badan usaha milik negara (BUMN) yang terperosok dalam kondisi keuangan yang tidak sehat. Kondisi tersebut terjadi karena kesalahan pengelolaan. Hal itu harus dilihat sebagai peringatan dini untuk mencegah bencana keuangan.

Dari sekitar 100 BUMN, banyak yang terkenal memiliki tata kelola buruk. Namun, mereka masih berperan besar dalam perekonomian, dalam hal pendapatan pajak, dividen, lapangan kerja, stabilisasi harga beberapa komoditas pokok, serta penyediaan layanan publik.

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan, kondisi keuangan yang tidak sehat itu diketahui dari pemeriksaan umum direktorat pengendalian internal kementeriannya. Empat lembaga dana pensiun, yang kemudian menjalani audit investigasi oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), terlibat dalam penyelewengan dana. Ada potensi kerugian negara sebesar Rp 300 miliar ($19,1 juta dolar Amerika) akibat penyelewengan itu. Kasus tersebut dirujuk ke Kejaksaan Agung untuk penyelidikan lebih lanjut, dan jika ada kemungkinan mengajukan tuntutan hukum.

Pengungkapan Erick mengenai permasalahan dana pensiun yang dikelola BUMN seharusnya membuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang bertugas mengatur dan mengawasi industri jasa keuangan, memperkuat kebijakan sistem pengawasannya. Pengawasan pengelolaan dana jangka panjang seperti dana pensiun dan asuransi jiwa juga termasuk wewenang OJK.

Semakin lama kesalahan pengelolaan ini dibiarkan, semakin besar pula kerugian finansial yang ditanggung oleh lembaga dana pensiun. Dana yang salah kelola termasuk pertanggungan asuransi jiwa, merupakan dana jangka panjang dengan kewajiban kontinjensi jangka panjang. Kontijensi artinya keadaan yang diperkirakan terjadi, tetapi bisa juga tak terwujud. Kesalahan pengelolaan di perusahaan asuransi jiwa milik negara PT Jiwasraya dan Asabri menyebabkan kerugian negara sebesar Rp 40 triliun ($2,6 miliar). Kerugian besar terjadi karena penyelewangan dana telah terjadi bertahun-tahun sebelum terungkap pada 2020.

OJK harus meningkatkan pengawasan terhadap pengelolaan dana pensiun di sektor publik dan swasta, mengingat pentingnya peran dana pensiun sebagai sumber dana proyek jangka panjang. Dengan fokus jangka panjang dan kebutuhan imbal hasil yang stabil, dana pensiun dapat berperan penting sebagai sumber biaya bagi proyek-proyek infrastruktur. Pembangunan ini pada gilirannya berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan layanan publik yang vital. Karena Indonesia akan terus menikmati bonus demografi selama 15 tahun ke depan sebelum fenomena penuaan populasi terjadi, dana pensiun punya potensi berkembang besar.

Viewpoint

Every Thursday

Whether you're looking to broaden your horizons or stay informed on the latest developments, "Viewpoint" is the perfect source for anyone seeking to engage with the issues that matter most.

By registering, you agree with The Jakarta Post's

Thank You

for signing up our newsletter!

Please check your email for your newsletter subscription.

View More Newsletter

Namun, tantangan sebenarnya adalah jangka waktu kewajiban dana pensiun yang dapat diperpanjang hingga beberapa dekade. Mengelola suatu kewajiban jangka panjang memerlukan pencocokan aset-kewajiban yang cermat dan pertimbangan risiko suku bunga. Ketidaksesuaian antara jangka waktu dengan aset dan liabilitas dapat menimbulkan tantangan dalam memenuhi kewajiban membayar dana pensiun, terutama jika terjadi krisis ekonomi.

Menyeimbangkan nilai kontribusi saat ini dengan nilai yang dibayarkan di masa depan sangat penting untuk menjaga solvabilitas dana. Pendanaan yang memadai sangat penting untuk memenuhi kewajiban pensiun tanpa mengorbankan kesehatan keuangan lembaga pengelola dana. Mengembangkan dan mempertahankan strategi investasi jangka panjang yang berkelanjutan jadi sangat penting. Tantangannya adalah mencapai keseimbangan antara menghasilkan keuntungan sekaligus menjaga modal untuk memenuhi kewajiban pensiun di masa depan. Mencapai portofolio investasi yang terdiversifikasi dengan baik sangat penting untuk manajemen risiko. Namun, menemukan peluang investasi yang menarik di berbagai kategori aset sambil mempertahankan diversifikasi bukanlah perkara sepele.  

Manajer dana pensiun perlu menghadapi tantangan ini dengan cermat. Dibutuhkan kombinasi antara keahlian keuangan, strategi manajemen risiko, dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan kondisi ekonomi dan serta pergantian aturan. Pemantauan, evaluasi, dan penyesuaian strategi investasi dan pendanaan secara berkala sangat penting bagi keberhasilan jangka panjang dan keberlanjutan dana pensiun. Dana pensiun bergerak dalam kerangka aturan yang dapat berubah. Beradaptasi dengan peraturan baru, persyaratan kepatuhan, dan standar pelaporan dapat menjadi hal yang sulit bagi pengelola dana.

Lebih lanjut, kinerja dana pensiun dipengaruhi oleh kondisi perekonomian. Pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi serta suku bunga dapat mempengaruhi hasil investasi. Artinya, mempengaruhi kemampuan untuk memenuhi kewajiban pensiun di masa depan.

Mengingat tantangan pengelolaan dana pensiun dan risiko diversifikasi portofolio investasi yang harus dilakukan untuk memperoleh pendapatan yang dapat diandalkan, OJK harus memperkuat tata kelola industri melalui pedoman investasi yang lebih kuat. Diperlukan juga transparansi, akuntabilitas, dan pengawasan bersama yang kuat.

Your Opinion Matters

Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.

Enter at least 30 characters
0 / 30

Thank You

Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.