Melalui sastra, siswa akan memperoleh beragam konsep tentang kehidupan yang baik, keterampilan refleksi, juga perbandingan rasional. Sastra adalah jendela menuju imajinasi naratif.
unculnya daftar puluhan karya sastra yang direkomendasikan pemerintah bagi semua jenjang pembelajaran mulai SD hingga SMA merupakan sebuah langkah maju yang patut disyukuri. Mari bergabung dengan pihak-pihak lain yang menyambut baik rencana ini. Kami percaya bahwa sastra dapat membantu warga masyarakat, atau kita, untuk lebih memahami kehidupan kita, diri kita sendiri, dan dunia di sekitar kita.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dengan bantuan sejumlah kurator telah mendata 177 karya sastra untuk dijadikan bahan referensi nasional bagi para guru. Guru juga diperbolehkan menggunakan sumber lain yang dianggap lebih relevan dengan mata pelajarannya masing-masing. Daftar tersebut merupakan bagian dari program Sastra Masuk Kurikulum.
Di antara karya-karya yang terdaftar, terdapat beberapa karya terbaik dan terpenting dari sastrawan Indonesia. Karya tersebut hanya mendapat sedikit apresiasi, bahkan pernah menghadapi upaya penghapusan, di luar tatanan birokrasi.
Termasuk dalam daftar tersebut adalah buku karya penulis ternama Pramoedya Ananta Toer. Buku berjudul Bumi Manusia yang masuk daftar, pernah dilarang pada masa Orde Baru pimpinan Soeharto yang otoriter.
Pramoedya dituduh berhubungan dekat dengan Partai Komunis Indonesia, yang saat ini sudah tidak ada lagi. Ia pernah dipenjarakan dari 1965 hingga 1979 di Pulau Buru.
Dalam daftar tersebut juga terdapat kumpulan puisi karya Wiji Thukul. Buku berjudul Nyanyian Akar Rumput itu menggambarkan ketidakadilan dan ketegangan politik di bawah pemerintahan Soeharto. Wiji sendiri diculik oleh rezim, dan keberadaan atau letak jenazahnya tidak diketahui hingga saat ini.
Namun, daftar literatur ini tidak aman dari kritik.
Ada yang mengecam daftar tersebut karena memasukkan karya-karya yang berisi aktivitas seksual dan kekerasan seksual. Ada pula yang melontarkan pertanyaan terkait konflik kepentingan, karena beberapa karya yang masuk dalam daftar adalah tulisan para kurator sendiri.
Meski demikian, kami tetap berharap dan yakin bahwa daftar tersebut dapat memberikan dorongan bagi perbaikan sistem pendidikan bangsa.
Tahun lalu, survei bidang pendidikan dari Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa peringkat Indonesia menurun di semua kategori, dibandingkan survei sebelumnya pada 2018. Banyak yang menyalahkan pandemi COVID-19 sebagai penyebab penurunan tersebut.
Survei PISA dilakukan tiga tahunan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Survei ini terkait kualitas pendidikan, dan mengukur kemampuan siswa berusia 15 tahun dalam membaca, matematika, dan literasi sains.
PISA 2022 melibatkan 14.000 siswa yang dipilih secara acak di seluruh nusantara. Penilaian dilaksanakan antara Mei hingga Juni 2022.
Indonesia mendapat peringkat 355 dalam bidang membaca, 359 dalam bidang matematika, dan 376 dalam bidang sains. Peringkat tersebut berada di paruh bawah peringkat global. Skor tersebut menunjukkan penurunan antara 10 dan 20 poin di setiap kategori, jika dibandingkan dengan survei tahun 2018. Saat itu, Indonesia mendapat skor 371 untuk membaca, 379 untuk matematika, dan 396 dalam sains.
Para ahli mencatat bahwa selama sekitar 20 tahun partisipasi Indonesia dalam PISA, nilai-nilainya menunjukkan kualitas yang sedikit sekali mengalami kemajuan, atau bahkan tidak ada kemajuan sama sekali.
Melalui program sastra, pemerintah bertujuan membangkitkan minat membaca, menumbuhkan empati, dan meningkatkan kreativitas serta cara pikir kritis para siswa.
Para ahli menggarisbawahi bahwa membaca adalah proses yang kompleks. Aktivitas ini melibatkan berbagai aspek, termasuk dimensi kognitif dan emosional, serta fenomenologis. Ini juga merupakan proses yang antara lain bergantung pada faktor sejarah, budaya, dan situasi.
Melalui sastra, siswa akan memperoleh beragam konsep tentang kehidupan yang baik, keterampilan refleksi, juga perbandingan rasional. Sastra adalah jendela menuju imajinasi naratif. Semua kemampuan itu diyakini sangat penting untuk memupuk empati.
Meski Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah menyatakan bahwa referensi karya sastra tidak wajib, tetapi kami minta pemerintah menanggapi program ini secara serius.
Selain akses dan kualitas pendidikan, Indonesia juga punya masalah disparitas. Kita telah melihat di masa lalu betapa berbedanya akses pendidikan di Jawa dan di luar Jawa. Kesenjangan disparitas masih terjadi antara kelompok masyarakat kaya dan miskin.
Jika pemerintah yakin terhadap program Sastra Masuk Kurikulum ini, pemerintah harus memberikan dukungan sepenuhnya. Pemerintah harus memastikan bahwa karya-karya Pramoedya, Wiji, dan karya sastrawan lainnya mudah diakses dan tersedia untuk semua siswa.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.