TheJakartaPost
Please Update your browser
Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.
Dari Beijing, Luhut bawa kesepakatan soal KA dan kawasan industri
Change Size
Construction continues on the Sepaku Semoi Dam in North Penajam Paser, East Kalimantan, as seen in this aerial photo taken on Feb. 21. According to Zulyadi, head of the Sepaku Semoi Dam project task force, work on the dam was will be complete by April 2024. (Antara/Indrianto Eko Suwarso)
K
unjungan tiga hari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan ke Beijing hingga 6 April ditutup dengan kesepakatan dengan pemerintah China, antara lain terkait proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dan pengembangan kawasan industri ramah lingkungan di Kalimantan Utara.
Luhut mengatakan pada Senin lalu bahwa kedua negara telah menyetujui pinjaman US$560 juta dolar Amerika dari China Development Bank (CDB) akan digunakan untuk menanggung sebagian dari kelebihan biaya proyek kereta api cepat. Kelebihan biaya di proyek tersebut mencapai $1,2 miliar dolar Amerika. Persetujuan ini mengakhiri perbedaan pendapat yang telah berlangsung berbulan-bulan terkait membengkaknya biaya proyek.
Sisa biaya akan ditutup sebagian oleh ekuitas milik PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), konsorsium yang bertanggung jawab atas proyek tersebut.
Selain urusan pinjaman, Luhut berupaya negosiasi menurunkan suku bunga menjadi sekitar 2 persen, hampir setengah dari angka yang telah disetujui pihak China.
“Pemerintah akan terus menegosiasikan tenor pinjaman dan tingkat suku bunganya. CDB telah setuju untuk menurunkan suku bunga dari 4 persen menjadi 3,4 persen, tetapi kami ingin suku bunga yang lebih rendah lagi,” katanya kepada wartawan di Jakarta. Dikatakannya bahwa negosiasi ditargetkan selesai “dalam beberapa minggu mendatang”.
Pinjaman tersebut akan diberikan kepada perusahaan kereta api PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) yang mengepalai konsorsium PT KCIC. Septian Hario Seto, Wakil Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mengatakan, pembahasan penjaminan pinjaman masih dilakukan.
“Pemerintah China ingin penjaminan pinjaman dilakukan langsung melalui APBN tetapi [Indonesia] ingin menjamin pinjaman melalui PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia [PII],” katanya pada Senin lalu. "Kami akan coba negosiasikan."
