ndonesia punya kemampuan mengembangkan model kecerdasan buatan (AI) generatifnya sendiri. Namun, saat ini pengembangannya terbatas pada model skala kecil. Terlebih lagi, tanpa bantuan pemerintah, peningkatan ke model yang lebih canggih tidak dapat dijangkau oleh banyak perusahaan. Jadi, tidak mungkin mengejar ketertinggalan dari pengembang AI luar.
Menurut Lukas, ketua Indonesia Artificial Intelligence Society (IAIS), sektor AI generatif di Indonesia masih berada di tahap awal pengembangan.
Berbicara kepada The Jakarta Post pada Selasa (12 September) lalu, Lukas mengatakan bahwa banyak pengembang AI muda, lulusan baru, dan saat ini masih terkendala dalam tahap percobaan. Menurutnya, itulah penyebab beberapa pengembang tampak enggan bergabung dengan IAIS.
Ia menambahkan, hanya pebisnis yang mampu membeli solusi AI generatif saat ini. Fenomena ini menjelaskan model bisnis di sektor AI generatif Indonesia yang umumnya antarpebisnis (business to business atau B2B).
"Tidak semua [AI generatif] nampaknya menarik pengguna untuk mengadopsinya langsung," kata Lukas. "Bahkan platform AI generatif global berpacu dengan waktu, dengan uji coba gratis sebagai upaya unjuk efisiensi waktu dan biaya kepada investor."
ChatGPT, misalnya, aplikasi yang sangat populer tersebut dilaporkan menghabiskan dana pengembangnya, OpenAI, hingga $700.000 dolar Amerika per hari untuk infrastruktur teknologinya yang mahal. Biaya tersebut kemungkinan besar meningkat sejak peluncuran GPT-4, model terbarunya. Data tersebut dilaporkan oleh The Information, sebuah situs web berita khusus bisnis teknologi.
Lukas menekankan bahwa hanya perusahaan-perusahaan besar yang dapat mengakomodasi biaya selangit tersebut. Namun, ia juga mengungkapkan kekhawatirannya bahwa tren AI saat ini dapat mengalihkan perhatian dari kebutuhan yang lebih substansial, misalnya karya nyata dan peningkatan jelas di sektor ini.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.