ara analis memuji peraturan-peraturan baru dan panduan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang bertujuan memajukan perkembangan perbankan syariah di Indonesia melalui konsolidasi industri dan pengenalan produk-produk keuangan baru.
Meski demikian, para ahli memperingatkan bahwa perbankan syariah mungkin tidak akan populer dalam jangka pendek, jika regulator (badan pengatur) hanya mengandalkan pertumbuhan organik.
Menurut mereka, ide-ide berani dapat mempercepat proses kemajuan bank syariah. Contohnya seperti mengubah bank BUMN menjadi syariah sebagai kreditur atau mendorong lebih banyak keuangan syariah di pasar perumahan.
Menurut Laporan Perkembangan Keuangan Syariah yang diterbitkan tahun lalu (2022), aset di industri keuangan syariah global mencapai hampir $4 triliun dolar Amerika pada 2021. Namun, Indonesia, meskipun menjadi negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, hanya berada di peringkat ketujuh.
Dari data OJK, diketahui bahwa aset keuangan syariah Indonesia bernilai $163 miliar pada Juli tahun ini (2023).
Selain itu, bank-bank syariah menguasai hampir 70 persen aset ekonomi syariah secara global, namun hanya 33 persen di Indonesia.
Pada hari Senin (27 November), OJK merilis sebuah peta jalan yang menjabarkan rencana-rencana mereka untuk perbankan Syariah. Berdasarkan aset, saat ini bank Syariah hanya mencakup 7,3% dari sektor perbankan domestik.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.