Pemerintah dan para ahli mengatakan bahwa perlambatan ekonomi AS dapat membawa keuntungan bagi pasar yang sedang berkembang seperti Indonesia.
enurut pemerintah, perlambatan ekonomi di Amerika Serikat dapat menguntungkan Indonesia, karena mempercepat penurunan suku bunga. Dengan demikian, arus masuk investasi yang dihasilkan dan biaya pendanaan yang lebih rendah dapat mengimbangi penurunan ekspor.
Kekhawatiran akan resesi AS membuat pasar keuangan ketakutan dalam beberapa hari terakhir. Meskipun kondisi tersebut masih jauh dari pasti, para pejabat di Jakarta telah mengisyaratkan bahwa mereka memantau perkembangan dengan cermat.
Pada Senin 5 Agustus, Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengatakan bahwa “yang terpenting adalah mewaspadai risiko perlambatan ekonomi global, baik yang terkait dengan kebijakan suku bunga atau geopolitik yang memanas, yang kemungkinan akan [mengarah ke] krisis pangan dan kenaikan harga minyak”.
Kekhawatiran terhadap ekonomi AS meningkat setelah terbitnya data ketenagakerjaan negatif yang tak terduga pada Jumat. Sehari sebelumnya, dikeluarkan secara terpisah laporan yang menunjukkan berlanjutnya pelemahan manufaktur di negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Pada Selasa 6 Agustus, AFP melaporkan bahwa beberapa analis merujuk pada aturan Sahm, yang mengindikasikan bahwa ekonomi berada pada tahap awal resesi jika rata-rata pergerakan angka pengangguran dalam tiga bulan adalah 0,5 poin persentase, di atas level terendah yang tercatat selama 12 bulan sebelumnya.
Beberapa pasar saham merespons dengan aksi jual besar-besaran. Indeks Nikkei Jepang anjlok 12 persen. Taiwan mengalami rekor penurunan sebesar 8,4 persen. Sementara itu, indeks harga saham gabungan Bursa Efek Indonesia (BEI) anjlok 3,4 persen. Namun, pasar telah pulih.
Ketika ditanya tentang penurunan indeks harga saham gabungan BEI, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa pemerintah terus mengawasinya. Tetapi, menurutnya, pergerakan tersebut merupakan "fluktuasi harian, sesuatu yang tidak perlu kita khawatirkan".
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.