Dari tiga kandidat yang berpotensi menjadi calon presiden dalam Pemilu 2024, tak ada satu pun yang memperoleh dukungan suara mutlak lebih dari 50 persen. Karena itu, bakal calon wakil presiden diharapkan bisa menambah elektabilitas. Nyatanya, hasil survei justru membuktikan sebaliknya.
Dalam sebuah survei oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), yang dilakukan antara 2 hingga 11 Maret 2023, untuk pemilihan presiden 2024, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memperoleh dukungan terbanyak, yaitu 35,5 persen dari 1220 responden. Posisi berikut ditempati Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan 27,2 persen. Sedangkan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berhasil menghimpun 24,8 persen dukungan.
Saiful Mujani, pendiri SMRC, menyatakan fakta menarik hasil eksperimen yang dilakukan berbarengan dengan survei tersebut. Ia menemukan bahwa cawapres, apa pun latar belakangnya, ternyata tidak memberi dorongan elektoral yang signifikan bagi tiga capres.
Pada subkelompok 155 responden, ditanyakan capres yang mereka pilih jika Ganjar bersaing dengan Prabowo dan Anies. Hasilnya, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tetap menjadi yang terdepan dengan 41 persen suara, sementara Prabowo dan Anies masing-masing memperoleh 29 dan 23 persen suara.
Dalam sebuah simulasi, Gubernur Jateng kemudian disandingkan dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto; Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir; Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa; Menko Polhukam Mahfud MD; dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Ternyata, tak satu pun bisa menaikkan jumlah dukungan untuk Ganjar.
Dukungan terhadap Ganjar bahkan turun sebesar 4 persen saat dalam simulasi dipasangkan dengan Airlangga. Jika berpasangan dengan Erick, dukungan juga turun 5 persen. Kemudian turun menjadi 3 persen jika berpasangan dengan Khofifah, dan 6 persen jika berpasangan dengan Mahfud. Saat berpasangan dengan Ridwan, dukungan hanya turun 1 persen..
“Para tokoh tidak membantu elektabilitas Ganjar, setidaknya menurut hasil riset kami Maret ini. Tentu saja semua masih bisa berubah karena mobilisasi dan sebagainya. Jika Ganjar mau memilih salah satu dari mereka, pertimbangannya bukan untuk meningkatkan elektabilitas tetapi lebih berdasarkan kemampuan memimpin, kompetensi, dan sebagainya," kata Saiful.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.