Setelah memberi restu pada putra bungsunya untuk memimpin partai politik pesaing Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tepat menjelang pemilihan umum 2024, Presiden Joko "Jokowi" Widodo tampaknya akan berusaha mengalahkan sponsor politiknya, Megawati Soekarnoputri. Ia melakukannya agar tetap punya kuasa dan pengaruh melalui anak-anaknya, setelah meninggalkan jabatan presiden tahun depan
Putra Jokowi, Kaesang Pangarep, politikus pemula berusia 28 tahun, pada hari Senin (25 September) diangkat menjadi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai ini fokus pada kaum muda, berlawanan dengan PDIP yang dipimpin Megawati.
Langkah Kaesang telah mengguncang dunia politik Indonesia dan membuat beberapa analis berpendapat bahwa ini adalah langkah terbaru dalam permainan catur politik antara Jokowi dan Megawati. Hubungan keduanya terlihat semakin renggang.
Dalam pidato pertamanya sebagai ketua umum PSI, Kaesang memberikan penghormatan kepada ayahnya yang menginspirasi keputusannya untuk menjadi politisi. Pidato ini dilakukan beberapa hari setelah ia bergabung dengan PSI, dan hanya tiga bulan setelah secara terbuka ia menolak ajakan untuk masuk dunia politik. Ia juga memberikan undangan terbuka bagi para pengikut ayahnya di kalangan akar rumput untuk bergabung dengan PSI.
“Saya minta kerja sama dan dukungan para relawan dan pendukung Pak Jokowi yang belum terafiliasi dengan partai tertentu agar menjadikan PSI sebagai rumah bersama, rumah yang ramah bagi para nasionalis muda, demi Indonesia maju," ujarnya dalam acara pengangkatannya di Jakarta Selatan. "Mereka adalah Jokower sejati yang percaya pembangunan 5 tahun terakhir harus dilanjutkan dan bahkan harus ditingkatkan," tambah Kaesang
PDIP lokal sempat bersemangat mengajak Kaesang maju sebagai calon potensial untuk pemilihan walikota Depok, Jawa Barat. Namun, para elit di PDIP bersikeras bahwa Kaesang harus terlebih dahulu mendapatkan pendidikan politik yang layak.
Beda pendapat soal Kaesang di internal PDIP terjadi sebelum Kaesang menjadi anggota keluarga Jokowi pertama yang tidak mengikuti tradisi untuk bergabung dengan PDIP. Para pengamat yang jeli menganggapnya sebagai indikasi bahwa Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati telah berselisih pahm. Mereka bersaing untuk berperan sebagai kingmaker, atau politikus yang kandidatnya menang, saat pemilu serentak tahun depan.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.