TheJakartaPost

Please Update your browser

Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.

Jakarta Post

Kurangi ketergantungan pada dolar

Editorial board (The Jakarta Post)
Jakarta
Thu, May 11, 2023

Share This Article

Change Size

Kurangi ketergantungan pada dolar A man looks at the yen to US dollar exchange rate on an electronic board outside a brokerage, in Tokyo, on March 20. (Reuters/Androniki Christodoulou)
Read in English

A

SEAN Plus Three (AP3) yang terdiri dari 10 anggota ASEAN bersama China, Jepang dan Korea Selatan, baru-baru ini menandatangani kesepakatan untuk menggunakan mata uang setempat, atau perjanjian local currency settlement (LCS), dalam perdagangan intra-regional. Kesepakatan tersebut merupakan perluasan kerangka kerja yang sejak 2017 telah dikembangkan dan diterapkan oleh Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Filipina.

Sesuai perjanjian, negara-negara AP3 akan memiliki gugus tugas yang akan membantu proses transisi dalam transaksi keuangan dari penggunaan mata uang internasional, yang masih didominasi dolar Amerika, ke mata uang lokal.

Langkah AP3 mengikuti tren global untuk mengurangi penggunaan dolar dalam transaksi lintas batas, juga dalam cadangan bank sentral, yang dikenal sebagai dedolarisasi. Pemerintah dan bank sentral di seluruh dunia berjuang untuk menjaga stabilitas mata uang sekaligus melindungi ekonomi mereka dari serangkaian kenaikan suku bunga yang berkali-kali diberlakukan oleh Federal Reserve “The Fed” Amerika Serikat untuk memperkuat mata uangnya. Salah satu cara agar mata uang domestik stabil adalah melepas dolar dari orbit transaksi.  

Menjauhi dolar nyaris tak terpikirkan pada satu dekade lalu, karena Asia Tenggara masih bergantung pada transaksi perdagangan dan investasi dengan AS. Dolar tidak hanya digunakan untuk perdagangan dengan negara adidaya tersebut, tetapi juga digunakan saat transaksi antarnegara di Asia Tenggara. Dolar telah memainkan peran sebagai alat tukar di kawasan ini karena stabilitas, likuiditas, dan biaya transaksi yang rendah.

Namun negara-negara ASEAN kini semakin tangguh dan terus berkembang. Indonesia, Vietnam, Malaysia, dan Filipina telah pulih dan semakin kuat, bangkit dari krisis ekonomi akibat COVID. PDB negara-negara tersebut naik, berada di atas angka inflasi tahun lalu. Para ekonom mengaitkan ketahanan ekonomi tersebut dengan fakta bahwa sebagai negara penghasil pangan yang telah menjadi lumbung internasional untuk berbagai tanaman, mulai dari beras hingga kelapa sawit, negara-negara ASEAN mendapat manfaat dari pertumbuhan produksi dalam negeri dan hubungan perdagangan yang kuat antarwilayah regional. Meningkatnya pengaruh China, Korea Selatan, dan Jepang dalam perdagangan regional semakin menurunkan ketergantungan negara-negara Asia ini pada AS.

Pada November 2022, lima negara ASEAN yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura dan Filipina, selama KTT G20 di Bali, menandatangani kesepakatan tentang pembayaran lintas batas. Perjanjian tersebut akan mencakup penerapan kode QR, pembayaran cepat, pertukaran data, sistem penyelesaian transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement), dan transaksi mata uang lokal. Menyusul kesuksesan implementasi di Thailand, Indonesia baru saja menyelesaikan proses kerja sama dengan Malaysia untuk penggunaan Bank Indonesia (BI) Quick Response Indonesia Standard (QRIS) sebagai alat untuk melakukan pembayaran di Malaysia.

Viewpoint

Every Thursday

Whether you're looking to broaden your horizons or stay informed on the latest developments, "Viewpoint" is the perfect source for anyone seeking to engage with the issues that matter most.

By registering, you agree with The Jakarta Post's

Thank You

for signing up our newsletter!

Please check your email for your newsletter subscription.

View More Newsletter

Meskipun mengandalkan mata uang lokal serta perdagangan intraregional mungkin tampak lebih aman di tengah ketidakpastian global yang terjadi saat ini, sesungguhnya tujuan integrasi ekonomi ASEAN bukan menggantikan dolar AS. Bagaimana pun, kerja sama ekonomi intraregional yang lebih erat tidak seharusnya mengorbankan hubungan ekonomi dengan AS dan negara-negara dari benua lain.

Di tengah ketegangan geopolitik akibat persaingan AS dan China terkini, integrasi perdagangan dan ekonomi ASEAN harus memperkuat perdagangan dan pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara dan sekitarnya.

Integrasi ekonomi yang lebih kuat akan membawa kemakmuran tidak hanya bagi Asia Tenggara atau Asia, tetapi akan berimbas ke benua lain di seluruh dunia. Tentu saja, it takes two to tango. Pergerakan kelompok yang sempurna harus dilakukan bersama-sama. ASEAN tidak akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dunia jika harus menghadapi perselisihan terkait ekonomi atau cekcok soal pembatasan perdagangan dari negara lain.

Langkah ASEAN untuk perdagangan intraregional yang lebih dalam dan integrasi ekonomi lebih intens seperti menanggapi volatilitas akibat hadirnya dolar yang bagai tak terkalahkan. Negara-negara ASEAN tidak akan menghindari dolar jika the Fed menghentikan kampanye suku bunga agresifnya dan mengurangi dominasi dolar terhadap mata uang lainnya. Kebijakan moneter atau perdagangan yang agresif dari raksasa ekonomi seperti AS hanya akan mendorong negara lain bergerak menyesuaikan dan berjuang lebih keras demi kelangsungan hidup mereka sendiri.

Mungkin negara ASEAN tampak biasa saja jika berjalan sendiri-sendiri. Namun, saat bersatu, mereka adalah kekuatan yang harus diperhitungkan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Your Opinion Matters

Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.

Enter at least 30 characters
0 / 30

Thank You

Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.