TheJakartaPost

Please Update your browser

Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.

Jakarta Post

Pilih selamat, agar tak menyesal

Editorial board (The Jakarta Post)
Jakarta
Wed, August 9, 2023

Share This Article

Change Size

Pilih selamat, agar tak menyesal The Jakarta-Bandung high-speed train arrives in Tegalluar station in Bandung regency, West Java, during a trial run on June 22, 2023. (Antara/Bagus Ahmad Rizaldi)
Read in English

P

enundaan operasional kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan keputusan tepat yang dilakukan operatornya, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Sesungguhnya, proyek tersebut masih jauh dari siap untuk soft launching, yang ditetapkan akhir bulan ini. Tidak seharusnya membiarkan publik naik kereta baru tersebut jika sistemnya belum sempurna.

Di balik kondisi agar layak beroperasi, ada upaya luar biasa. Misalnya permintaan “izin operasional sementara” yang diajukan untuk kereta cepat tersebut. Tentu saja upaya tersebut tidak serta merta menghilangkan risiko dan kekurangan yang mungkin masih ada dalam proyek.

Ini bukan pertama kalinya proyek unggulan tersebut ditunda. Pemerintah awalnya berharap kereta cepat beroperasi pada 2018. KCIC sendiri, konsorsium perusahaan China dan Indonesia, telah dibentuk sejak 2015.

Jika nanti beroperasi, kereta kecepatan tinggi ini akan jadi yang pertama di ASEAN sekaligus membuktikan pengaruh dan kecerdasan teknologi China di kawasan Asia Tenggara. Oleh karena itu, bagaimanapun, seharusnya tidak ada toleransi terhadap kemungkinan terjadi insiden. Indonesia dan China tentu tidak mengharapkan ada kekacauan dalam proyek ini.

Dalam kunjungan Presiden Joko “Jokowi” Widodo ke China pada 27 Juli, kedua negara sepakat bahwa mereka yang terlibat dalam proyek kereta cepat harus habis-habisan berupaya memastikan agar proyek tersebut memenuhi standar tinggi dan berkualitas prima.

Hampir seminggu kemudian, Jokowi meminta para menteri agar tidak terburu-buru mengoperasikan light rail transit (LRT) Jabodetabek, lagi-lagi dengan alasan memprioritaskan keselamatan. LRT dianggap oleh banyak orang sebagai bukti lebih lanjut dari modernisasi transportasi umum negara. Pengoperasian LRT telah dijadwal ulang hingga akhir bulan ini.

Viewpoint

Every Thursday

Whether you're looking to broaden your horizons or stay informed on the latest developments, "Viewpoint" is the perfect source for anyone seeking to engage with the issues that matter most.

By registering, you agree with The Jakarta Post's

Thank You

for signing up our newsletter!

Please check your email for your newsletter subscription.

View More Newsletter

Akhirnya, jadwal pengoperasian kereta cepat pada 18 Agustus ditunda hingga awal bulan depan. Keputusan menunda uji coba gratis bisa dimaklumi, mengingat Kementerian Perhubungan baru memulai proses sertifikasi KA cepat Jakarta-Bandung pada 26 Juli, hanya tiga minggu sebelum tanggal peluncuran awal 18 Agustus.

Namun, dengan menundanya hingga September, artinya hanya ada waktu dua minggu untuk melanjutkan pengerjaan proyek tersebut. Timbul pertanyaan, apakah waktu tambahan tersebut cukup memadai, melihat besarnya skala pekerjaan yang belum selesai.

Para ahli berpendapat, jika proses sertifikasi kereta api konvensional saja membutuhkan waktu hingga dua bulan, secara logis, untuk kereta cepat pasti butuh waktu lebih lama lagi.

Lebih jauh, seandainya kereta cepat dijalankan sesuai rencana pada pertengahan Agustus, akan ada kendala akses dari dan ke stasiun bagi para penumpang. Letak stasiun memang jauh dari pusat kota.

Proses konstruksi sebagian besar stasiun masih berlangsung. Pembangunan stasiun Padalarang, yang paling dekat dengan pusat kota Bandung, baru selesai 70 persen saat KCIC mengumumkan penundaan peluncuran kereta cepat.

Meski kereta cepat akan diluncurkan pada September, merayakan keberhasilannya sekarang akan jadi terlalu cepat. Saat ini, pemerintah masih harus memikirkan cara mengoperasikan kereta setiap hari dan akhirnya berhasil membayar utang yang menggunung, yang telah terbagi menjadi 80 tahun konsesi.

Banyak yang meragukan jika kereta cepat dapat mencapai jumlah penumpang yang ditargetkan. Apalagi, pemerintah juga gencar membangun jalan tol, hingga sangat tidak mendukung tujuan proyek kereta cepat itu sendiri.

Sementara itu, para ahli yakin bahwa syarat agar kereta cepat layak secara ekonomi adalah meluaskan proyek hingga ke Surabaya di Jawa Timur. Belum ada tanda-tanda soal rencana ini sama sekali. Yang ada hanya pembangunan yang sedang berlangsung, yang telah mulur, makan waktu lama.

Pada akhirnya, kereta cepat Jakarta-Bandung akan menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia di tahun-tahun mendatang. Kita harus paham bahwa tidak ada quick win dalam mengembangkan proyek-proyek unggulan macam itu.

Merealisasikan sebuah proyek, terutama yang skalanya sangat besar, butuh perencanaan jangka panjang yang jelas. Lebih jauh, perlu kesabaran untuk menjalani semua proses dan menyelesaikannya tanpa mengorbankan standar, terutama standar keamanan, demi mengejar keuntungan politik semata.

Your Opinion Matters

Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.

Enter at least 30 characters
0 / 30

Thank You

Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.