ndonesia hadir di kompetisi aneka cabang olahraga Asian Games ke-19, yang saat ini berlangsung di Hangzhou, China, dengan semangat tinggi untuk mengantongi sebanyak mungkin medali.
Hingga Jumat sore, Indonesia berada di peringkat ke-12 perolehan medali, tujuh peringkat di bawah negara tetangganya di ASEAN, Thailand. Posisi ke-12 berhasil diraih setelah mendapat tiga medali emas dari cabang menembak dan wushu, tiga perak dari cabang wushu dan skateboard, serta 10 perunggu dari cabang menembak, dayung, tenis, dan wushu.
Meski perolehan medali Indonesia masih lumayan jauh dari target 12 emas, tim nasional yang terdiri dari 413 atlet tetap mengambil langkah cermat dan penuh perhitungan dalam upaya meraih medali di 30 cabang olahraga yang mereka ikuti.
Menembak, wushu, dan dayung tampak jadi olahraga favorit Indonesia, selain bulutangkis dan angkat besi. Cabang-cabang olahraga tersebut berhasil meraih medali. Para atlet menembak Indonesia menunjukkan kegigihannya saat kompetisi dimulai. Sedangkan perolehan medali untuk tenis dan skateboard, di sisi lain, adalah kejutan manis bagi tim nasional.
Muhammad Sejahtera Dwi Putra menjadi atlet Indonesia pertama yang meraih emas, saat ia menang dalam nomor 10 meter putra pada hari Senin. Di hari kedua, Putra meraih emas kedua di nomor lari campuran 10 meter, menjadikannya atlet Indonesia pertama yang meraih sepasang emas di Asian Games.
Emas ketiga datang dari Harris Horatius pada kompetisi wushu, di kelas nanquan and nangun putra di hari Selasa.
Indonesia meraih medali perak pertama Asian Games 2022 melalui atlet wushu Edgar Xavier Marvelo di nomor changquan putra. Sedangkan medali perunggu pertama diraih oleh Chelsea Corputty dan Mutiara Rahma Putri di nomor dayung ganda putri kelas ringan.
Perunggu terbanyak diraih Indonesia dari cabang olahraga dayung, dari nomor scull ganda putra lewat Ihram dan Memo, serta nomor beregu coxed eight putra lewat Rifqi Harits Taufiqurahman, Kakan Kusmana, Sulpianto, Rendi Setia Maulana, Asuhan Pattiha, Ferdiansyah Hafid, Denri Maulidzar Al-Ghiffari, Ardi Isadi, dan Ujang Hasbulloh.
Rabu kemarin, Indonesia meraih dua medali lagi. Dari cabang tenis, ganda putri Indonesia Aldila Sutjiadi dan Janice Tjen meraih perunggu. Sedangkan satu medali perak adalah dari skateboard, diraih Sanggoe Darma Tanjung di kelas men’s street.
Indonesia masih punya kesempatan di beberapa cabang olahraga lain di kompetisi empat tahunan tersebut, terutama di paruh kedua Asean Games.
Biasanya, bulutangkis adalah olahraga yang bisa diharapkan dimenangkan Indonesia. Namun pada Jumat pagi, tim nasional Indonesia telah melewatkan kesempatan untuk membawa pulang medali di kelas beregu putri setelah kalah dari tim tuan rumah 3-0 di babak pembukaan.
Para pebulutangkis Indonesia masih berharap ada peluang menang di kelas tunggal yang akan dimulai Senin minggu depan. Pada Asian Games 2018 yang digelar di Jakarta dan Palembang, Indonesia sebagai tuan rumah berhasil meraih dua medali emas di tunggal putra dan ganda putra, selain dua perak dan empat perunggu.
Olahraga favorit lainnya yang layak ditonton adalah angkat besi. Pada kompetisi sebelumnya, Indonesia mengantongi satu emas, satu perak, dan satu perunggu. Tahun ini, peraih medali Olimpiade Eko Yuli Irawan dan Rahmat Erwin Abdullah menjadi dua atlet angkat besi yang diharapkan membawa pulang medali dari kompetisi yang dimulai pada Sabtu ini.
Terakhir adalah olahraga panjat tebing yang lima tahun lalu berhasil memberi Indonesia tiga medali emas, dua perak, dan satu perunggu di kandang sendiri. Kali ini Indonesia menurunkan enam pendaki terbaiknya di Hangzhou dan disiapkan mengulangi lagi prestasi meraih medali saat kompetisi dimulai pada Selasa depan.
Mungkin masih terlalu dini untuk menilai kinerja tim nasional di Hangzhou secara keseluruhan. Yang jelas, target praturnamen untuk memenangkan 12 medali emas, atau delapan medali emas dalam minggu mendatang, adalah target yang tidak mudah. Di sisi lain, target macam itu jadi cara terbaik untuk mendorong atlet kita memamerkan kemampuan mereka. Dengan absennya cabang olah raga pencak silat, rasanya mustahil Indonesia bisa mengulangi sukses pengumpulan medali bersejarah, yaitu 31 emas seperti pada tahun 2018. Saat itu, 14 medali Indonesia berasal dari seni bela diri tradisional tanah air tersebut.
Bagaimana pun, setiap medali yang diraih atlet Indonesia sangatlah berarti. Kita boleh merasa bangga dan bersyukur atas semangat juang mereka.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.