Setiap tahunnya, tradisi mudik Idul Fitri memantik kemeriahan bagi lebih dari 230 juta umat Islam di Tanah Air.

Kemacetan lalu lintas yang parah, padatnya stasiun kereta api dan bandara, serta mahalnya tarif kereta dan biaya transportasi udara seringkali tak menyurutkan semangat masyarakat untuk melakukan perjalanan. Mereka rela menempuh jarak jauh menuju kampung halaman untuk merayakan hari raya bersama keluarga dan kerabat. Hal serupa juga terjadi di Tiongkok, yang warganya berupaya keras pulang ke rumah untuk berkumpul bersama keluarga saat Festival Musim Semi. Fenomena sama juga terjadi di Amerika Serikat sebelum Hari Thanksgiving.

Tahun ini, diperkirakan hampir tiga perempat penduduk Indonesia akan berada di jalanan untuk terlibat dalam gegap gempita setahun sekali tersebut. Angka pemudik tahun ini berpotensi menjadikan mudik 2024 sebagai yang terbesar yang pernah terjadi di Indonesia. Menurut perkiraan Kementerian Perhubungan, mayoritas pemudik masih lebih memilih melakukan perjalanan darat, baik dengan mobil pribadi, bus, atau sepeda motor.

Untuk mengurangi kemacetan, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan lalu lintas. Mulai dari rekayasa jalur satu arah hingga aturan ganjil genap yang mengatur arus mobil berdasarkan nomor platnya, sehingga mobil nomor ganjil dan nomor genap melintas bergantian, telah diberlakukan di jalan tol utama Pulau Jawa sejak Jumat 5 April.

Di Jawa Tengah, yang menjadi tujuan akhir bagi 30 persen pemudik, jalan tol yang belum selesai,  yang dibangun menghubungkan Surakarta dan Yogyakarta, telah dibuka untuk perjalanan siang hari selama ada arus mudik.

Pihak berwenang mengantisipasi lalu lintas yang padat dan berusaha memastikan bahwa para pemudik dapat melakukan perjalanan mereka seaman dan seefisien mungkin. Meski begitu, ruas jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) di Jawa Barat, yang baru beroperasi kurang dari setahun, harus ditutup sebagian pada Rabu malam. Penutupan dilakukan karena ada tanah longsor akibat hujan deras. Peristiwa itu mencederai dua orang, dan korban sampai harus dirawat di rumah sakit.

Kementerian Perhubungan memperkirakan bahwa lebih dari 193 juta orang, atau sekitar 71 persen penduduk Tanah Air, akan berpartisipasi dalam mudik tahunan kali ini.

Angka tersebut menunjukkan kenaikan sebesar 56 persen jika dibandingkan tahun lalu, kali pertama pemerintah mengizinkan arus mudik yang bebas dari pembatasan COVID-19. Pada 2023, sekitar 123,8 juta orang pulang ke kampung halaman mereka.

Tahun ini, puncak arus mudik diperkirakan akan terjadi pada Senin 8 April. Untuk membantu mengurangi kemacetan yang diprediksi terjadi mulai hari ini, pemerintah telah menghimbau para pemudik untuk melakukan perjalanan lebih awal. Pemerintah juga mengumumkan adanya cuti bersama selama empat hari. Artinya, secara efektif masyarakat Indonesia punya 10 hari libur, yaitu dari 6 hingga 15 April.

Secara keseluruhan, pemerintah berupaya agar arus mudik tahun ini lebih baik jika dibandingkan tahun lalu. Lebih jauh, diharapkan akan terjadi penurunan jumlah kecelakaan lalu lintas.

Tentu saja ada beberapa kekhawatiran terkait kelancaran arus mudik, juga adanya kejadian tidak terduga seperti peristiwa di Bocimi.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan akan terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang pada musim liburan kali ini. Masyarakat harus tetap waspada, karena curah hujan tingkat sedang pun masih bisa mengakibatkan banjir.

Polisi juga telah memberi peringatan khusus terkait bahaya pada pemudik pengendara sepeda motor yang membawa anak-anak. Pemerintah telah menyediakan bus gratis untuk mengangkut pemudik dan truk yang dapat membawa sepeda motor mereka sebagai alternatif transportasi. Semoga langkah pemerintah ini terbukti bermanfaat.

Idul Fitri adalah tentang tradisi dan reuni dengan keluarga, kerabat, dan teman. Jadi, wajar jika kita meminta pihak berwenang bekerja lebih keras demi keamanan perjalanan kita. Di sisi lain, mari mengajak sesama pemudik untuk bersama-sama menjaga agar perjalanan mudik berlangsung lancar dan menyenangkan.

Tentu saja masih banyak warga yang tidak punya kemewahan untuk merayakan hari raya bersama orang yang dicinta. Banyak personel polisi dan militer, pekerja medis di rumah sakit, petugas pemadam kebakaran, serta petugas SAR yang masih berjaga. Mereka disiagakan untuk mengantisipasi kejadian darurat, guna memastikan keselamatan dan kesejahteraan pemudik pasca-Ramadan. Mereka layak mendapatkan apresiasi setinggi-tingginya atas pengorbanan mereka tidak menikmati libur bersama keluarga.

Bagi Anda yang mudik di Idul Fitri tahun ini, selamat menikmati perjalanan dan semoga semua aman!