Kita telah sering menyaksikan bakat-bakat Indonesia diabaikan di dalam negeri dan justru diapresiasi di luar negeri.
ari dengan bangga bergabung bersama masyarakat Indonesia di seluruh negeri dan di seluruh dunia, yang membunyikan terompet tanduk untuk grup musik ternama Voice of Baceprot. Minggu lalu, grup musik tersebut mengukir sejarah dengan menjadi duta pertama dari Indonesia yang tampil di Festival Glastonbury, sebuah ajang musik yang terhormat, di Inggris.
Voice of Baceprot, atau VOB, adalah trio musisi metal muslimah, ditandai dengan hijab yang mereka kenakan. Mereka harus mendapatkan semua dukungan yang dibutuhkan untuk dapat mewakili suara Islam, juga suara Indonesia, yang kekinian. Mereka telah berhasil tampil di salah satu festival musik terbesar dan paling bergengsi di dunia.
Mayoritas masyarakat Indonesia menganut Islam. Namun, para cendekiawan Islam konvensional masih memperdebatkan jika Islam di Indonesia sebenarnya cukup ortodoks untuk disebut Islam. Alasannya, terutama, karena keunikan dalam mempraktikkan agama tersebut di negara ini.
Umat Islam Indonesia, yang merupakan populasi mayoritas di negara ini, berupaya memperluas pengaruh mereka, bahkan melampaui batas negara, demi berperan dalam dialog antarperadaban.
Memang benar, VOB telah menjalankan misinya untuk mematahkan prasangka yang beredar terkait Islam atau Indonesia.
Di dalam negeri, kelompok konservatif menolak musik mereka, karena tidak sesuai dengan citra perempuan muslim. Apalagi, genre yang mereka pilih adalah musik metal “dicap sebagai musik setan”. Namun, sambutan masyarakat terhadap ketiganya sangat hangat.
Grup band metal adalah minoritas di tanah air. Musisi rock perempuan merupakan populasi yang juga relatif kecil. Musisi rock perempuan dan berjilbab otomatis menjadi kelompok yang lebih kecil lagi.
Berasal dari kota kecil Garut di Jawa Barat, anggota VOB pertama kali bergabung pada 2014. Ketika itu, usia ketiganya baru 13 tahun. Mereka memilih menyalurkan energi muda mereka melalui heavy metal.
Keunikan mereka sebagai penyanyi heavy metal berhijab telah memikat ribuan headbanger, sebutan untuk penggemar musik metal. VOB telah tampil di berbagai media internasional, baik karena keunikan penampilan, maupun berkat kualitas musik mereka.
Selama bertahun-tahun, VOB telah mendapatkan respek dari musisi papan atas, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Setelah menjelajahi dunia dengan musiknya, VOB mendapati bahwa penonton asing selalu menyambut dan mengapresiasi mereka. Ketika menghadapi orang-orang yang peduli dengan topik seputar Islam dan hijab mereka, pentolan VOB Firda “Marsya” Kurnia mengatakan bahwa band ini akan menjawab skeptisisme tersebut dengan menjelaskan wajah Islam yang moderat di Indonesia.
Musik metal terbukti bisa menjadi wadah bagi seni dan budaya Indonesia untuk mengukir nama di kancah dunia. Musik yang bagai menggedor jantung itu punya pengaruh luar biasa di negara ini. Aliran metal telah lama menjadi sangat populer. Pada Mei, sekitar 38.000 penggemar metal menghadiri Hammersonic, yang dijuluki sebagai festival musik heavy metal tahunan terbesar di Asia Tenggara.
VOB mewakili generasi terkini musisi Indonesia yang diapresiasi di luar negeri.
Lagu yang dibawakan band ini menggelegar, dan pesan yang disampaikan sangat penting. Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Malala Yousafzai termasuk di antara mereka yang memuji keberanian VOB dalam menghadapi kritik dan serangan dari kelompok agama konservatif.
“Para anggota VOB percaya bahwa musik adalah cara terbaik untuk mengatasi permasalahan yang mereka saksikan di negara mereka, serta terjadi di seluruh dunia,” tulis organisasi nirlaba Malala Fund. “Kami tidak ingin generasi setelah kami tetap berada dalam sistem atau cara berpikir yang salah.”
Berkali-kali, kita telah menyaksikan talenta-talenta Indonesia, yang sering diabaikan di dalam negeri tetapi dihargai di luar negeri, dapat mewakili bangsa. Mereka didengar di seluruh dunia.
Seniman-seniman kita punya potensi besar. Mereka berbakat dalam beragam bidang, seperti musik, film, sastra, dan seni visual, dan masih banyak lagi.
Kita tidak harus melangkah di jalur yang biasa, dan sering kali melelahkan, agar nama kita diakui dan suara kita didengar di panggung dunia. Ada banyak cara agar menjadi dihormati di kancah internasional, dan beberapa pilihan langkah yang ditempuh mungkin sangat tidak biasa. Mari secara tulus mendukung rekan-rekan se-Indonesia yang telah bekerja keras dalam menggaungkan nama ibu pertiwi di dunia.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.