TheJakartaPost

Please Update your browser

Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.

Jakarta Post

Mental Juara

Budaya mencintai permainan sepak bola di Spanyol dan negara-negara lain, berhasil membangun tim yang kuat dan menghasilkan pemain-pemain yang dilatih di dalam negeri.

Editorial board (The Jakarta Post)
Jakarta
Sat, July 20, 2024 Published on Jul. 19, 2024 Published on 2024-07-19T21:24:36+07:00

Change text size

Gift Premium Articles
to Anyone

Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Mental Juara Spanish forward Lamine Yamal (left) and midfielder Nico Williams celebrate on the podium after winning the UEFA Euro 2024 final soccer match between Spain and England at the Olympia stadion in Berlin, Germany on July 14, 2024. (AFP/Adrian DENNIS)
Read in English

P

ada 12 Juli, dalam sesi wawancara usai pertandingan, setelah masuk babak final Wimbledon untuk kedua kalinya, berturut-turut, jagoan tenis Spanyol Carlos Alcaraz secara bergurau mengatakan, “Hari Minggu ini akan jadi hari baik bagi masyarakat Spanyol.” Selorohannya mengundang tawa dan ejekan dari penonton yang memadati lapangan tengah All England Lawn Tennis and Croquet Club di Wimbledon, London.

Ia merujuk pada pertandingan finalnya melawan Novak Djokovic, juga pertarungan tim sepak bola nasional Spanyol melawan Inggris untuk memperebutkan trofi Piala Eropa.

Ternyata Alcaraz tidak bercanda. Dia kemudian mendominasi pertarungan yang jadi favorit selama berabad-abad itu, dan menang dalam dua set pertandingan. Ia membawa pulang gelar Wimbledon keduanya, sekaligus gelar Grand Slam keempatnya dalam dua tahun terakhir. Mengingat usianya yang masih muda, 21 tahun, ia berpeluang bagus untuk mengumpulkan lebih banyak gelar Grand Slam dan mengalahkan rekor luar biasa 24 gelar yang dimiliki Djokovic.

Hanya beberapa jam setelah Alcaraz mengangkat trofi juara, tim Spanyol mengalahkan Inggris di final Euro 2024 di Olympiastadion di Berlin. Ini menjadi gelar juara Piala Eropa keempat kali bagi Spanyol. Trofi tersebut menjadi pelengkap sempurna penampilan tim Spanyol. Selama sebulan turnamen empat tahunan tersebut, Spanyol memenangkan seluruh pertandingan.

Kemenangan Spanyol di Piala Eropa hanya membuktikan bahwa regenerasi talenta sepak bola di negara tersebut berjalan baik. Tim yang menjadi pemenang tahun ini terdiri dari para pemain generasi baru, yang namanya belum pernah muncul sebelumnya. Mereka, kecuali Jesus Navas, bahkan belum terdengar ketika Spanyol terakhir kali menjadi juara Eropa pada 2012.

Kisah serupa terjadi pada Alcaraz. Ia mewakili generasi baru petenis Spanyol yang kini mengikuti jejak Rafael Nadal. Nadal adalah pemenang 22 gelar Grand Slam, termasuk rekor 14 gelar di Prancis Terbuka.

Viewpoint

Every Thursday

Whether you're looking to broaden your horizons or stay informed on the latest developments, "Viewpoint" is the perfect source for anyone seeking to engage with the issues that matter most.

By registering, you agree with The Jakarta Post's

Thank You

for signing up our newsletter!

Please check your email for your newsletter subscription.

View More Newsletter

Kesuksesan Spanyol di bidang olahraga, khususnya sepak bola, bukanlah hal mengejutkan. La Liga, liga sepak bola utama di Spanyol, adalah salah satu liga terbaik dunia. Bahkan bisa dibilang, La Liga adalah salah satu liga yang secara komersial paling menguntungkan. Liga ini telah menghasilkan juara Eropa dan juara dunia, sehingga menjadi tujuan impian bagi para pemain terbaik dari seluruh dunia, selain Liga Utama Inggris.

Seperti halnya tim sepak bola kuat lainnya, Spanyol kini menuai hasil yang mereka tabur selama ini. Tim juaranya merupakan buah kerja keras, kesabaran, dan konsistensi dalam membangun sebuah tim sejak dini.

Orang Spanyol tidak hanya menyukai sepak bola. Mereka mencintai, bahkan bisa dibilang tergila-gila, pada olahraga itu. Jersey tim nasional Spanyol terlihat hampir di seluruh pelosok kota. Para orang tua sangat antusias menonton dan mendukung anak-anak mereka bermain di turnamen sepak bola.

Sepak bola telah berkembang dengan baik di Spanyol berkat organisasi yang kuat dan efisien. Sepak bola di tingkat sekolah bisa jadi hanya melibatkan sedikit petugas di balik layar. Namun, khusus untuk program latihan, sekolah mungkin mempekerjakan lusinan pelatih, sehingga masing-masing dari pelatih itu dapat fokus pada beberapa pemain.

Anak-anak dibiasakan berkompetisi sejak dini, dengan mengikuti turnamen berbagai kelompok umur. Secara alami, mereka belajar dan tumbuh dalam lingkungan yang kompetitif, sebuah ekosistem yang mereka butuhkan sebelum pindah ke klub.

Budaya mencintai sepak bola telah membantu Spanyol dan negara-negara lain membangun tim yang kuat dan memunculkan pemain lokal.

Indonesia punya antusiasme serupa terkait sepak bola. Indonesia juga gudang bakat-bakat jempolan. Memang, tidak adil jika membandingkan Indonesia dengan Spanyol, tempat sepak bola telah mengakar selama lebih dari satu abad. Namun, Spanyol menjadi contoh yang bisa ditiru Indonesia dalam mengembangkan bakat sepak bola tanah air.

Buktinya, Indonesia saat ini menunjukkan ketangguhannya di Asia Tenggara, bahkan di Asia. Tim nasional junior sudah menang di beberapa turnamen kelompok umur dan mencapai semifinal Piala Asia untuk pertama kalinya tahun ini. Meski sebagian kemenangan itu terjadi berkat pemain naturalisasi.

Belajar dari tim-tim juara dunia, membangun mental juara adalah kunci kesuksesan. Atlet putra dan putri yang hebat muncul sebagai pemenang karena mereka mendorong diri mereka sendiri untuk selalu menjadi lebih baik dari hari ke hari.

Your Opinion Matters

Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.

Enter at least 30 characters
0 / 30

Thank You

Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.

Share options

Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!

Change text size options

Customize your reading experience by adjusting the text size to small, medium, or large—find what’s most comfortable for you.

Gift Premium Articles
to Anyone

Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!

Continue in the app

Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.