TheJakartaPost

Please Update your browser

Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.

Jakarta Post

Erick dan pertaruhan program naturalisasi

Indonesia bisa jadi akhirnya mencatat sejarah baru di dunia sepak bolanya, jika tim putra berhasil mencapai putaran final Piala Dunia 2026. Tetapi, sejarah baru ini kemungkinan akan mengorbankan bakat lokal, mengingat saat ini sebagian besar pemain adalah peserta program naturalisasi.

editorial board (The Jakarta Post)
Jakarta
Sat, April 5, 2025 Published on Apr. 4, 2025 Published on 2025-04-04T08:17:12+07:00

Change text size

Gift Premium Articles
to Anyone

Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Erick dan pertaruhan program naturalisasi Indonesia midfielder Marselino Ferdinan (left) and winger Ragnar Oratmangoen (right) embrace forward Ole Romeny while celebrating the team’s first goal against Bahrain on March 25, 2025, during the 2026 FIFA World Cup Asian qualifier match at the Gelora Bung Karno Main Stadium in Senayan, Jakarta. (Reuters/Ajeng Dinar Ulfiana)
Read in English

 

Bagi Erick Thohir, ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), tidak ada negosiasi, tim nasional harus lolos ke Piala Dunia 2026. Hal itu menjelaskan alasan mengapa di bawah pengawasannya, PSSI bagai tak kenal lelah dalam memburu pemain naturalisasi yang dapat mewujudkan impian lama Indonesia itu.

Kabarnya, PSSI telah berunding dengan pemain sayap dari klub Belanda Utrecht, Miliano Jonathans. Juga dengan bek kiri dari klub Fenerbahce Turki, Jayden Oosterwolde,  serta bek tengah Ajax Belanda, Tristan Gooijer, yang sekarang dipinjamkan ke Zwolle. PSSI berharap dapat menaturalisasi tiga pemain Belanda tersebut sebelum Indonesia berhadapan dengan Tiongkok. Tim Indonesia dijadwalkan menjamu tim Tiongkok pada 5 Juni di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Pertandingan itu merupakan pertarungan penentuan. 

Tim nasional yang sebagian besar anggotanya adalah pemain naturalisasi telah menjaga harapan untuk mencapai babak Piala Dunia pertama bagi Indonesia. Harapan terpantik setelah mengalahkan Bahrain pada 25 Maret, berkat gol kemenangan dari Ole Romeny pada menit ke-24. Ole adalah rekrutan baru. 

Indonesia berada di peringkat keempat, setelah Arab Saudi di Grup C kualifikasi Asia. Tim nasional mendapat 9 poin setelah dua kali menang, tiga kali seri, dan tiga kali kalah.

Viewpoint

Every Thursday

Whether you're looking to broaden your horizons or stay informed on the latest developments, "Viewpoint" is the perfect source for anyone seeking to engage with the issues that matter most.

By registering, you agree with The Jakarta Post's

Thank You

for signing up our newsletter!

Please check your email for your newsletter subscription.

View More Newsletter

Jepang sebagai pemimpin grup telah mengamankan tempat di putaran final Piala Dunia tahun depan. Posisi itu diraih berkat keunggulannya yang tak tergoyahkan mengumpulkan 20 poin, menyisakan dua pertandingan, termasuk pertandingan melawan Indonesia pada 10 Juni di Osaka.

Australia, yang menang telak setelah mengalahkan Indonesia 5-1 pada 20 Maret lalu, berada di posisi kedua dengan 13 poin. Namun, untuk finis di posisi kedua dalam grup dan mencapai putaran final 2026, Indonesia harus mengalahkan Jepang pada 5 Juni di Perth, sekaligus harus menahan imbang Arab Saudi dalam laga di kendang lawan pada 10 Juni. 

Perjalanan menuju Piala Dunia FIFA 2026, yang menjadi kegiatan dengan tiga negara penyelenggara yaitu Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, menjadi perjalanan yang panjang dan berliku bagi Indonesia. Tetapi, di atas kertas, masuk ke ajang Piala Dunia adalah impian yang dapat diraih, asalkan mengalahkan Tiongkok dan finis setidaknya di posisi keempat dalam grup.

Tim ketiga dan keempat Grup C akan bergabung dengan tim dari dua grup Asia lain yang lolos dalam babak playoff. Mereka akan dibagi menjadi dua grup yang masing-masing terdiri dari tiga tim, dan akan bertanding di suatu tempat netral.

Sementara pemenang grup langsung lolos ke Piala Dunia, juara kedua atau tim runner-up akan saling bertemu dalam dua kali laga, yaitu dalam pertandingan di negeri sendiri serta di negara tim lawan. Sang pemenang akan menghadapi babak playoff lain, melawan tim dari konfederasi lain, demi memperebutkan tiket ke turnamen empat tahunan tersebut.

Naturalisasi tidak melanggar aturan badan sepak bola dunia FIFA. Dan naturalisasi telah menjadi praktik umum yang dilakukan banyak federasi sepak bola nasional, termasuk di negara-negara Asia Tenggara. Cabang olahraga Olimpiade lainnya juga mengenal sistem naturalisasi.

Sejak 2023, PSSI di bawah pimpinan Erick telah menaturalisasi 19 pemain. Dari jumlah itu, banyak di antaranya kini menjadi tulang punggung tim nasional. Pemerintah telah membantu dengan mempercepat proses naturalisasi, satu hal yang sulit dilakukan sebagian besar orang asing yang ingin memperoleh kewarganegaraan Indonesia.

Kita tidak tahu soal ada tidaknya kesepakatan pribadi antara PSSI dan masing-masing pemain yang dinaturalisasi. Namun, kontribusi mereka nyata. Indonesia kini menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang maju berlaga untuk mendapatkan tiket ke putaran final Piala Dunia.

Tetapi, berapa mahal langkah itu? 

Piala Dunia di Indonesia telah direduksi menjadi iming-iming politik, praktik yang hasilnya  menghalalkan segala cara. Mencapai putaran final Piala Dunia tahun depan akan menentukan kinerja Erick sebagai ketua PSSI. Bahkan, bisa jadi menentukan juga kinerjanya sebagai menteri badan usaha milik negara. Bagaimana pun, PSSI bertanggung jawab untuk menciptakan lahan subur bagi bakat-bakat sepak bola masa depan untuk bersaing di tingkat internasional, termasuk berlaga di Piala Dunia.

Kebijakan naturalisasi PSSI mungkin akan dihentikan saat masa jabatan Erick berakhir pada 2027. Dan saat itulah tim nasional harus tetap mempertahankan prestasinya. Mereka harus terus jaya di tahun-tahun mendatang. Sebetulnya, kunci keberhasilan PSSI adalah trategi besar jangka panjang yang butuh kerja keras dan ketekunan. Langkah itu akan membangun sebuah tim tangguh seperti Jepang atau Korea Selatan.

Mengandalkan pemain naturalisasi yang notabene keturunan mantan penjajah, meskipun sementara, mungkin terdengar ironis bagi sebagian orang. Tetapi kita bisa singkirkan pikiran sinis macam itu saat Indonesia mencapai impian masuk kualifikasi Piala Dunia. Meski begitu, kita tidak bisa memaafkan PSSI karena mengabaikan pengembangan bakat-bakat dari dalam negeri.

Mari kita lihat apakah pertaruhan Erick berhasil. Jika tidak, ia harus menanggung akibatnya. 

Your Opinion Matters

Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.

Enter at least 30 characters
0 / 30

Thank You

Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.

Share options

Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!

Change text size options

Customize your reading experience by adjusting the text size to small, medium, or large—find what’s most comfortable for you.

Gift Premium Articles
to Anyone

Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!

Continue in the app

Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.