residen Joko “Jokowi” Widodo pada Kamis menyelesaikan pertemuan bilateral dengan Presiden China Xi Jinping, menghasilkan sejumlah kesepakatan perdagangan dan investasi terkait rencana pembangunan ibu kota, kerja sama kesehatan, serta rencana untuk memperkuat hubungan strategis dengan Beijing.
Menurut jadwal, Jokowi akan berada di Chendu, China, selama dua hari. Chengdu adalah kota terpadat keempat di China. Di sana, Jokowi diharapkan dapat menawarkan peluang investasi di industri mineral kritis Indonesia kepada para pebisnis China.
Kunjungan Presiden tersebut juga bertepatan dengan peringatan 10 tahun kemitraan komprehensif strategis China-Indonesia.
Berbicara kepada pers menjelang penerbangannya dari Bandara Internasional Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur, Presiden mengatakan dia akan membicarakan sejumlah topik dengan Presiden China, mulai dari investasi dan proyek strategis, hingga perdagangan dan kesehatan. Selain itu, diskusi tetap akan menyentuh masalah regional dan global.
“China adalah mitra perdagangan dan investasi terbesar bagi Indonesia,” kata Jokowi kepada wartawan.
Untuk membantu negara mewujudkan rencana menjadi negara berpenghasilan tinggi dalam dua dekade mendatang, pemerintah telah mengintensifkan hubungan dengan Presiden Xi. China tetap dianggap sebagai mitra pembangunan yang andal meskipun ada masalah utang dan penundaan proyek.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, program yang penting adalah hilirisasi sektor mineral kritis Indonesia. Program tersebut berupaya mengubah negara ini menjadi pusat produksi baterai kendaraan listrik (electric vehicle atau EV) karena permintaan global untuk produk tersebut terus meningkat.
Sebelumnya, para pejabat senior mengatakan bahwa perjalanan ke China akan digunakan untuk menawarkan kerja sama langsung, dengan mekanisme insentif baru untuk bisnis China. Indonesia berharap mendapat investasi dari BYD, raksasa EV lokal China.
Kamis kemarin, Presiden mengulangi lagi penjabaran rencana itu. “Saya akan bertemu CEO dari berbagai perusahaan di China yang telah atau sedang berencana untuk berinvestasi di Indonesia, terutama untuk hilirisasi sektor industri seperti petrokimia, energi terbarukan, dan kesehatan,” katanya. Jokowi menegaskan bahwa EV akan menjadi salah satu poin pembicaraan. Dalam pertemuan bilateral, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan kedua pemimpin sedang menjajaki cara untuk meningkatkan hubungan ekonomi mereka. Mereka sepakat bahwa masih banyak potensi yang belum dimanfaatkan untuk kolaborasi di masa depan, meskipun Beijing telah menjadi investor terbesar kedua bagi Jakarta.
“[Mereka] fokus pada kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan, yang mempertimbangkan tenaga kerja lokal sekaligus ramah lingkungan,” kata Retno. Ia secara halus merujuk pada kritik atas proyek Indonesia-China yang ada.
Pabrik peleburan nikel China di Morowali, Sulawesi Tengah, telah memicu kemarahan masyarakat lokal sejak didirikan pada 2021. Para aktivis menuduh pabrik menyebabkan degradasi lingkungan, juga melihat kondisi kerja yang buruk. Di bulan Januari, bentrokan pecah antara pekerja lokal dan warga negara China.
Kedua pemimpin juga membahas isu-isu regional dan global yang menjadi perhatian bersama. Di antaranya, terdapat bahasan tentang kerja sama Indo-Pasifik dan dukungan China terhadap sentralitas ASEAN.
“Presiden mengatakan, persaingan di antara kekuatan besar harus dikelola agar tidak menimbulkan konflik yang merugikan bagi wilayah ini. Beliau menyambut baik dimulainya kembali komunikasi antara China dan Amerika Serikat,” ujar Retno.
Sekretarian Presiden mengeluarkan pernyataan, bahwa usai bertemu Xi, Presiden menyaksikan penandatanganan protokol kemudahan persyaratan ekspor Indonesia, rencana aksi kerja sama kesehatan, kesepakatan penelitian bersama, dan transfer pengetahuan dalam perencanaan ibu kota.
Di pihak China, seperti dilaporkan oleh media resmi negara China Daily, Xi mengatakan China bersedia untuk "memprakarsai mekanisme dialog 'two- plus-two' untuk menteri luar negeri dan pertahanan" serta membangun "rasa saling percaya strategis tingkat tinggi".
Aliansi strategis
Menarik pabrikan China terbukti bermanfaat mendukung rencana pengembangan EV Indonesia. Lebih jauh, kelompok pebisnis Indonesia telah mencatat bahwa dukungan Beijing dalam industri EV akan memberi Jakarta dorongan yang sangat dibutuhkan untuk mewujudkan rencana negara terkait hilirisasi komoditas selain nikel.
Dalam beberapa tahun terakhir, para pejabat di Jakarta telah memperjelas rencana mereka terkait nikel. Pengolahan nikel di dalam negeri hanyalah titik awal untuk sebuah rencana hilirisasi yang lebih besar, yang akan melibatkan mineral penting lainnya yang melimpah di Indonesia, seperti bijih besi, bauksit, timah, dan aluminium.
Rencana ini akan membutuhkan ekosistem industri baru, yang pembangunannya pada gilirannya akan membutuhkan dukungan eksternal yang luar biasa besar seperti transfer teknologi dan pertukaran ilmu. Menurut para analis, keduanya saat ini tidak tersedia, tetapi dapat diperoleh dengan bantuan China.
“Kami harap China dapat menjadi mitra yang lebih kuat untuk ekosistem ini, sehingga kita dapat menjadi bagian dari rantai nilai globalnya,” kata Bernardino Vega, wakil ketua hubungan internasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. “China adalah kekuatan ekonomi besar yang tidak boleh kita abaikan.”
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.