iga relawan Indonesia yang menjalankan misi kemanusiaan kritikal dengan membantu di Jalur Gaza telah bersumpah akan tetap berada di wilayah Palestina yang diblokade, di tengah serangan Israel yang sedang berlangsung. Hal itu diungkap oleh Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi pada hari Jumat. Sejauh ini, operasi evakuasi yang dipimpin negara telah masuk hari ketiga, dan belum mencapai sukses maksimal.
Pengepungan di Gaza, yang dimulai hampir sebulan lalu sebagai respon brutal terhadap serangan kelompok militan lokal Hamas, telah mempersulit evakuasi warga negara asing. Pasalnya, terjadi pemboman yang targetnya tak pandang bulu di wilayah yang dijuluki sebagai kamp tahanan terbuka yang terbesar di dunia. Upaya Indonesia untuk menyelamatkan 10 warga negaranya serta anggota keluarga Palestina mereka pun menghadapi rintangan. Selama ini, Indonesia tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel.
Berbicara kepada pers pada hari Jumat, Retno mengumumkan bahwa satu keluarga telah berhasil dievakuasi. Keluarga tersebut terdiri dari lima orang dengan kepala keluarga bernama Abdillah Onim, 44 tahun. Mereka telah berhasil masuk Mesir melalui jalur darat dari Gaza, dengan bantuan tim dari KBRI Kairo.
Sementara itu, keluarga lain yang beranggotakan empat orang, dikembalikan ke perbatasan Rafah antara Mesir dan Israel karena “masalah administratif”. Keluarga tersebut akan mencoba melintas lagi pada hari Jumat.
“Selain dua keluarga WNI tersebut, [...] ada juga tiga orang relawan Indonesia yang tergabung dalam MER-C [the Medical Emergency Rescue Committee atau Komite Penyelamatan Darurat Medis] yang tinggal di Gaza bagian utara, di sekitar Rumah Sakit (RS) Indonesia,” ungkap Menlu. “Kami sudah menghubungi ketiganya sejak awal, dan berdasarkan korespondensi kami, mereka memutuskan untuk tetap di Gaza. Kami akan terus menjaga agar jalur komunikasi kami dengan mereka tetap lancar,” tambahnya.
MER-C telah memimpin operasi kemanusiaan di Jalur Gaza selama lebih dari 14 tahun. Para relawan menyerahkan paket pertolongan pertama dari masyarakat Indonesia pada 19 Oktober lalu. Paket tersebut terdiri dari perlengkapan medis untuk RS Indonesia dan makanan untuk para petugas di garda depan yang merawat banyak korban serangan Israel yang tak ada habisnya.
Pada Jumat, Sarbini Abdul Murad, ketua komite tetap di MER-C, menegaskan kembali instruksinya bahwa tim di Gaza akan tetap menunjukkan solidaritas pada warga Palestina yang menolak mengungsi. Ia pastikan bahwa Fikri Rofiul Haq, Farid Zanzabil, dan Reza Aldillah Kurniawan akan tetap berkiprah di lapangan meski tantangan semakin berat. Fikri dan Farid, di usia awal 20-an, adalah mahasiswa Universitas Gaza. Sedangkan Reza, usia sekitar 25 tahun, adalah lulusan baru.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.