erusahaan swasta lokal menyerukan perubahan dalam pengelolaan listrik negara, yang saat ini dimonopoli perusahaan listrik milik negara PLN. Para pebisnis khawatir bahwa dominasi PLN menghambat pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
Pemerintah telah menetapkan bahwa pada 2025 kontribusi energi terbarukan harus memenuhi setidaknya 23 persen dalam total bauran energi di Indonesia.
Namun, realisasi peningkatan penggunaan energi terbarukan terbilang lambat. Tahun lalu, menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, kontribusi energi terbarukan dalam bauran energi hanya mencapai sekitar 12,3 persen.
Sejak 2019, kapasitas energi terbarukan Indonesia hanya tumbuh sekitar 2 gigawatt (GW). Artinya hanya kira-kira seperempat dari jumlah yang harus ditambahkan negara untuk mencapai target bauran energi 2025. Data tersebut berasal dari Institute for Essential Services and Reform (IESR). IESR adalah lembaga think tank bidang energi dan lingkungan yang mendorong transformasi penggunaan energi rendah karbon.
Mantan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis lalu, bahwa lambatnya kemajuan peningkatan penggunaan energi terbarukan disebabkan banyaknya investasi dalam energi terbarukan yang tidak layak secara komersial. Adanya PLN sebagai satu-satunya pembeli listrik menjadi salah satu faktor dalam hal ini.
Beberapa dorongan dari dunia usaha menemui kendala, salah satunya karena listrik negara saat ini sudah melebihi kapasitas. Padahal sebagian besar listrik tersebut dihasilkan dari pembangkit listrik dengan tenaga batu bara. Tantangan lain adalah karena pemerintah telah menetapkan batas maksimum tarif listrik.
Hariyadi setuju jika PLN mengurangi monopoli terhadap listrik. Menurutnya, perusahaan milik negara itu perlu membagi ruang lingkup bisnisnya dengan sektor swasta, termasuk memungkinkan pebisnis berperan lebih besar dalam pembangunan pembangkit listrik.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.