enurut data dari Pemerintah, dorongan untuk mengembangkan industri pengolahan mineral telah mendorong investasi sebesar Rp 151,7 triliun ($9,53 miliar dolar Amerika) tahun ini, untuk pembangunan smelter nikel, pengolahan tembaga, dan lainnya. Namun, Kementerian Perindustrian mengatakan bahwa investasi di industri petrokimia masih di bawah standar.
"Saya rasa masih kurang [optimal]," ujar Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dalam sebuah konferensi pers pada 20 Oktober. Ia mencatat bahwa industri petrokimia Indonesia masih bergantung pada negara lain untuk mendapatkan bahan baku.
Investasi untuk membangun fasilitas pengolahan petrokimia di Indonesia hanya mencapai Rp31,6 triliun tahun ini. Jumlah tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan investasi hilir di bidang kehutanan dan pertanian.
Kepala Pusat Pangan, Energi, dan Pembangunan Berkelanjutan (head of the Center of Food, Energy and Sustainable Development) di Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Abra Talattov menjelaskan bahwa dorongan pemerintah untuk hilirisasi industri di sektor petrokimia terhambat oleh tingginya risiko dalam proyek-proyek berskala besar.
Menurut Abra, negara-negara seperti China memiliki keunggulan dalam industri ini. Hal ini berarti perusahaan-perusahaan kimia Indonesia yang ingin memperluas operasi mereka mungkin akan kesulitan bersaing di pasar, yang menurut mereka, baru.
"Itulah alasan mengapa begitu banyak produk petrokimia membanjiri pasar lokal," kata Abra kepada The Jakarta Post pada hari Jumat (27 Oktober).
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan perusahaan petrokimia terkemuka di Indonesia Chandra Asri menunjukkan bahwa Indonesia masih bergantung pada impor bahan untuk perusahaan petrokimia segmen tengah dan hilir semacam olefin, polietilena, dan polipropilena, untuk memenuhi permintaan domestik. Indonesia membutuhkan impor sekitar 33 persen untuk olefin, 42 persen untuk polietilena, dan 57 persen untuk polipropilena.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.