Para analis mengatakan bahwa perjanjian tersebut tidak dilandasi kemauan kuat yang dibutuhkan untuk transisi energi yang adil di Indonesia. Lebih jauh, para analis mengkhawatirkan biaya yang tinggi dan negosiasi yang rumit, yang menghambat kemajuan.
Konferensi global terpenting tentang perubahan iklim COP29 menghasilkan komitmen dari negara-negara maju untuk mendanai inisiatif perubahan iklim di negara-negara berkembang. Nilai komitmen tersebut sebesar $300 miliar dolar Amerika per tahun, tetapi tanpa kejelasan soal cara tepatnya agar Indonesia dapat memanfaatkan pendanaan tersebut.
Paket pendanaan iklim adalah hasil yang disepakati dalam menit-menit terakhir negosiasi alot saat Konferensi Para Pihak ke-29 dalam Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim (29th Conference of the Parties to the United Nations Framework Conference on Climate Change atau COP29) di Baku, bulan lalu.
Para analis berpendapat bahwa perjanjian tersebut tidak dilandasi kemauan kuat yang dibutuhkan untuk mendukung transisi energi yang adil, yang dicita-citakan Indonesia. Analis pun mencemaskan tingginya biaya dan rumitnya negosiasi yang menghambat kemajuan.
Purnomo Yusgiantoro, penasihat Presiden Prabowo Subianto untuk bidang energi, mengingatkan bahwa mengamankan pendanaan internasional, dari bank pembangunan multilateral (MDB) untuk komitmen COP29, bukanlah hal yang mudah. "Selalu ada trade-off," katanya, Jumat lalu, di acara Bloomberg Technoz Ecofest di Jakarta. Ia ingatkan bahwa mungkin ada aset nasional atau ada kepentingan nasional lain yang dilibatkan. "Pemerintah harus merinci pekerjaannya dan bernegosiasi secara menyeluruh dalam hal ini."
Di sela-sela COP29, utusan khusus presiden Hashim Djojohadikusumo mengatakan bahwa Presiden Prabowo berkomitmen untuk menghasilkan tambahan 100 gigawatt listrik dalam 15 tahun ke depan. Dari jumlah tambahan listrik tersebut, 75 persen di antaranya akan berasal dari sumber terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari, tenaga air, panas bumi, serta energi nuklir.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.